er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Perkembangan Sosial Anak TK

Menjelang usia empat tahun, anak yang sudah siap masuk TK sudah akan menunjukan kesenangan untuk bergaul denagn teman. Mungkin ada yang malu-malu dan takut, tetapi keinginan untuk bergaul tetap ada.

Jika suatu kali mereka merugikan orang lain, maka dengan diberi pengertian mereka sudah mau untuk diajak kerjasama. Dengan kemampuan ini, maka di TK akan dimulai proses untuk saling menghargai perasaan sesame teman . jika diberi pengertian, anak sudah mau berbagi dengan teman-temannya. Berbagai mainan, berbagai kue, atau alat-alat peraga.

Sementara mereka yang belum siap bersosilisasi, masih selalu mementingkan dirinya sendiri, tak mau mencoba bergaul, tak mau mengerti perasaan teman, sehingga perilakunya tak disukai teman, bahkan mengganggu berlangsungnya kegiatan di kelas.
Untuk mereka yang hendak ke SD, harus sudah mampu bersosialisasi denagn baik, sudah memiliki kenginan untuk mematuhi perintah di lingkungannya. Bahkan mereka sudah menikmati pola permainan yang terikat pada berbagai peraturan bersama antar pemain, sebagai wujud kenginan untuk berdisiplin itu.
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

Kematanagan Emosi Anak TK

Anak yang sudah siap masuk TK umumnya telah mampu mengatur emosinya. Jika arah atau jengkel , mereka sudah mulai mampu menahan tangis. Mereka pun menunjukan kemauan bekerjasama mengikuti keinginan guru, tidak bersiteguh terus-menerus dengan keinginanannya sendiri.Untuk meeka yang hendak masuk SD, minimal sudah mulai tumbuh rasa percaya diri terhadap kemampuannya sendiri . bisa melindungi diri sendiri dan membela diri dari ejekan teman. Ini penting, karena di bangku SD setiap anak diharapkan sudah tidak memiliki permasalahan dlam mengatur diri sendiri, sehingga bisa berkonsentrasi menerima pelajaran. Kemandirian juga sudah mulai dituntut, setidaknya mereka sudah mandiri mengurusi kebutuhan-kebutuhan kecil diri mereka sendiri, seperti bangun pagi, mandi dan mengenakan baju sendiri, makan sendiri dan mengatur buku sekolahnya sendiri.

Keberanian merupakan aspek yang diperlukan anak di SD. Mereka yang memiliki keberanian akan mudah mengembangkan berbagai aspek lain seperti kemampuan bahasa, emosiaonal, sosialisasi, kreativitas, intelektual, juga motoriknya. Mereka yang berani cenderung lebih mudah memiliki kepercayaan diri yang kuat.

Penting juga, bahwa nak-anak ini harus suadah memiliki motivasi dari dalam dirinya sendiri untuk belajar, walaupun kemampuan baca tulis mereka belum lancar namun sudah harus ada motivasi mereka untuk mempelajarinya. Perhatian mereka kepada permainan-pernainan sudah mulai beralih ke kegiatan bermain sambil belajar yang lebih serius.

Motivasi balajar ini sangat penting, karena kelak yang akan diterima oleh anak-anak ini di bangku kelas satu adalah dasar-dasar pembelajaran, yang merupakan konsep-konsep penting dari pembelajaran di tingkat selanjutnya. Jika materi konsep dasar kurang mereka kuasai, maka kemungkinan besar akan mengalami kesulitan yang kian berlipat untuk menerima konsep berikutnya yang tentunya lebih rumit di kelas-kelas nselanjutnya.

http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

Kemampuan Berbahasa Anak TK

Kemapuan berbahasa adalah kebutuhan mutlak untuk berkomunikasi. Seorang anak yang belum cakap perkembangan bahasanya akan mengalami banyak hambatan komunikasi. Ia akan cepat frustasi tak bisa mengungkapkan keinginannya. Anak-anak kecil ini sering kali tiba-tiba menangis tanpa sebab, dan orang tua bingung karena tak mengerti keinginannya. Menangis, marah, atau juga bediam diri, adalah beberapa reaksi yang di tunjukan anak ketika ada keinginan mereka yang tak mampu membahasakan keinginannya secara verbal , maka mereka hanya mampu meluapkan kejengkelannya dalam bentuk perilaku negative.

Mereka yang masih menunjukan sikap kekanak-kanakan ini nampaknya belum siap untuk masuk TK. Di bangku TK, anak sudah tak bisa berharap mnedapat perhatian penuh dari orang tua. Dia harus bebagi dengan sekitar sepuluh anak lain untuk memperoleh perhatian ibu guru. Untuk itu ia harus sudah mampu mengekspresikan keinginanan dana kebutuhannya dalam komunikasi Verbal.

Bagaimana jika anak sudah mampu berbahasa tetapi tak mau buka suara di sekolah karena takut? Jika permasalahannya karena masih takut, malu, atau kurang percaya diri, penyelesian selanjutnya bisa di tempuh melalui pendekatan mental. Jika permasalahan kepribaidiannya terselesaikan, maka hilanglah hambatan komunukasi verbalnya.

Secara umum, anak berusia empat tahun sudah memiliki kemampuan bahasa yang cukup untuk mengikuti pendidikan di TK. Asalkan usianya sudah cukup dan tak ada permasalahan dalam kepribadiannya.

Bagi anak-anak TK yang hendak masuk kelas 1 SD, umumnya kemampuan berbahasa mereka sudah mapan sehingga tidak terlalu banyak mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

Peranan Guru TK Dalam Pembelajaran Terpadu

1.PERANAN GURU TK SEBAGAI PERENCANA
Peranan guru sebagai perancana dalam pembelajaran terpadu adalah guru merencanakan suatu kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan bersama anak didik. Bentuk-bentuk perencanaan dalam proses pembelajaran di TK adalah:

a)Perencanaan Tahunan
Dalam perencanaan tahunan sudah ditetapkan dan disusun kemampuan keterampilan dan pembiasaan-pembiasaan yang diharapkan dicapai oleh anak didik dalam satu tahun. Perencanaan tahunan dan semester juga memuat tema-tema yang sesuai dengan aspek perkembangan anak dan minat anak serta sesuai dengan lingkungan sekolah setempat. Perencanaan tahunan dibuat bersama antara guru-guru dan kepala sekolah.
b)Perencanaan Semester
Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang ditata secara urut, serta sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema dan sebarannya kedalam semester I dan semester II.
c)Perencanaan Mingguan (Satuan Kegiatan Mingguan)
Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema.
d)Perencanaan Harian (Satuan Kegiatan Harian)
Perencanaan harian disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat.makan dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal merupakan kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : misalnya berdoa/mengucapkan salam, membicarakan tema atau sub tema. Kegiatan ini merupaka kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian kemampuan sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak. Serta kegiatan yang dapat meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individu/kelompok. Istirahat/makan merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan : misalnya mengenalkan kesehatan makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum makan. Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan bermain dengan alat permainan diluar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini sesuai dengan kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu baru setelah itu makan.
Kegiatan akhir merupakan kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan akhir yang dapat diberikan misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan esok harinya, menyanyi, berdoa dan sebagainya. Sebagai seorang perencana, guru TK harus memahami langkah-langkah perencanaan dalam pembelajaran terpadu. Sebaiknya perencana pembelajaran disusun untuk waktu tidak kurang dari dua minggu dan dapat diperluas untuk beberapa minggu setelah itu. Sebelum memulai langkah-langkah penyusunan, sebaiknya guru telah memilih dan menentukan tema serta menjabarkannya kedalam sub tema serta menentukan kemampuan yang akan dikembangkan.
Langkah-langkah penyususanan perencanaan pembelajaran terpadu seperti yang disarankan oleh Kostelnik adalah sebagai berikut :
a.Menuangkan ide kedalam tulisan, masukkan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan tema kedalam rencana kita. Pertimbangkan waktu untuk melaksanakannya dan siapkan kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan dengan tema untuk memberikan kesempatan kepada anak yang tidak menyukai atau tidak tertarik dengan tema yang telah ditetapkan.
b.Periksa rencana pembelajaran tersebut, pastikan bahwa paling sedikit ada tiga jenis kegiatan yang berhubungan dengan tema dalam satu hari. Pastikan dalam satu minggu seluruh aspek perkembangan yang akan dicapai sudah tercantum dan akan dilalsanakan.
c.Jika dalam perencanaan kita terdapat kerjasama dengan ahli lain seperti dokter, guru musik, guru tari maka pastikan bahwa kita telah menyampaikan isi tema yang akan kita terapkan pada kegiatan pembelajaran agar kegiatan yang akan dilakukan dalam bidang tersebut dapat mendukung dan sejalan dengan kegiatan pembelajaran yang akan kita laksanakan.
d.Persiapkan bahan, alat, media, narasumber dan sarana prasarana.
e.Organisasikan kegiatan dengan baik sehingga setiap anak dapat terfokus pada tema.
f.Pastikan bahwa dalam rencana kita seluruh konsep, istilah, fakta dan prinsip telah dikembangkan dengan baik dan kegiatan yang akan dilaksanakan cukup bervariasi.
g.Ciptakan suasana tematik dalam kelas.

2.PERANAN GURU TK SEBAGAI PELAKSANA
Setelah rencana pembelajaran selesai disusun maka tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan apa yang telah direncanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif, sebaiknya guru memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a)Kembangkan rencana yang telah kita susun dan perhatikan kejadian atau peristiwa spontan yang ditunjukkan oleh anak terhadap materi yang dipelajari pada hari itu.
b)Melaksanakan penilaian terhadap minat dan pemahaman anak mengenai tema tersebut dengan menggunakan pengamatan, wawancara, diskusi kelompok maupun contoh hasil kerja anak.
c)Bantu anak untuk memahami tentang isi dan proses kegiatan pembelajaran.
d)Lakukan percakapan dengan anak tentang hal-hal yang berkaita dengan tema sehingga kita dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman anak tentang tema yang dipelajari pada hari itu. Bantu dan doronglah anak untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang hal-hal yang ingin diketahuinya dengan cara menjawab pertanyaannya atau memberikan kesempatan pada anak untuk mencari dan menemukan jawaban melalui kegiatan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya.
e)Adakan kerjasama dengan orang tua atau keluarga secara timbal balik mengenai kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, informasikan tema kepada pihak oang tua atau keluarga sehingga orang tua ikut serta mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

3.PERANAN GURU TK SEBAGAI EVALUATOR
Peranan guru TK sebagai evaluator adalah melakukan penilaian terhadap proses kegiatan belajar dan penilaian hasil kegiatan. Penilaian dilakukan secara observasi dan pengamatan terhadap cara belajar anak baik individual atau kelompok. Tujuan penilaian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang dicapai oleh anak. Hasil karya anak dapat kita pajang ditempat pemajangan sebagai tanda hasil kegiatan yang telah dilakukan, hal ini dapat membangun rasa kebanggaan pada diri anak dan dapat memotivasi untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi. Evaluasi harus mampu memperdayakan guru, anak dan orang tua. Guru sebagai evaluator harus melihat penilaian sebagai suatu kesempatan untuk menggambarkan pengalaman anak didik serta sebagai alat untuk mengetahui kemajuan proses maupun belajar anak didik.
Setelah mempelajari dan memahami penjelasan mengenai peranan guru, tampaklah bahwa tugas dan tanggung jawab seorang guru TK tidaklah mudah dalam kegiatan pembelajaran terpadu. Peranan lain yang harus dilakukan guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih adalah :
a.Korektor
Guru harus bisa membedakan nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, sehingga guru dapat menilai dan mengoreksi semua tingkah laku, sikap dan perbuatan anak didik. Jadi peran guru Tk sebagai korektor ialah mengembangkan kemampuan berprilaku melalui kebiasaan-kebaiasaan yang baik dan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk.
b.Inspirator
Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Disini peran guru ialah menuangkan ide-ide atau gagasan atau melakukan inovasi pembelajaran guna kemajuan anak didik. Misalnya menciptakan atau mengembangkan berbagai media, alat maupun metode-metode pembelajaran.
c.Informator
Guru memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain materi yang telah diprogramkan sesuai kurikulum. Kemudian guru harus mengembangkan dirinya dengan terus belajar tentang kemajuan-kemajuan teknologi agar tidak “gagap teknologi (gatek)” dan memiliki yang luas diberbagai hal.
d.Organisator
Guru memiliki kegiatan pengelolan akademik, menyusun tata tertib sekolah dan menyusun kalender akademik. Semua kegiatan harus diorganisasikan dengan baik sehingga tercapai efektivitas dan efesiensi pembelajaran.
e.Motivator
Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar lebih bersemangat dan aktif dalam belajar, motivasi ini lebih efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak.
f.Inisiator
Peran guru sebagai pencetus ide-ide dalam kemajuan pendidikan dan pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan dan memberi sumbangsih pemikiran demi kemajuan pendidikan mulai dari yang terkecil seperti dalam kelas dan sampai yang terbesar dalam lingkup sekolah maupun wilayah yang lebih luas lagi.
g.Fasilitator
Sebagai fasilitator guru hendaknya menyediakan fasilitas yang memudahkan kegiatan belajar dan dapat menyenangkan atau bisa membangkitkan anak didik untuk bereksplorasi serta menyalurkan minat dan keingintahuannya secara aktif.
h.Pembimbing
Bimbingan yang diberikan guru sebaiknya sesuai dengan kebutuhan anak didik. Jika dilihat anak tersebut mampu melaksanakan tugasnya, namun dia tampak manja atau tidak mau melakukannya maka cobalah untuk bersikap tegas dengan meminta anak untuk mencoba melakukannya sendiri dahulu sampai anak itu benar merasa membutuhkan bantuan barulah guru membantunya.
i.Demonstrator
Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua materi pelajaran dapat dipahami oleh anak mengingat kemampuan setiap anak berbeda-beda. Untuk materi yang sulit dipahami oleh anak didik, sebaiknya guru memperagakan sehingga dapat membantu anak yang belum memahami materi tersebut. Untuk materi yang cukup berbahaya dilakukan oleh anak sendiri, sebaiknya guru bertindak sebagai demonstrator.
j.Pengelola Kelas
Pengelolan kelas menunjukkan pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar, termasuk pengaturan tempat duduk, ventilasi, pengauran cahaya dan pengaturan penyimpanan barang.
k.Mediator
Guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media material amaupun nonmaterial. Sehingga guru dapat menentukan media yang paling sesuai untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Selain sebagai mediator, guru juga sebagai penengah dalam proses belajar anak didik khususnya saat kegiatan diskusi kelompok.
l.Supervisor
Guru dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses pembelajaran. Kelebihan yang dimiliki supervisor selain posisinya ada juga karena pengalaman, pendidikan, kecakapan atau keterampilan yang dimilikinya atau memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol dari pada orang-orang disupervisinya. Dengan peran guru sebagai supervisor, guru juga harus memilki kesadaran untuk dapat menilai kinerjanya sendiri untuk meningkatkan kegiatan pembelajarannya.

http://pgtk--darunnajah.blogspot.com

Kualitas Pribadi dan Kompetensi Guru TK

Kurikulum TK yang direvisi terus menekankan fitur kualitas pribadi dan kompetensi guru TK yang diperlukan untuk membuat sebuah desain proses pembelajaran menjadi kenyataan dengan berdasarkan pada program yang:
1.reseptif dan berada dalam lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan proses pembelajaran
2.bahan dan peralatan yang dirancang secara multi-level dan multi-pengalaman
3.menggunakan instruksi yang “bersahabat”, berdasarkan pada kebutuhan individu setiap anak
4.mengupayakan adanya integrasi pemahaman dan pengembangan konsep “belajar seumur hidup”
5.menyediakan berbagai alternatif cara untuk bermain, mengoptimalkan indera, mengeksplorasi dan memanipulasi berbagai benda
6.menekankan pada perkembangan bahasa.

Kompetensi guru harus berakar pada pemahaman anak-anak dan budaya dan dalam rangkaian nilai-nilai yang menentukan sesuai perkembangan anak, di mana secara singkat dapat dikatakan bahwa "Guru TK harus memiliki sikap positif terhadap kepercayaan, penghargaan dan penerimaan anak-anak dalam keseluruh proses perkembangan mereka.", artinya:

•Guru TK harus memiliki organisasi kerja yang baik dengan berdasarkan pada pemahaman tentang pertumbuhan dan perkembangan anak-anak agar dapat membuat instruksi-instruksi yang bersifat individual.
•Guru TK juga perlu memiliki dasar pengetahuan yang luas agar untuk dapat menyiapkan bahan maupun peralatan yang multi-level dan multi-pengalaman serta multi-konten.
•Dia harus dapat memahami bagaimana anak-anak belajar, dan dapat melihat proses pembelajaran sebagai suatu keseluruhan yang utuh, bukan sekadar sebagai akumulasi dari banyak bagian perkembangan dan pertumbuhan sekumpulan anak-anak.
•Guru tidak hanya membutuhkan sikap penerimaan yang memungkinkan setiap anak untuk merasa dihargai, tetapi juga kebutuhan kompetensi dalam mengamati baik verbal dan perilaku non verbal agar dapat merespons dengan tepat.
•Guru TK yang efektif dapat menggunakan berbagai metode pengajaran, dan terampil dalam menetapkan tujuan spesifik, mengajukan pertanyaan dan menilai kemajuan anak-anak.
•Seorang guru TK mengenali "waktu dan ruang yang tepat " dan mampu melibatkan masyarakat di sekitar sekolah. Guru memiliki pandangan yang luas dari proses belajar dan memanfaatkan pada kepentingan anak-anak dan pengalaman.
•Sang guru memperhatikan kebutuhan semua anak-anak, termasuk anak-anak dari berbagai budaya dan orang-orang dengan kebutuhan khusus. Dia mengakui kebutuhan untuk mengembangkan rasa harga diri dan kompetensi melalui pertemuan berhasil sesuai tantangan.
http://www.sasked.gov.sk.ca/

Alam Pedesaan Sebagai Pembelajaran TK

Dalam kurikulum Taman Kanak Kanak (TK) telah dijelaskan bahwa pembelajaran harus mencakup dua bidang. Yang pertama bidang pengembangan pembiasaan, selanjutnya pengembangan kemampuan dasar. Pengembangan dua bidang itu sesuai dengan fungsi TK yang membentuk sikap dan memberi keterampilan anak didik agar siap memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD)

Di lapangan, banyak guru TK menyalahtafsirkan istilah "menyiapkan anak didik memasuki SD". Akibatnya, materi-materi pembelajaran yang dikembangkan lebih menekankan pada kemampuan baca, tulis, dan hitung. Harapannya, ketika anak memasuki SD, mereka mampu membaca dengan lancar, menulis dengan baik, dan mampu mengerjakan konsep matematika sederhana. Semakin banyak anak TK yang memiliki kemampuan mmebaca dan menulis dengan baik, sekolah tersebut dianggap lebih berhasil dalam menyiapkan anak memasuki SD.

Anggapan tersebut harus diluruskan. Sebab, kemampuan yang dikembangkan di TK bukan hanya sebatas baca, tulis, dan hitung. Sesuai teori Bloom, pengembangan itu harus meliputi pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih gampangnya, potensi yang bisa dikembangkan adalah aspek kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni.

Saat ini, beberapa TK di perkotaan sudah mulai membenahi program-program kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka membekali anak didik dengan hal-hal yang bersifat alam. Misalnya berkebun, mengajak anak-anak ke lingkungan persawahan, pantai, kawasan industri, mendaur ulang barang-barang bekas menjadi sesuatu yang bermanfaat, memasak, dan lain-lain. Itu merupakan program inovatif untuk pendidikan TK, meski harus ditunjang dana yang tidak sedikit.

Di pedesaan, pembelajaran TK dengan memanfaatkan lingkungan tidak memerlukan biaya yang besar. Alam pedesaan telah menyediakan sarana dan prasarana yang berlimpah untuk menunjang program inovatif tersebut. Berbagai jenis tanaman di sekitar sekolah, areal persawahan, dan tegalan (kebun) merupakan modal besar untuk bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin. Dengan menggunakan pendekatan lingkungan, ruangan kelas bukan lagi menjadi satu-satunya pusat kegiatan belajar mengajar.


Aspek Kognitif


Pengembangan aspek ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Mereka didorong untuk mampu menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu. Tak hanya itu, anak juga diarahkan untuk mempunyai kemampuan memilah, mengelompokkan, serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti.

Jean Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif anak usia TK masuk pada tahap praoperasional. Anak mulai dapat belajar dengan menggunakan pemikirannya, mengenal konsep sederhana di lingkungannya, dan mengingat kembali simbol, serta membayangkan benda yang tidak tampak secara fisik.

Di kebun, anak bisa dikenalkan bagian-bagian tanaman. Mulai dari dari akar, batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Lebih jauh lagi, mereka bisa diajari mengenal beberapa jenis tanaman, kemudian mengelompokkan tanaman yang sejenis.

Anak juga bisa diajak mengamati berbagai binatang yang menjadi bagian ekosistem kebun, Misalnya cacing, belalang, jangkerik, dan berbagai hama tanaman. Di samping itu, anak juga bisa dikenalkan proses metamorphose kupu-kupu yang dimulai dari telur-ulat-kepompong, dan akhirnya menjadi kupu-kupu. Rangkaian kegiatan tersebut secara langsung mengarah pada kegiatan sain yang saat ini mulai dikembangkan di TK. Untuk mengerjakan matematika sederhana (penjumlahan maupun pengurangan) bisa menggunakan biji-bijian sebagai alat bantu.


Aspek Bahasa

Pengembangan aspek ini bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat untuk berbahasa Indonesia.

Salah satu metode yang dianggap efektif adalah metode bermain peran. Ada dua cara untuk melaksanakannya. Pertama, bermain peran besar yang memerlukan kostum dan perlengkapan sesuai yang diperankan anak. Kedua, bermain peran kecil yang memerlukan peralatan tiruan (mainan). Misalnya boneka, perlatan dapur mainan, kendaraan mainan, dan lain-lain.

Bahan dan perlengkapan bermain peran sangat mudah didapat di pedesaan. Misalnya untuk bermain peran besar. Anak bisa mengunakan daun sukun atau daun nangka yang dibentuk menjadi topi dan topeng. Membuat pedang, kuda, dan bedil pun bisa dari pelepah pisang.

Begitu banyaknya bahan-bahan di pedesaan, sehingga kegiatan bermain peran bisa dilaksanakan dengan melibatkan anak dalam jumlah besar. Misalnya, bermain peran jual-beli di pasar. Guru dan anak didik bisa secara bersama-sama menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

Satu hal yang perlu digaris-bawahi, dalam permainan tersebut, guru hanya menjelaskan tentang aturan-aturan permainan. Tidak diperlukan pengarahan secara terus-menerus. Semakin sering guru mengarahkan, anak merasa terkekang dan kurang berani memunculkan kreatifitas dan ekspresinya.


Aspek Seni


Pengembangan aspek ini diarahkan agar anak mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan dapat menghargai hasil karya yang kredit.

Di samping peralatan tulis (kertas, crayon, pensil, dll) bahan-bahan alam di pedesaan juga banyak tersedia untuk mengembangkan kemampuan ini. Misalnya daun pisang dan kelapa untuk menganyam, bunga dan dedaunan untuk membuat pewarna, dedaunan-lidi-ranting kering dan tanah liat untuk mencipta bentuk. Untuk membuat alat perkusi sederhana bisa digunakan bambu, batang padi, pelepah daun papaya, dan lain-lain.

Hakikat pembelajaran di TK adalah belajar seraya bermain. Melalui bermain, anak diajak bereksplorasi, menemukan dan manfaatkan objek-objek di dekat mereka, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Tugas guru adalah memanfaatkan alam tersebut untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.



Aspek Fisik

Tujuan pengembangan aspek ini adalah mengenalkan dan melatih gerakan kasar maupun halus, meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan dan koordinasi tubuh, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat.

Tersedianya lahan yang luas di sekitar sekolah sangat memudahkan guru TK di pedesaan untuk membuat permainan yang menarik dan menantang. Salah satu kegiatan yang mulai digalakkan adalah out bound. Biaya out bound bagi TK di pedesaan jauh lebih murah dibandingkan TK di perkotaan. Sebab, mereka tidak dibebani biaya transportasi, sewa lahan, atau jasa pelaksana out bound. Lahan-lahan di sekitar sekolah bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan permainan kerjasama (team work) dan permainan halang rintang.

Bahan-bahan alam di pedesaan juga sangat memungkinkan bagi guru dalam menyediakan materi untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Misalnya melipat, menjahit, menggunting, menempel, mencocok, meremas, menjiplak, dan lain-lain. Semua itu bisa dikerjakan dengan memanfaatkan dedaunan, akar, batang, bunga, dan biji-bijian.