er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Perkembangan Intelektual dan Kognitif Anak Usia Dini

Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya perkembangan kognitif seringkali menjadi sinonim dengan perkembangan intelektual. Dalam proses pembelajaran seringkali anak dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Kegiatan itu mungkin dilakukan anak secara fisik, seperti mengamati penampilan obyek yang berupa wujud atau karakteristik dari obyek tersebut.

Tetapi lebih lanjut anak dituntut untuk menanggapinya secara mental melalui kemampuan berfikir, khususnya mengenai konsep, kaidah atau prinsip atas obyek masalah dan pemecahannya. Ini berarti aktivitas dalam belajar tidak hanya menyangkut masalah fisik semata, tetapi yang lebih penting adalah keterlibatannya secara mental yaitu aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual.

Perkembangan kognitif menjadi sangat penting manakala anak akan dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan berfikir. Masalah ini sering menjadi pertimbangan mendasar di dalam membelajarkan mereka, khususnya yang menyangkut isi atau kurikulum yang akan dipelajarinya.

Berkaitan dengan hal itu akan diungkapkan secara berturut-turut mengenai pengertian-pengertian kognitif, proses perkembangan fungsi-fungsi kognitif, tahapan perkembangan kognitif dan tinjauan perpindahan berfikir praoperasional ke operasional kongkrit. Dan semua penjelasan itu akan disajikan secara runtut bagi anda para pendidik. seiring dengan vitalnya aspek pendidikan dalam perjuangan bangsa ini, penulis pribadi memberikan apresiasi yang tinggi bagi para pendidik baik pendidikan anak usia dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak, maupun jenjang pendidikan lainnya.

Tugas-tugas Perkembangan Anak Usia Dini


Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul dalam suatu periode tertentu dalam kehidupan individu. Tugas tersebut harus dikuasai dan diselesaikan oleh individu, sebab tugas perkembangan ini akan sangat mempengaruhi pencapaian perkembangan pada masa perkembangan berikutnya. Menurut Havighurst, jika seorang individu gagal menyelesaikan tugas perkembangan pada satu fase tertentu, maka ia akan mengalami kegagalan dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa berikutnya.

Pada setiap masa perkembangan individu, ada berbagai tugas perkembangan yang harus dikuasai, adapun tugas perkembangan masa kanak-kanak menurut Carolyn Triyon dan J. W. Lilienthal (Hildebrand, 1986 : 45) adalah sebagai berikut :

a) Berkembang menjadi pribadi yang mandiri. Anak belajar untuk berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan dapat memenuhi segala kebutuhannya sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya di usia Taman Kanak-kanak.

b) Belajar memberi, berbagi dan memperoleh kasih sayang. Pada masa Taman Kanak-kanak ini anak belajar untuk dapat hidup dalam lingkungan yang lebih luas yang tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga saja, dalam masa ini anak belajar untuk dapat saling memberi dan berbagi dan belajar memperoleh kasih sayang dari sesama dalam lingkungannya.

c) Belajar bergaul dengan anak lain. Anak belajar mengembangkan kemampuannya untuk dapat bergaul dan berinteraksi dengan anak lain dalam lingkungan di luar lingkungan keluarga.

d) Mengembangkan pengendalian diri. Pada masa ini anak belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan lingkungannya. Anak belajar untuk mampu mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. Pada masa ini anak juga perlu menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi yang harus dihadapinya.

e) Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat. Anak belajar bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada berbagai jenis pekerjaan yang dapat dilakukan yang dapat menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat menghasilkan jasa bagi orang lain. Contoh, seorang dokter mengobati orang sakit, guru mengajar anak-anak di kelas, pak polisi mengatur lalu lintas, dan lain sebagainya.

f) Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing. Pada masa ini anak perlu mengetahui berbagai anggota tubuhnya, apa fungsinya dan bagaimana penggunaannya. Contoh, mulut untuk makan dan berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk melihat dan sebagainya.

g) Belajar menguasai ketrampilan motorik halus dan kasar. Anak belajar mengkoordinasikan otot-otot yang ada pada tubuhnya, baik otot kasar maupun otot halus. Kegiatan yang memerlukan koordinasi otot kasar diantaranya berlari, melompat, menendang, menangkap bola dan sebagainya. Sedangkan kegiatan yang memerlukan koordinasi otot halus adalah pekerjaan melipat, menggambar, meronce dan sebagainya.

h) Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan. Pada masa ini diharapkan anak mampu mengenal benda-benda yang ada di lingkungan, dan dapat menggunakannya secara tepat. Contoh, anak belajar mengenal ciri-ciri benda berdasarkan ukuran, bentuk, dan warnanya. Selain dari itu, anak dapat membandingkan satu benda dengan benda lain berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut.

i) Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain. Anak belajar menguasai berbagai kata-kata baru baik yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, maupun berinteraksi dengan lingkungannya.
Contoh, anak dapat menyebutkan nama suatu benda, atau mengajak anak lain untuk bermain, dan sebagainya.

j) Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan. Pada masa ini anak belajar mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap apa-apa yang ada dalam lingkungan, seperti pada teman sebaya, saudara, binatang kesayangan atau pada benda-benda yang dimilikinya.

Pada masa pendidikan anak usia dini (PAUD) maupun masa taman kanak-kanak anak akan cenderung melakukan pembelajaran seperti yang telah disebutkan diatas. Untuk itulah sebagai pendidik anda harus bisa menyesuaikan tugas-tugas dalam periode perkembangan anak ini, hal itu dimaksudkan agar proses pembelajaran anak bisa berjalan efektif dan efisien.

Pada dasarnya anak selalu mengalami perkembangan. Perkembangan akan menjadi media bagi anak untuk belajar dan mengenal lingkungannya.
http://paudbook.blogspot.com


Pembinaan Perkembangan Anak Umur 4- 5 Tahun


A. Kemampuan Perkembangan Yang Harus Dicapai Anak Sesaat Sebelum berumur 5 tahun :
  • Gerakan kasar :   Melompat dengan satu kaki.
  • Gerakan Halus :   Mengancingkan kancing baju melalui lubang kancing
  • Bicara, bahasa, dan kecerdasan :   Bercerita seperti rata-rata anak yang sebayanya
  • Bergaul dan Mandiri :   Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan.
B. Stimulasi Perkembangan yan Perlu Diberikan :
  • Memberi kesempatan kepada anak untuk melakukan permainan yang memerlukan ketangkasan dan kelincahan. Buatlah agar anak mau bermain dengan bola, berlari, melompat, berayun, memanjat, dan sebagainya. Berilah ia kesempatan untuk bermain dengan teman-temannya dan mengikuti pertandingan seperti lomba lari, lomba karung, main engklek dsb.
  • Melatih anak belajar berhitung. Sediakan kartu angka 1 – 10 yang dibuat sendiri dari potongan karton. Sediakan pula segenggam biji jagung atau kacang. Mintalah anakmenghitung biji-bijian itu sejumlah angka yang ditunjukkan pada setiap karton, dan meletakkannya diatas kartu yang cocok.
  • Membantu anak belajar menggambar. Ketika anak sedang menggambar, mintalah agar ia melengkapi gambarnya, misalnya : menggambar orang dengan bajunya, menggambar rumah dengan pohon, pagar, bunga, matahari dsb.
  • Membantu anak mengerti arti separuh dan satu. Tunjukkanlah cara membagi kue, kertas dan alin-lain menjadi 2 bagian yang sama. kemudian tunjukkan pula bahwa bila kedua bagian tersebut disatukan kembali akan menjadi satu kesatuan yang utuh.
  • Melatih anak berkebun. Tanamlah benih kacang, jagung atau biji-bijian lain pada kaleng bekas atau pot berisi tanah. Mintalah anak melakukannya, dan menyiramnya setiap hari. Ajaklah anak memperhatikan pertumbuhan tanaman itu dari hari kehari, dan bicarakanlah mengenai bagaimana tanaman, binatang, dan anak-anaknya tumbuh.
  • Membantu anak belajar mengingat. Letakkan 3 – 4 macam benda (misalnya kancing, kelereng, bunga, sendok dan lain-lain) dihadapan anak, dna mintalah ia menyebutkan nama benda satu persatu. kemudian ajaklah anak memejamkan matanya. pada saat itu ambil 1 macam benda dan sembunyikan. apabila anak sudah dapat mengingat-ngingat dengan jumlah sedikit, tambahkan macam bena yang disembunyikan.
  • Melatih anak untuk mengenal tulisan sederhana. Tuliskan nama-nama benda yang telah diketahui anak pada secarikkertas kecil dan tempelkan masing-masing tulisan pada benda yang cocok dengan tulisan tersebut. Mintalah anak “membaca tulisan” dengan menyebutkan nama benda yang telah diketahinya.
  • Menimbulkan minat baca pada anak. Ajaklah anak sering-sering melihat buku, majalah, terutama bacaan untuk anak. Bacakan bacaan tersebut dan bicarakan bersama mengenai ceritanya. Usahakan agar anak sering melihat orang sedang membaca.
  • Memberikan kesempatan kepada anak untuk membetulkan kelalaian orang lain. Buatlah kesalahan dengan sengaja dan berilah kesempatan kepada nak untuk membetulkan kesalahan tersebut, misalnya : memberikan baju kepada anak sambil berkata : “ini sepatumu”. Anak akan senang dapat “mengajari” orang tua.
  • Melatih anak mengenal musim. Ceritakan kepada anak apa yang terjadi jika pada musim hujan dan pada musim kemarau, bagaimana pengaruhnya kepada alam sekitarnya. Pakailah bahasa yang sederhana, dengan contoh-contoh yang mudah dimengerti.  “kalau musim penghujan langitnya mendung, matahari tertutup..”
  • Membiasakan anak membantu mengerjakan pekerjaan  rumah tangga. Ajaklah anak membantu pekerjaan rumah tangga yang ringan dan berikanlah tugas rutin kepada anak. Tunjukkanlah cara mengerjakan tugas rutin tersebut dan bagiamana membantu pekerjaan rumah tanga. Misalnya: membereskan tempat tidurnya, menyimpan kembali mainannya, meneruh pakainya ditempat cucian, membantu menyapu, mengelap, dan sebagainya. Pujilah setiap kali anak selesai melakukan tugasnya.
  • Membantu anak belajar mengikuti perintah. Ajarkan kepada anak untuk belajar mengikuti perintah dalam bentuk  permainan. Misalnya : “Berjalan tiga langkah”, “Berjalan jinjit lima langkah”, dan sebagainya. “Ayo nadzira jinjit lima langkah”
  • Melatih Kemandirian Anak. Berilah kesempatan kepada anak untuk bekunjung kerumah teman/tetanganya terdekat atau saudara tanpa ditemani. Tanyakan mengenai kunjungannnya, mintalah ia bercerita tentang kunjungan tersebut.
  • Mengajak anak bermain dengan kreatif. Undanglah 2 – 3 orang teman bermain anak, ajarkanlah permainan pasar-pasaran. kumpulkan bersama benda yang ada disekitarnya, buatkanlah uang-uangan dari ptongan kertas, dan kancing/tutup botol untuk uang logamnya. Tunjuklah seorang anak menjadi pemilik toko. dan yang lainnya sebegai pembeli. ajarkan pula bagaimana menawar harga, membungkus barang, mengembalikan uang, dsb. berilah kesempatan kepada yang lainnya, secara bergantian menjadi penjual dan pembeli.   sumber: pondok ibu.com 


pgtk darunnajah | perkembangan anak usia 4-5 tahun



Kebiasaan Baik Untuk Anak

Menanamkan kebiasaan baik (melakukan pekerjaan ringan seperti menyapu, menata meja, menyiapkan pakaiannya, dll) kepada anak sejak dini ternyata akan berdampak baik terhadap pembentukan karakter anak kelak ketika dewasa. Semakin cepat kita mengajari tugas-tugas rumah tangga kepada anak-anak kita, semakin  besar pula tanggung jawab yang akan mereka miliki, dan semakin sedikit yang kita harus lakukan! Pastinya kita mengharapkan hal-hal besar dari anak-anak kita, seperti rasa tanggung jawab dan kemandirian dan hal itu tidak serta merta dengan mudah kita dapatkan, kecuali kita sebagai orang tua memulai dan mengajarinya dari hal yang paling kecil sekalipun. Anak usia balita sudah bisa  diajari melakukan tugas-tugas rumah tangga. Berikut ini hal-hal yang bisa dilakukan oleh anak-anak kita 

 Pekerjaan Rumah yang Dapat Dilakukan Anak

Balita Usia18 bulan – 2 tahun
1. Membersihkan meja dengan kemoceng atau lap kering
2. Menempatkan cucian ke tempat yang tepat – beritahu mereka di mana barang-barang tersebut seharusnya dan lihatlah apakah mereka ingat atau tidak setelah beberapa kali Anda melakukan tugas ini dengan mereka.
3. Memasangkan kaus kaki dengan pasangannya. Ketrampilan ini mengajarkan kepada anak konsep “sama”     dan “berbeda”
4. Membawa peralatan makan yang tak terpakai dari meja makan, merapikan meja makan.
5. Meletakkan sesuatu di atas meja (serbet, cangkir)
6. Membereskan mainan – mereka mungkin tidak mau melakukannya, tetapi mereka bisa melakukannya.
7. Membereskan boneka-boneka yang ada di tempat tidur setelah bangun pagi
8. Mendorong keranjang cucian ke ruangan yang tepat
9. Membuang sampah di tempat sampah
10. Meletakkan pakaian dalam keranjang
11. Mengeluarkan belanjaan dari tas belanja

Anak-anak usia 3 – 5 tahun (Prasekolah)
12. Membersihkan  jendela dengan kain dan botol semprot berisi air
13. Mengatur meja
14. Membersihkan meja
15. Meletakkan piring di wastafel
16.Mengeringkan peraslatan makan
17. Menyapu benda yang berserakan dengan sapu
18. Meletakkan pakaian bersih sesuai dengan tempatnya – ajari mereka bagaimana membawa pakaian yang       sudah dilipat sehingga mereka tidak menjadikannya berantakan
19. Melipat pakaian iyang sederhana – celana jeans dan celana
20. Mengelompokkan pakaian anggota keluarga
21. Membersihkan debu dengan kain kering atau sarung tangan debu
22. Mengelap jendela yang rendah dengan kain lembab
23. Membawa surat kabar dari luar
24. Menyeka noda-noda di lantai dapur dengan kain basah
25. Meletakkan buku di rak buku dengan benar
26. Menyirami tanaman
27. Mencabut rumput yang mengganggu – mengajarkan mana rumput liar, dan mana yang bukan
28. Menata seprei
29. Membantu membawa pakaian kotor ke keranjang cucian
30. Membantu orang dewasa di dapur (menakar, menuang bahan-bahan kering, mengaduk dan mencampur
31. Menggantungkan mantel dan topi
32. Membawa tas belanjaan kecil
33. Membantu mengeluarkan belanjaan dari tas

Anak Usia 5 – 7 tahun
34. Melipat baju dan pakaian mereka. Ajari mereka bagaimana melakukannya, dan jangan mengharapkan         kesempurnaan
35. Menyapu lantai. Beri mereka sapu pendek jika sapu yang biasa terlalu sulit untuk mereka gunakan
36. Mengosongkan tong sampah kecil / tempat sampah ke dalam kantong sampah
37. Merapikan buku di rak buku
38. Membersihkan meja setelah makan
39. Merapikan tempat tidur
40. Menempatkan sesuatu di dalam mobil
41. Memungut sampah dari dalam mobil
42. Memilih pakaian dan mengenakannya tanpa bantuan
43. Membantu menyiapkan makan siang mereka. Membuat sandwich atau sesuatu yang sederhana



Pertumbuhan dan perkembangan Anak Umur 3- 4 Tahun


A. Kemampuan perkembangan yang harus dicapai anak sesaat sebelum berumur 4 tahun.
1. Gerak kasar :   Berjalan jinjit
2. Gerak halus :   Meniru membuat gambar lingkaran.
3. Bicara, bahasa, dan kecerdasan:    Mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
4. Bergaul dan mandiri :  Mematuhi peraturan sederhana dalam permainan.

B. Stimulasi perkembangan yang perlu diberikan :
1. Melatih anak berjalan mengikuti garis lurus.
Latihlah anak berjalan mengikuti garis lurus, misalnya sepanjang garis pada lantai. tunjukkan bagaimana menggunakan kedua tangan untuk menjaga keseimbangan.

2. Membantu anak belajar melompat dengan satu kaki.
Ajarilah anak melompat dengan satu kaki seperti pada waktu main engklek. Mula-mula anak perlu dipegang tangannnya. Lama-kelamaan biarkan ia melakukannya sendiri.

3. Membantu anak belajar melempar benda kecil ke atas.
Ambillah benda kecil yang ringan, kemudian tunjukkan cara melemparkan benda tersebut ke atas dan cara menjatuhkan benda ke dalam kaleng.

4. Membantu anak belajar menggunting dan membuat buku cerita dengan gambar tempel. Tunjukkan kepada anak cara mengunting gambar dari majalah/koran/buku bekas. Ajarilah anak untuk menyusun dan menempelkan gambar tersebut pada kertas, sehingga membentuk suatu urutan cerita.

5. Melatih anak belajar “menjahit”
Tempelkan sebuah gambar pada karton. Lubangilah karton tersebut dengan sebuah paku disekeliling gambar tersebut. Ambillah tali sepatu/tali rafia yang salah satu ujungnya telah disimpulkan. MAsukkan ujung lainnya ke dalam lubang-lubang tersebut menyerupai gerakan menjahit. MIntalah anak untuk menirukannya.

6. Mintalah anak menggambar dan menulis.

Tunjukkan kepada anak cara membuat garis dan bulatan menjadi gambar rumah, tonggak, matahari, bulan dan sebagainya. Tunjukkan pula cara menulis huruf dan angka, serta menulis namanya. LAtihlah agar ia sedikit demi sedikit dapat menggambar dan menulis.

7. Melatih anak mengenal huruf dan angka
Untuk membantu anak mengenal huruf dan angka, buatlah potongan-potongan karton sebesar kartu. Tuliskan angka 1 – 10 dan huruf A, B, C dan seterusnya pada potongan-potongan karton tersebut satu persatu, dan ajarkan cara menyebutnya. Mintalah kepadanya untuk mencari dan menemukan tulisan yang sama di majalah/koran/buku. latihlah anak, sampai ia mengenal semua huruf dan angka dengan baik.

8.  Melatih anak mengenal bentuk dan warna

Sediakan kertas berwarna, karton, gunting, dan lem. guntinglah kertas berwarna menjadi bentuk, misalnya segitiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya. BIcarakanlah dengan anak mengenai perbedaan bentuk dan warna, serta tunjukkan cara membuat gambar tempel. Mintalah anak menempelkan bentuk berwarna tersebut pada karton.

9.  Memberi  kesempatan kepada anak untuk menceritakan tentang dirinya, dan mengetahui urutan cerita.

Buatlah anak agar ia mau menceritakan kejadian yang dialaminya dan apa yang dilihatnya. Bantulah anak dengan lebih dahulu menceritakanya, kemudian mintalah ia melanjutkannya menurut urutanya.

10.  Melatih anak mengenal perbandingan.
Ajarkan kepada anak membandingkan sifat benda, misalnya lebih panjang, lebih pendek, lebih besar, lebih muda, dan sebagainya.

11.Mengajari anak mengenal lawan kata.
Sebutkan beberapa kata yang biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari, misanya : panas, panjang, luas, dsb. Mintalah anak menyebutkan lawan katanya.

12. Membantu anak belajar mandi dan mengeringkan tubuhnya.

Ajari anak cara mandi sendiri dengan sabun, membilas tubuh, dan mengeringkan dengan handuk.

13. Mengajak anak mengikuti kegiatan memasak, dan memberi kesempatan untuk bertanya.
Ajaklah anak untuk membantu memasak di dapur. berilah ia pekerjaan yang mudah dan tidak berbahaya, seperti menimbang, mengaduk, membubuhkan gula, dsb. Bicarakanlah apa yang sedang dikerjakan bersama, dan beri kesempatan kepada anak untuk bertanya.

14.Melatih anak untuk bisa mengatasi kesedihan dan kekecewaan.
Bujuklah dan tenangkanlah anak ketika ia menangis atau kecewa dengan cara membelainya dan berbicara kepadanya dengan lembut mengenai apa yang dirasakannya.

15.Membantu anak mengenal sopan santun, berterimakasih, mencium tangan dan sebagainya.
Ajarkanlah dan tunjukkanlah kepada anak sikap sopan santun, misalnya menghormati orang yang lebih tua, mengucapkan terimakasih, mencium tangan, berdoa, dan sebagainya.

Pendidikan TK

Pada pendidikan pra sekolah, anak-anak hanya ingin bermain dan memuaskan hasratnya untuk bersenang-senang. salah satu wadahnya adalah Taman Kanak-kanak (TK). Meskipun sebagai lembaga pendidikan formal, sangat berbeda dengan lembaga pendikan SD, SMP, dan seterusnya. Dari nama lembaganya, yakni “taman” bukan “sekolah”. Sebutan “Taman” pada Taman Kanak-kanak mengandung makna “tempat yang aman dan nyaman (safe and comfortable) untuk bermain” sehingga pelaksanaan pendidikan di TK harus mampu menciptakan lingkungan bermain yang aman dan nyaman sebagai wahana tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan tahap tumbuh kembang anak didik, kesesuaian dan keamanan alat dan sarana bermain, serta metode yang digunakan dengan mempertimbangkan waktu, tempat, serta teman bermain.

Jenjang Pendidikan TK

Anak yang dapat ditampung di TK adalah usia 4 – 6 tahun dengan lama Pendidikan 1 atau 2 tahun. Dan,  pendidikan dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok A bagi anak usia 4 – 5 tahun dan kelompok B untuk anak usia 5 – 6 tahun. Pengelompokan ini bukan merupakan jenjang yang harus diikuti oleh setiap anak didik. Dengan kata lain, bahwa setiap anak didik dapat berada selama 1 (satu) tahun pada Kelompok A atau Kelompok B, atau selama 2 (dua) tahun pada Kelompok A dan Kelompok B.

Tujuan Pendidikan TK

a.  Membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Pasal  1.14 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003);
b.  Mengembangkan kepribadian dan  potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik (Penjelasan Pasal 28 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003);
c.  Membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Pasal 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990).

Prinsip Pendidikan TK

Berdasarkan Surat Edaran Mandikdasmen Depdiknas Nomor 1839/C.C2/TU/2009, Pelaksanaan pendidikan di TK menganut prinsip:  ”Bermain sambil Belajar dan Belajar seraya Bermain”. Bermain merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi anak didik. Sebelum bersekolah, bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain dan dirinya sendiri.
Melalui pendekatan bermain, anak-anak dapat mengembangkan aspek psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni. Pada prinsipnya bermain mengandung makna yang menyenangkan, mengasikkan, tanpa ada paksaan dari luar diri anak, dan lebih mementingkan proses mengeksplorasi potensi diri daripada hasil akhir. Pendekatan bermain sebagai metode pembelajaran di TK hendaknya disesuaikan dengan perkembangan usia dan kemampuan anak didik, yaitu secara berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih dominan) menjadi belajar seraya bermain (unsur belajar mulai dominan). Dengan demikian anak didik tidak merasa canggung menghadapi pendekatan pembelajaran pada jenjang pendidikan selanjutnya;

Larangan

Anak TK, sesuai dengan kondisi perkembangan dan pertumbuhannya, tidak  boleh diberi pekerjaan rumah (PR). Dan, saat tamat pendidikan jenjang terakhir (kelompok B) tidak boleh diadakan kegiatan seremonial yang tak sesuai dengan prinsip pendidikan TK.
Pada usia 4 s.d 6 tahun, kebutuhan anak untuk bermain dan bersosialisasi lebih penting dibandingkan dengan kemampuan skolastik. Oleh karena itu, pendidikan di TK tidak diperkenankan memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada anak didik dalam bentuk apapun.
pendidikan TK | pgtk darunnajah
Pendidikan taman kanak-kanak