er Belajar Sambil Bermain atau Bermain Sambil Belajar | Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Belajar Sambil Bermain atau Bermain Sambil Belajar

Proses pembelajaran yang terjadi di Indonesia dilakukan dengan serius. Nyaris tak ada sesuatu yang dilakukan dengan ceria. Hal tersebut pun terjadi tak sesaat, berpuluh-puluh tahun ternyata.Ingatkah kita, saat masih berseragam? Saat lonceng pagi berdering, pertanda kita masuk. Wajah kita terbawa begitu serius. Belum lagi pelajaran yang diberikan bertemakan serius pula. Sehingga hati kita setengah hati menerima ilmu bahkan mungkin terpental.

Saat pelajaran berhenti lalu dilanjutkan dengan istirahat, rasanya dunia menemui titik terang. Perasaan lega dan gembira berangsur-angsur terdampar di hati. Meskipun ‘titik gelap’ kembali datang kala lonceng berbunyi.

Itulah sekelumit gambaran tentang dunia pendidikan kita. Serius, terkesan satu arah, Padahal suatu pengetahuan akan masuk dengan baik saat otak di kepala kita enjoy dan siap.

Cetakan manusia-manusianya pun lebih banyak menjadi manusia penurut, tak kreatif dan tak kritis. Bicara tentang ilmu yang didapat pun? Banyak yang menguap.
Merancang pembelajaran dengan pola bermain adalah salah satu hal yang dianjurkan. Terlebih untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun. Selain itu dalam membawakan materi dengan interaktif dan fun sangat membantu. Tak kaku apalagi sampai beraroma galak.
Belajar dengan bermain dapat dilakukan dengan beragam macam kegiatan. Membuat quiz, games dan kelompok belajar lebih memudahkan dalam penyerapan materi. Saat pembelajaran dilakukan, anak-anak akan merasa terlibat. Semua anggota badan akan terlibat sehingga saat otak lupa, tangan, kaki, mata, telinga dan bagian otak yang lainnya akan mengingatkan.

Apa bedanya dengan bermain sambil belajar? Tak jauh beda. Namun bermain sambil belajar lebih bebas dan tak berlaku aturan. Yang perlu diperhatikan adalah merancang alat bermain yang memiliki nilai edukasi. Untuk anak-anak usia di bawah 6 tahun, alat-alat bermain banyak membantu dalam penguatan motorik halus, motorik kasar dan kognitif anak.

Nah, yang paling penting pemateri atau yang lebih keren disebut guru yang juga mesti fun dalam penyampaian materi. Kan percuma rasanya jika rancangan pambelajaran yang sudah bagus, hanya karena si pemateri tidak siap dan tidak menguasai.
Belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar memiliki nilai-nilai positif. Tentu saja bagi perkembangan anak-anak di Indonesia. Ingat tak harus guru, kita sebagai orang tua atau calon orang tua harus bisa menggunakan pembelajaran ini. Buat anak-anak kita sebagai anak yang terlahir dengan kreatif, kritis dan mempunyai karakter yang kuat! Dan tinggalkan pembelajaran yang serius, kaku, satu arah.
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar