Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang
dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya perkembangan kognitif
seringkali menjadi sinonim dengan perkembangan intelektual. Dalam proses
pembelajaran seringkali anak dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang
menuntut adanya pemecahan. Kegiatan itu mungkin dilakukan anak secara fisik,
seperti mengamati penampilan obyek yang berupa wujud atau karakteristik
dari obyek tersebut.
Tetapi lebih lanjut anak dituntut
untuk menanggapinya secara mental melalui kemampuan berfikir, khususnya
mengenai konsep, kaidah atau prinsip atas obyek masalah dan pemecahannya.
Ini berarti aktivitas dalam belajar tidak hanya menyangkut masalah fisik
semata, tetapi yang lebih penting adalah keterlibatannya secara mental yaitu
aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual.
Perkembangan kognitif menjadi sangat
penting manakala anak akan dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut
kemampuan berfikir. Masalah ini sering menjadi pertimbangan mendasar di dalam
membelajarkan mereka, khususnya yang menyangkut isi atau kurikulum yang akan
dipelajarinya.
Berkaitan dengan hal itu akan
diungkapkan secara berturut-turut mengenai pengertian-pengertian kognitif,
proses perkembangan fungsi-fungsi kognitif, tahapan perkembangan
kognitif dan tinjauan perpindahan berfikir praoperasional ke operasional
kongkrit. Dan semua penjelasan itu akan disajikan secara runtut bagi anda para
pendidik. seiring dengan vitalnya aspek pendidikan dalam perjuangan bangsa ini,
penulis pribadi memberikan apresiasi yang tinggi bagi para pendidik baik pendidikan
anak usia dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, maupun jenjang pendidikan lainnya.
Tugas-tugas Perkembangan Anak Usia Dini
Tugas perkembangan merupakan suatu
tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas
tersebut harus dikuasai dan diselesaikan oleh individu, sebab tugas
perkembangan ini akan sangat mempengaruhi pencapaian perkembangan pada masa
perkembangan berikutnya. Menurut Havighurst, jika seorang individu gagal
menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan
mengalami kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa berikutnya.
Pada setiap masa perkembangan
individu, ada berbagai tugas perkembangan yang harus dikuasai, adapun tugas
perkembangan masa kanak-kanak menurut Carolyn Triyon dan J. W. Lilienthal
(Hildebrand, 1986 : 45) adalah sebagai berikut :
a) Berkembang menjadi pribadi yang
mandiri. Anak belajar untuk berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab
dan dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri sesuai dengan tingkat
perkembangannya di usia Taman Kanak-kanak.
b) Belajar memberi, berbagi dan
memperoleh kasih sayang. Pada masa Taman Kanak-kanak ini anak belajar
untuk dapat hidup dalam lingkungan yang lebih luas yang tidak hanya terbatas
pada lingkungan keluarga saja, dalam masa ini anak belajar untuk dapat saling
memberi dan berbagi dan belajar memperoleh kasih sayang dari sesama dalam
lingkungannya.
c) Belajar bergaul dengan anak lain.
Anak belajar mengembangkan kemampuannya untuk dapat bergaul dan berinteraksi
dengan anak lain dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.
d) Mengembangkan pengendalian diri.
Pada masa ini anak belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan
lingkungannya. Anak belajar untuk mampu mengendalikan dirinya dalam berhubungan
dengan orang lain. Pada masa ini anak juga perlu menyadari bahwa apa yang
dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi yang harus dihadapinya.
e) Belajar bermacam-macam peran
orang dalam masyarakat. Anak belajar bahwa dalam kehidupan bermasyarakat
ada berbagai jenis pekerjaan yang dapat dilakukan yang dapat menghasilkan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat menghasilkan jasa bagi orang
lain. Contoh, seorang dokter mengobati orang sakit, guru mengajar anak-anak di
kelas, pak polisi mengatur lalu lintas, dan lain sebagainya.
f) Belajar untuk mengenal tubuh
masing-masing. Pada masa ini anak perlu mengetahui berbagai anggota tubuhnya,
apa fungsinya dan bagaimana penggunaannya. Contoh, mulut untuk makan dan
berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan sebagainya.
g) Belajar menguasai ketrampilan
motorik halus dan kasar. Anak belajar mengkoordinasikan otot-otot yang ada
pada tubuhnya, baik otot kasar maupun otot halus. Kegiatan yang memerlukan
koordinasi otot kasar diantaranya berlari, melompat, menendang, menangkap bola
dan sebagainya. Sedangkan kegiatan yang memerlukan koordinasi otot halus adalah
pekerjaan melipat, menggambar, meronce dan sebagainya.
h) Belajar mengenal lingkungan fisik
dan mengendalikan. Pada masa ini diharapkan anak mampu mengenal benda-benda
yang ada di lingkungan, dan dapat menggunakannya secara tepat. Contoh, anak
belajar mengenal ciri-ciri benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warnanya.
Selain dari itu, anak dapat membandingkan satu benda dengan benda lain
berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut.
i) Belajar menguasai kata-kata baru
untuk memahami anak/orang lain. Anak belajar menguasai berbagai kata-kata baru
baik yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, maupun
berinteraksi dengan lingkungannya.
Contoh, anak dapat menyebutkan nama
suatu benda, atau mengajak anak lain untuk bermain, dan sebagainya.
j) Mengembangkan perasaan positif
dalam berhubungan dengan lingkungan. Pada masa ini anak belajar mengembangkan
perasaan kasih sayang terhadap apa-apa yang ada dalam lingkungan, seperti pada
teman sebaya, saudara, binatang kesayangan atau pada benda-benda yang
dimilikinya.
Pada masa pendidikan anak usia
dini (PAUD) maupun masa taman kanak-kanak anak akan cenderung
melakukan pembelajaran seperti yang telah disebutkan diatas. Untuk itulah
sebagai pendidik anda harus bisa menyesuaikan tugas-tugas dalam periode
perkembangan anak ini, hal itu dimaksudkan agar proses pembelajaran anak bisa
berjalan efektif dan efisien.
Pada dasarnya anak selalu mengalami
perkembangan. Perkembangan akan menjadi media bagi anak untuk belajar dan
mengenal lingkungannya.
http://paudbook.blogspot.com
Pembinaan Perkembangan Anak Umur 4- 5 Tahun
A. Kemampuan Perkembangan Yang Harus
Dicapai Anak Sesaat Sebelum berumur 5 tahun :
- Gerakan kasar : Melompat dengan satu kaki.
- Gerakan Halus : Mengancingkan kancing baju melalui lubang kancing
- Bicara, bahasa, dan kecerdasan : Bercerita seperti rata-rata anak yang sebayanya
- Bergaul dan Mandiri : Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan.
B. Stimulasi Perkembangan yan Perlu
Diberikan :
- Memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan permainan yang memerlukan ketangkasan dan kelincahan. Buatlah agar anak mau bermain dengan bola, berlari, melompat, berayun, memanjat, dan sebagainya. Berilah ia kesempatan untuk bermain dengan teman-temannya dan mengikuti pertandingan seperti lomba lari, lomba karung, main engklek dsb.
- Melatih anak belajar berhitung. Sediakan kartu angka 1 – 10 yang dibuat sendiri dari potongan karton. Sediakan pula segenggam biji jagung atau kacang. Mintalah anakmenghitung biji-bijian itu sejumlah angka yang ditunjukkan pada setiap karton, dan meletakkannya diatas kartu yang cocok.
- Membantu anak belajar menggambar. Ketika anak sedang menggambar, mintalah agar ia melengkapi gambarnya, misalnya : menggambar orang dengan bajunya, menggambar rumah dengan pohon, pagar, bunga, matahari dsb.
- Membantu anak mengerti arti separuh dan satu. Tunjukkanlah cara membagi kue, kertas dan alin-lain menjadi 2 bagian yang sama. kemudian tunjukkan pula bahwa bila kedua bagian tersebut disatukan kembali akan menjadi satu kesatuan yang utuh.
- Melatih anak berkebun. Tanamlah benih kacang, jagung atau biji-bijian lain pada kaleng bekas atau pot berisi tanah. Mintalah anak melakukannya, dan menyiramnya setiap hari. Ajaklah anak memperhatikan pertumbuhan tanaman itu dari hari kehari, dan bicarakanlah mengenai bagaimana tanaman, binatang, dan anak-anaknya tumbuh.
- Membantu anak belajar mengingat. Letakkan 3 – 4 macam benda (misalnya kancing, kelereng, bunga, sendok dan lain-lain) dihadapan anak, dna mintalah ia menyebutkan nama benda satu persatu. kemudian ajaklah anak memejamkan matanya. pada saat itu ambil 1 macam benda dan sembunyikan. apabila anak sudah dapat mengingat-ngingat dengan jumlah sedikit, tambahkan macam bena yang disembunyikan.
- Melatih anak untuk mengenal tulisan sederhana. Tuliskan nama-nama benda yang telah diketahui anak pada secarikkertas kecil dan tempelkan masing-masing tulisan pada benda yang cocok dengan tulisan tersebut. Mintalah anak “membaca tulisan” dengan menyebutkan nama benda yang telah diketahinya.
- Menimbulkan minat baca pada anak. Ajaklah anak sering-sering melihat buku, majalah, terutama bacaan untuk anak. Bacakan bacaan tersebut dan bicarakan bersama mengenai ceritanya. Usahakan agar anak sering melihat orang sedang membaca.
- Memberikan kesempatan kepada anak untuk membetulkan kelalaian orang lain. Buatlah kesalahan dengan sengaja dan berilah kesempatan kepada nak untuk membetulkan kesalahan tersebut, misalnya : memberikan baju kepada anak sambil berkata : “ini sepatumu”. Anak akan senang dapat “mengajari” orang tua.
- Melatih anak mengenal musim. Ceritakan kepada anak apa yang terjadi jika pada musim hujan dan pada musim kemarau, bagaimana pengaruhnya kepada alam sekitarnya. Pakailah bahasa yang sederhana, dengan contoh-contoh yang mudah dimengerti. “kalau musim penghujan langitnya mendung, matahari tertutup..”
- Membiasakan anak membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ajaklah anak membantu pekerjaan rumah tangga yang ringan dan berikanlah tugas rutin kepada anak. Tunjukkanlah cara mengerjakan tugas rutin tersebut dan bagiamana membantu pekerjaan rumah tanga. Misalnya: membereskan tempat tidurnya, menyimpan kembali mainannya, meneruh pakainya ditempat cucian, membantu menyapu, mengelap, dan sebagainya. Pujilah setiap kali anak selesai melakukan tugasnya.
- Membantu anak belajar mengikuti perintah. Ajarkan kepada anak untuk belajar mengikuti perintah dalam bentuk permainan. Misalnya : “Berjalan tiga langkah”, “Berjalan jinjit lima langkah”, dan sebagainya. “Ayo nadzira jinjit lima langkah”
- Melatih Kemandirian Anak. Berilah kesempatan kepada anak untuk bekunjung kerumah teman/tetanganya terdekat atau saudara tanpa ditemani. Tanyakan mengenai kunjungannnya, mintalah ia bercerita tentang kunjungan tersebut.
- Mengajak anak bermain dengan kreatif. Undanglah 2 – 3 orang teman bermain anak, ajarkanlah permainan pasar-pasaran. kumpulkan bersama benda yang ada disekitarnya, buatkanlah uang-uangan dari ptongan kertas, dan kancing/tutup botol untuk uang logamnya. Tunjuklah seorang anak menjadi pemilik toko. dan yang lainnya sebegai pembeli. ajarkan pula bagaimana menawar harga, membungkus barang, mengembalikan uang, dsb. berilah kesempatan kepada yang lainnya, secara bergantian menjadi penjual dan pembeli. sumber: pondok ibu.com
Kebiasaan Baik Untuk Anak
Menanamkan kebiasaan baik (melakukan
pekerjaan ringan seperti menyapu, menata meja, menyiapkan pakaiannya, dll)
kepada anak sejak dini ternyata akan berdampak baik terhadap pembentukan
karakter anak kelak ketika dewasa. Semakin cepat kita mengajari tugas-tugas
rumah tangga kepada anak-anak kita, semakin besar pula tanggung
jawab yang akan mereka miliki, dan semakin sedikit yang kita harus lakukan! Pastinya
kita mengharapkan hal-hal besar dari anak-anak kita, seperti rasa tanggung
jawab dan kemandirian dan hal itu tidak serta merta dengan mudah kita dapatkan,
kecuali kita sebagai orang tua memulai dan mengajarinya dari hal yang paling kecil
sekalipun. Anak usia balita sudah bisa diajari melakukan tugas-tugas rumah
tangga. Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan oleh anak-anak kita
Balita Usia18 bulan – 2 tahun
1. Membersihkan meja dengan kemoceng atau lap kering
Pekerjaan Rumah yang Dapat
Dilakukan Anak
Balita Usia18 bulan – 2 tahun
1. Membersihkan meja dengan kemoceng atau lap kering
2. Menempatkan cucian ke tempat
yang tepat – beritahu mereka di mana barang-barang tersebut seharusnya dan lihatlah apakah mereka ingat atau tidak setelah
beberapa kali Anda melakukan tugas ini dengan mereka.
3. Memasangkan kaus kaki dengan
pasangannya. Ketrampilan ini mengajarkan kepada anak konsep “sama”
dan “berbeda”
4. Membawa peralatan makan yang
tak terpakai dari meja makan, merapikan meja makan.
5. Meletakkan sesuatu di atas
meja (serbet, cangkir)
6. Membereskan mainan – mereka
mungkin tidak mau melakukannya, tetapi mereka bisa melakukannya.
7. Membereskan boneka-boneka
yang ada di tempat tidur setelah bangun pagi
8. Mendorong keranjang cucian
ke ruangan yang tepat
9. Membuang sampah di tempat
sampah
10. Meletakkan pakaian dalam
keranjang
11. Mengeluarkan belanjaan dari
tas belanja
Anak-anak usia 3 – 5 tahun
(Prasekolah)
12. Membersihkan jendela dengan kain dan botol semprot berisi air
12. Membersihkan jendela dengan kain dan botol semprot berisi air
13. Mengatur meja
14. Membersihkan meja
15. Meletakkan piring di
wastafel
16.Mengeringkan peraslatan makan
17. Menyapu benda yang
berserakan dengan sapu
18. Meletakkan pakaian bersih
sesuai dengan tempatnya – ajari mereka bagaimana membawa pakaian yang
sudah dilipat sehingga mereka tidak menjadikannya
berantakan
19. Melipat pakaian iyang
sederhana – celana jeans dan celana
20. Mengelompokkan pakaian
anggota keluarga
21. Membersihkan debu dengan
kain kering atau sarung tangan debu
22. Mengelap jendela yang
rendah dengan kain lembab
23. Membawa surat kabar dari
luar
24. Menyeka noda-noda di lantai
dapur dengan kain basah
25. Meletakkan buku di rak buku
dengan benar
26. Menyirami tanaman
27. Mencabut rumput yang
mengganggu – mengajarkan mana rumput liar, dan mana yang bukan
28. Menata seprei
29. Membantu membawa pakaian
kotor ke keranjang cucian
30. Membantu orang dewasa di
dapur (menakar, menuang bahan-bahan kering, mengaduk dan mencampur
31. Menggantungkan mantel dan
topi
32. Membawa tas
belanjaan kecil
33. Membantu mengeluarkan
belanjaan dari tas
Anak Usia 5 – 7 tahun
34. Melipat baju dan pakaian mereka. Ajari mereka bagaimana melakukannya, dan jangan mengharapkan kesempurnaan
34. Melipat baju dan pakaian mereka. Ajari mereka bagaimana melakukannya, dan jangan mengharapkan kesempurnaan
35. Menyapu lantai. Beri mereka
sapu pendek jika sapu yang biasa terlalu sulit untuk mereka gunakan
36. Mengosongkan tong sampah
kecil / tempat sampah ke dalam kantong sampah
37. Merapikan buku di rak buku
38. Membersihkan meja setelah
makan
39. Merapikan tempat tidur
40. Menempatkan sesuatu di
dalam mobil
41. Memungut sampah dari dalam
mobil
42. Memilih pakaian dan
mengenakannya tanpa bantuan
43. Membantu menyiapkan makan
siang mereka. Membuat sandwich atau sesuatu yang sederhana
Pertumbuhan dan perkembangan Anak Umur 3- 4 Tahun
A. Kemampuan perkembangan yang harus
dicapai anak sesaat sebelum berumur 4 tahun.
1. Gerak kasar :
Berjalan jinjit
2. Gerak halus : Meniru membuat gambar lingkaran.
3. Bicara, bahasa, dan kecerdasan: Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
4. Bergaul dan mandiri : Mematuhi peraturan sederhana dalam permainan.
2. Gerak halus : Meniru membuat gambar lingkaran.
3. Bicara, bahasa, dan kecerdasan: Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
4. Bergaul dan mandiri : Mematuhi peraturan sederhana dalam permainan.
B. Stimulasi perkembangan yang perlu diberikan :
1. Melatih anak berjalan mengikuti
garis lurus.
Latihlah anak berjalan mengikuti garis lurus, misalnya sepanjang garis pada lantai. tunjukkan bagaimana menggunakan kedua tangan untuk menjaga keseimbangan.
Latihlah anak berjalan mengikuti garis lurus, misalnya sepanjang garis pada lantai. tunjukkan bagaimana menggunakan kedua tangan untuk menjaga keseimbangan.
2. Membantu anak belajar melompat
dengan satu kaki.
Ajarilah anak melompat dengan satu kaki seperti pada waktu main engklek. Mula-mula anak perlu dipegang tangannnya. Lama-kelamaan biarkan ia melakukannya sendiri.
Ajarilah anak melompat dengan satu kaki seperti pada waktu main engklek. Mula-mula anak perlu dipegang tangannnya. Lama-kelamaan biarkan ia melakukannya sendiri.
3. Membantu anak belajar melempar
benda kecil ke atas.
Ambillah benda kecil yang ringan, kemudian tunjukkan cara melemparkan benda tersebut ke atas dan cara menjatuhkan benda ke dalam kaleng.
Ambillah benda kecil yang ringan, kemudian tunjukkan cara melemparkan benda tersebut ke atas dan cara menjatuhkan benda ke dalam kaleng.
4. Membantu anak belajar menggunting
dan membuat buku cerita dengan gambar tempel.
Tunjukkan kepada anak cara mengunting gambar dari majalah/koran/buku bekas.
Ajarilah anak untuk menyusun dan menempelkan gambar tersebut pada kertas,
sehingga membentuk suatu urutan cerita.
5. Melatih anak belajar “menjahit”
Tempelkan sebuah gambar pada karton. Lubangilah karton tersebut dengan sebuah paku disekeliling gambar tersebut. Ambillah tali sepatu/tali rafia yang salah satu ujungnya telah disimpulkan. MAsukkan ujung lainnya ke dalam lubang-lubang tersebut menyerupai gerakan menjahit. MIntalah anak untuk menirukannya.
6. Mintalah anak menggambar dan menulis.
Tunjukkan kepada anak cara membuat garis dan bulatan menjadi gambar rumah, tonggak, matahari, bulan dan sebagainya. Tunjukkan pula cara menulis huruf dan angka, serta menulis namanya. LAtihlah agar ia sedikit demi sedikit dapat menggambar dan menulis.
Tempelkan sebuah gambar pada karton. Lubangilah karton tersebut dengan sebuah paku disekeliling gambar tersebut. Ambillah tali sepatu/tali rafia yang salah satu ujungnya telah disimpulkan. MAsukkan ujung lainnya ke dalam lubang-lubang tersebut menyerupai gerakan menjahit. MIntalah anak untuk menirukannya.
6. Mintalah anak menggambar dan menulis.
Tunjukkan kepada anak cara membuat garis dan bulatan menjadi gambar rumah, tonggak, matahari, bulan dan sebagainya. Tunjukkan pula cara menulis huruf dan angka, serta menulis namanya. LAtihlah agar ia sedikit demi sedikit dapat menggambar dan menulis.
7. Melatih anak mengenal huruf dan
angka
Untuk membantu anak mengenal huruf dan angka, buatlah potongan-potongan karton sebesar kartu. Tuliskan angka 1 – 10 dan huruf A, B, C dan seterusnya pada potongan-potongan karton tersebut satu persatu, dan ajarkan cara menyebutnya. Mintalah kepadanya untuk mencari dan menemukan tulisan yang sama di majalah/koran/buku. latihlah anak, sampai ia mengenal semua huruf dan angka dengan baik.
8. Melatih anak mengenal bentuk dan warna
Sediakan kertas berwarna, karton, gunting, dan lem. guntinglah kertas berwarna menjadi bentuk, misalnya segitiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya. BIcarakanlah dengan anak mengenai perbedaan bentuk dan warna, serta tunjukkan cara membuat gambar tempel. Mintalah anak menempelkan bentuk berwarna tersebut pada karton.
9. Memberi kesempatan kepada anak untuk menceritakan tentang dirinya, dan mengetahui urutan cerita.
Buatlah anak agar ia mau menceritakan kejadian yang dialaminya dan apa yang dilihatnya. Bantulah anak dengan lebih dahulu menceritakanya, kemudian mintalah ia melanjutkannya menurut urutanya.
Untuk membantu anak mengenal huruf dan angka, buatlah potongan-potongan karton sebesar kartu. Tuliskan angka 1 – 10 dan huruf A, B, C dan seterusnya pada potongan-potongan karton tersebut satu persatu, dan ajarkan cara menyebutnya. Mintalah kepadanya untuk mencari dan menemukan tulisan yang sama di majalah/koran/buku. latihlah anak, sampai ia mengenal semua huruf dan angka dengan baik.
8. Melatih anak mengenal bentuk dan warna
Sediakan kertas berwarna, karton, gunting, dan lem. guntinglah kertas berwarna menjadi bentuk, misalnya segitiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya. BIcarakanlah dengan anak mengenai perbedaan bentuk dan warna, serta tunjukkan cara membuat gambar tempel. Mintalah anak menempelkan bentuk berwarna tersebut pada karton.
9. Memberi kesempatan kepada anak untuk menceritakan tentang dirinya, dan mengetahui urutan cerita.
Buatlah anak agar ia mau menceritakan kejadian yang dialaminya dan apa yang dilihatnya. Bantulah anak dengan lebih dahulu menceritakanya, kemudian mintalah ia melanjutkannya menurut urutanya.
10. Melatih anak mengenal
perbandingan.
Ajarkan kepada anak membandingkan sifat benda, misalnya lebih panjang, lebih pendek, lebih besar, lebih muda, dan sebagainya.
Ajarkan kepada anak membandingkan sifat benda, misalnya lebih panjang, lebih pendek, lebih besar, lebih muda, dan sebagainya.
11.Mengajari anak mengenal lawan
kata.
Sebutkan beberapa kata yang biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari, misanya : panas, panjang, luas, dsb. Mintalah anak menyebutkan lawan katanya.
12. Membantu anak belajar mandi dan mengeringkan tubuhnya.
Ajari anak cara mandi sendiri dengan sabun, membilas tubuh, dan mengeringkan dengan handuk.
Sebutkan beberapa kata yang biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari, misanya : panas, panjang, luas, dsb. Mintalah anak menyebutkan lawan katanya.
12. Membantu anak belajar mandi dan mengeringkan tubuhnya.
Ajari anak cara mandi sendiri dengan sabun, membilas tubuh, dan mengeringkan dengan handuk.
13. Mengajak anak mengikuti kegiatan
memasak, dan memberi kesempatan untuk bertanya.
Ajaklah anak untuk membantu memasak di dapur. berilah ia pekerjaan yang mudah dan tidak berbahaya, seperti menimbang, mengaduk, membubuhkan gula, dsb. Bicarakanlah apa yang sedang dikerjakan bersama, dan beri kesempatan kepada anak untuk bertanya.
Ajaklah anak untuk membantu memasak di dapur. berilah ia pekerjaan yang mudah dan tidak berbahaya, seperti menimbang, mengaduk, membubuhkan gula, dsb. Bicarakanlah apa yang sedang dikerjakan bersama, dan beri kesempatan kepada anak untuk bertanya.
14.Melatih anak untuk bisa mengatasi
kesedihan dan kekecewaan.
Bujuklah dan tenangkanlah anak ketika ia menangis atau kecewa dengan cara membelainya dan berbicara kepadanya dengan lembut mengenai apa yang dirasakannya.
Bujuklah dan tenangkanlah anak ketika ia menangis atau kecewa dengan cara membelainya dan berbicara kepadanya dengan lembut mengenai apa yang dirasakannya.
15.Membantu anak mengenal sopan
santun, berterimakasih, mencium tangan dan sebagainya.
Ajarkanlah dan tunjukkanlah kepada anak sikap sopan santun, misalnya menghormati orang yang lebih tua, mengucapkan terimakasih, mencium tangan, berdoa, dan sebagainya.
Ajarkanlah dan tunjukkanlah kepada anak sikap sopan santun, misalnya menghormati orang yang lebih tua, mengucapkan terimakasih, mencium tangan, berdoa, dan sebagainya.
Pendidikan TK
Pada pendidikan
pra sekolah, anak-anak hanya ingin bermain dan memuaskan hasratnya untuk
bersenang-senang. salah satu wadahnya adalah Taman Kanak-kanak (TK). Meskipun
sebagai lembaga pendidikan formal, sangat berbeda dengan lembaga pendikan SD,
SMP, dan seterusnya. Dari nama lembaganya, yakni “taman” bukan “sekolah”.
Sebutan “Taman” pada Taman Kanak-kanak mengandung makna “tempat yang aman dan
nyaman (safe and comfortable) untuk bermain” sehingga pelaksanaan pendidikan di
TK harus mampu menciptakan lingkungan bermain yang aman dan nyaman sebagai
wahana tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan tahap
tumbuh kembang anak didik, kesesuaian dan keamanan alat dan sarana bermain, serta
metode yang digunakan dengan mempertimbangkan waktu, tempat, serta teman
bermain.
Jenjang Pendidikan TK
Anak yang dapat
ditampung di TK adalah usia 4 – 6 tahun dengan lama Pendidikan 1 atau 2 tahun.
Dan, pendidikan dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok A bagi anak usia
4 – 5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5 – 6 tahun. Pengelompokan ini bukan
merupakan jenjang yang harus diikuti oleh setiap anak didik. Dengan kata lain,
bahwa setiap anak didik dapat berada selama 1 (satu) tahun pada Kelompok A atau
Kelompok B, atau selama 2 (dua) tahun pada Kelompok A dan Kelompok B.
Tujuan Pendidikan TK
a. Membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Pasal 1.14 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003);
b.
Mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap
perkembangan peserta didik (Penjelasan Pasal 28 ayat 3 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003);
c. Membantu
meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan
daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Pasal 3
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990).
Prinsip Pendidikan TK
Berdasarkan Surat
Edaran Mandikdasmen Depdiknas Nomor 1839/C.C2/TU/2009, Pelaksanaan pendidikan
di TK menganut prinsip: ”Bermain sambil Belajar dan Belajar seraya
Bermain”. Bermain merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi anak
didik. Sebelum bersekolah, bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan
lingkungan, orang lain dan dirinya sendiri.
Melalui pendekatan
bermain, anak-anak dapat mengembangkan aspek psikis dan fisik yang meliputi
moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,
kemandirian dan seni. Pada prinsipnya bermain mengandung makna yang
menyenangkan, mengasikkan, tanpa ada paksaan dari luar diri anak, dan lebih
mementingkan proses mengeksplorasi potensi diri daripada hasil akhir.
Pendekatan bermain sebagai metode pembelajaran di TK hendaknya disesuaikan
dengan perkembangan usia dan kemampuan anak didik, yaitu secara
berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih
dominan) menjadi belajar seraya bermain (unsur belajar mulai dominan). Dengan
demikian anak didik tidak merasa canggung menghadapi pendekatan pembelajaran
pada jenjang pendidikan selanjutnya;
Larangan
Anak TK, sesuai
dengan kondisi perkembangan dan pertumbuhannya, tidak boleh diberi
pekerjaan rumah (PR). Dan, saat tamat pendidikan jenjang terakhir (kelompok B)
tidak boleh diadakan kegiatan seremonial yang tak sesuai dengan prinsip
pendidikan TK.
Pada usia 4 s.d 6
tahun, kebutuhan anak untuk bermain dan bersosialisasi lebih penting dibandingkan
dengan kemampuan skolastik. Oleh karena itu, pendidikan di TK tidak
diperkenankan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada anak didik dalam bentuk
apapun.
Pendidikan taman kanak-kanak |