er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Tips Buat Guru Saat Mengajar Disekolah

Mengajar Banyak Murid
Sebentar lagi sekolah dimulai dan untuk para rekan-rekan pengajar harus mempersiapkan diri untuk mengajar kelas dengan jumlah murid yang bervariasi. Kelas yang terdiri dari beberapa murid saja akan lebih mudah untuk diatur, sedangkan apabila murid berjumlah banyak, seorang guru harus mempersiapkan strategi agar materi yang diajarkan dapat diterima dan dimengerti oleh seluruh murid.

Pada saat tahun ajaran baru dimulai, cobalah untuk menumbuhkan dan menciptakan suatu sikap belajar yang baik di antara guru dengan murid. Jelaskan pula beberapa aturan yang jelas dan dapat dimengerti oleh murid, seperti:

* Mereka harus belajar dalam suasana tenang.
Berikan pengertian bahwa suasana belajar dan mengajar yang tenang akan membantu guru untuk dapat mengajar dengan baik dan murid mengerti pelajaran yang diajarkan.
* Murid boleh berbicara, bicara dengan volume suara kecil; tidak menganggu proses belajar mengajar.
Berikan pengertian bahwa disaat guru menerangkan, murid hendaknya mendengarkan. Namun apabila keadaan mendesak dan murid harus berbicara dengan teman sebelahnya, sebaiknya dilakukan dengan berbicara pelan.
* Bagi murid yang sudah mengerjakan tugasnya, sibukkan mereka dengan membaca buku.
Saat murid sudah selesai mengerjakan tugas kelasnya, berikan tugas lain kepada mereka seperti membaca buku. Dengan demikian mereka tidak akan mengganggu murid lain yang belum selesai.
* Pergunakan suasana diluar kelas untuk menghindari kebosanan murid di dalam kelas.
Kegiatan ini dapat dilakukan sekali-sekali agar kegiatan belajar menjadi tidak monoton. Caranya ajak sebagian murid keluar kelas dan ajarlah mereka di udara terbuka sedangkan sebagian murid lainnya tetap ada di kelas. Setelah beberapa saat lakukan hal ini bergantian dengan kelompok yang ada didalam kelas. Cara ini sebaiknya dibantu dengan asisten pengajar sehingga murid tetap terkontrol.
* Manfaatkan belajar kelompok.
Buatlah beberapa kelompok yang terdiri dari 5 sampai 8 murid. Tunjuk seorang ketua dalam masing-masing kelompok untuk bertanggungjawab atas kelompoknya. Dengan demikian dapat membantu guru memonitor situasi belajar mengajar.

Semoga tips diatas membantu dan "Selamat memulai tahun ajaran baru!"
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

Ciri TK atau Anak Prasekolah

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma- norma kelompok, moral, dan tradisi. Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat.Dalam proses perkembanganya ada ciri- ciri yang melekat dan menyertai anak- anak tersebut. Menurut Snowman (1993 dalam Patmonodewo, 2003) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya ada TK. Ciri-ciri yang dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.

1) Ciri Fisik Anak Prasekolah Atau TK. Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya. a) Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan atau kontrol terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. b) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak. c) Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang rumit seperti misalnya, mengikat tali sepatu. d) Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada obyek-obyek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih kurang sempurna. e) Walaupun tubuh anak lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak (soft). Hendaknya berhati-hati bila anak berkelahi dengan teman-temannya, sebaiknya dilerai, sebaiknya dijelaskan kepada anak-anak mengenai bahannya. f) walaupun anak lelaki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengkritik anak lelaki apabila ia tidak terampil, jauhkan dari sikap membandingkan anak lelaki-perempuan, juga dalam kompetisi ketrampilan seperti apa yang disebut diatas.

2) Ciri Sosial Ciri Anak Prasekolah atau TK a) Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat berganti, mereka umumnya dapat cepat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda. b) Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terorganisasi secara baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti-ganti. c) Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar. Parten (1932) dalam social participation among praschool children melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, dapat membedakan beberapa tingkah laku sosial: a) Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun. b) Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara. c) Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama. d) Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung. e) Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri. f) Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.

3) Ciri Emosional Pada Anak Prasekolah atau TK. a) Anak TK cenderung mngekspreseikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut. b) Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.

4) Ciri Kognitif Anak Prasekolah atau TK a) Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya, sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka dilatih untuk menjadi pendengar yang baik. b) Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi dan kasih sayang. Ainsworth dan Wittig (1972) serta Shite dan Wittig (1973) menjelaskan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut: a) Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak. b) Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak. c) Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal. c) Berikan kesempatan dan dorongan maka untuk melakukan berbagai kegiatan secara mandiri. e) Doronglah anak agar mau mencoba mendapatkan ketrampilan dalam berbagai tingkah laku. f) Tentukan batas-batas tingkah laku yang diperbolehkan oleh lingkungannya. g) Kagumilah apa yang dilakukan anak. h) Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

Belajar Sambil Bermain atau Bermain Sambil Belajar

Proses pembelajaran yang terjadi di Indonesia dilakukan dengan serius. Nyaris tak ada sesuatu yang dilakukan dengan ceria. Hal tersebut pun terjadi tak sesaat, berpuluh-puluh tahun ternyata.Ingatkah kita, saat masih berseragam? Saat lonceng pagi berdering, pertanda kita masuk. Wajah kita terbawa begitu serius. Belum lagi pelajaran yang diberikan bertemakan serius pula. Sehingga hati kita setengah hati menerima ilmu bahkan mungkin terpental.

Saat pelajaran berhenti lalu dilanjutkan dengan istirahat, rasanya dunia menemui titik terang. Perasaan lega dan gembira berangsur-angsur terdampar di hati. Meskipun ‘titik gelap’ kembali datang kala lonceng berbunyi.

Itulah sekelumit gambaran tentang dunia pendidikan kita. Serius, terkesan satu arah, Padahal suatu pengetahuan akan masuk dengan baik saat otak di kepala kita enjoy dan siap.

Cetakan manusia-manusianya pun lebih banyak menjadi manusia penurut, tak kreatif dan tak kritis. Bicara tentang ilmu yang didapat pun? Banyak yang menguap.
Merancang pembelajaran dengan pola bermain adalah salah satu hal yang dianjurkan. Terlebih untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun. Selain itu dalam membawakan materi dengan interaktif dan fun sangat membantu. Tak kaku apalagi sampai beraroma galak.
Belajar dengan bermain dapat dilakukan dengan beragam macam kegiatan. Membuat quiz, games dan kelompok belajar lebih memudahkan dalam penyerapan materi. Saat pembelajaran dilakukan, anak-anak akan merasa terlibat. Semua anggota badan akan terlibat sehingga saat otak lupa, tangan, kaki, mata, telinga dan bagian otak yang lainnya akan mengingatkan.

Apa bedanya dengan bermain sambil belajar? Tak jauh beda. Namun bermain sambil belajar lebih bebas dan tak berlaku aturan. Yang perlu diperhatikan adalah merancang alat bermain yang memiliki nilai edukasi. Untuk anak-anak usia di bawah 6 tahun, alat-alat bermain banyak membantu dalam penguatan motorik halus, motorik kasar dan kognitif anak.

Nah, yang paling penting pemateri atau yang lebih keren disebut guru yang juga mesti fun dalam penyampaian materi. Kan percuma rasanya jika rancangan pambelajaran yang sudah bagus, hanya karena si pemateri tidak siap dan tidak menguasai.
Belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar memiliki nilai-nilai positif. Tentu saja bagi perkembangan anak-anak di Indonesia. Ingat tak harus guru, kita sebagai orang tua atau calon orang tua harus bisa menggunakan pembelajaran ini. Buat anak-anak kita sebagai anak yang terlahir dengan kreatif, kritis dan mempunyai karakter yang kuat! Dan tinggalkan pembelajaran yang serius, kaku, satu arah.
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

Perkembangan Jasmani/Motorik Anak TK

Kesehatan dan kekuatan tubuh mutlak diperlukan agar anak bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di TK maupun SD. Mereka yang mudah sakit, mudah lelah, dan lambat dalam mengikuti kegiatan praktek serta olah raga, tentu saja akan mengurangi kegembiraannya bersekolah. Hambatan fisik inipun bisa melemahkan rasa percaya diri mereka. Bahkan ada kemungkinan mereka akan terasingkan dari pergaulan, karena tidak bisa mengimbangi keaktifan permainan teman-temannya.

Apalagi bagi sisiwa SD yang jadwal pelajarannya padat, di butuhkan kesehatan prima, untuk mengikutinya. Absen berkali-kali karena sakit bisa merugikan perkembangan pelajarannya. Bahkan dala kasus sakit yang mengharuskan anak beristirahat berminggu-minggu, kadang terpaksa membuat anak harus tinggal kelas karenanya. Tentu kejadian ini akan membuatnya kecewa dan menghambat percaya dirinya.
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

Perkembangan Intelektual Anak TK

Kemampuan intelektual jangan disama artikan dengan kemampuan menghafal beberapa jenis materi. Kemampuan anak TK B mengurut bilangan dari satu hingga seratus, manambah angka dari satu hingga Sembilan, juga kemampuan membaca, belum bisa dijadikan ukuran kesiapan anak masuk SD.

Yang dimaksud sebagai kemampuan intelektual di sini lebih pada kemampuan daya tangkap anak, daya cerna terhadap informasi yang diberikan, dan kemampuan memahami konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan. Seperti konsep sebab akibat, konsep penarikan kesimpulan dari hal-hal khusus menuju ke umum atau sebaliknya dari hal-hal umum menuju ke khusus.

Jangan terkecoh dengan terlalu dini mengajarkan pelajarn berhitung dan membaca kapada anak hanya supaya terihat pandai, tetapi pengasahan daya nalarnya justru terabaikan. Anak-anak ini hanya akan menonjol dikelas satu(t entu saja, karena sudah memperoleh pelajarannya di masa TK) tetapi karena dasar intelektualnya lemah, pelan-pelan akan menurun pada tingkatan berikutnya.
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

Perkembangan Sosial Anak TK

Menjelang usia empat tahun, anak yang sudah siap masuk TK sudah akan menunjukan kesenangan untuk bergaul denagn teman. Mungkin ada yang malu-malu dan takut, tetapi keinginan untuk bergaul tetap ada.

Jika suatu kali mereka merugikan orang lain, maka dengan diberi pengertian mereka sudah mau untuk diajak kerjasama. Dengan kemampuan ini, maka di TK akan dimulai proses untuk saling menghargai perasaan sesame teman . jika diberi pengertian, anak sudah mau berbagi dengan teman-temannya. Berbagai mainan, berbagai kue, atau alat-alat peraga.

Sementara mereka yang belum siap bersosilisasi, masih selalu mementingkan dirinya sendiri, tak mau mencoba bergaul, tak mau mengerti perasaan teman, sehingga perilakunya tak disukai teman, bahkan mengganggu berlangsungnya kegiatan di kelas.
Untuk mereka yang hendak ke SD, harus sudah mampu bersosialisasi denagn baik, sudah memiliki kenginan untuk mematuhi perintah di lingkungannya. Bahkan mereka sudah menikmati pola permainan yang terikat pada berbagai peraturan bersama antar pemain, sebagai wujud kenginan untuk berdisiplin itu.
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com