er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Membacakan Buku Cerita Untuk Anak


membaca cerita utntuk anak | pgtk darunnajah
membacakan cerita kepada anak anak
Dengan membaca, setiap orang akan bertambah wawasan pengetahuan, kreativitas, daya tangkap dan imajinasi atau ide. Bahkan bagi anak-anakpun, jika membaca diterapkan dengan efektif dapat meningkatkan hubungan emosional yang positif dengan orang tuanya.

Manfaat ini juga bisa kita berikan kepada anak-anak kita yang belum bisa membaca, yaitu dengan cara membacakan buku (terutama buku cerita) kepada mereka.

Agar manfaat tersebut bisa efektif, diperlukan seni membaca dengan baik dan benar :
  1. Saat membacakan buku cerita, gunakan suara yang lantang dan artikuasi yang jelas. Tujuannya: agar anak dapat sambil belajar mengucapkan kata-kata yang benar saat dia mendengarkan cerita.
  2. Penggunaan intonasi yang tepat. Gunakan nada yang tinggi saat membacakan tokoh sedang berteriak, jangan hanya dengan nada yang datar-datar saja. Tujuannya: anak bisa belajar mengerti tentang situasi dan kondisi yang yang tepat.
  3. Ekspresi yang sesuai. Gunakan mimik muka yang ceria, saat membacakan tokoh cerita yang sedang senang, bahagia, Begitu juga sebaliknya. Tujuannya: agar anak bisa melajar mengemukakan ekspresi dengan benar.
  4. Biarkan anak bertanya. Kalaupun anak bertanya saat sedang membacakan cerita, beri jawaban yang sesuai. Ini menunjukkan kakalu anak benar-benar menyimak apa yang kita bacakan.
  5. Waktu yang terbaik. Semua waktu memang baik untuk membacakan cerita, tetapi ada juga waktu terbaiknya yaitu menjelang anak akan tidur. Ini dikarenakan kondisi yang benar-benar rileks dan nyaman.

Kebiasaan Salah Yang Sering Dilakukan Ibu Tanpa Sengaja


Sebagai seorang ibu, multitasking atau melakukan beberapa rutinitas dalam satu waktu adalah kelebihan yang kita punya. Tetapi pernahkah kita menyadari, apakah rutinitas yang kita lakukan sudah benar atau belum? Coba telisik bersama, siapa tahu ada kebiasaan multitasking kita yang harus perbaiki.

1. Berbagi tempat tidur dengan anak
Ketika anak-anak masih bayi, menyusui dan mengganti popok lebih mudah dilakukan saat mereka tidur di samping kita. Terlebih di malam hari, kita tak perlu benar-benar terbangun untuk memenuhi panggilan bayi tersayang. Tetapi ternyata rutinitas ini bisa memberi risiko pada bayi kita.
 Di Amerika Serikat, kecenderungan berbagi tempat tidur dengan anak mengalami peningkatan. Jika pada 1993 persentasenya hanya 5,5 persen, pada tahun 2000 persentasenya melonjak hingga 12,8 persen. Ini adalah data yang dikeluarkan National Infant Sleep Position Study.

Menurut St. Louis University, bayi yang tidur bersama orang tuanya 40 kali lebih sering mengalami cegukan dibanding yang tidak. Mengapa? Posisi menyusui di tempat tidur membuat bayi tidak nyaman, hingga kemudian membuat buah hati kita tersedak.

Itu mengapa, sebaiknya letakkan keranjang tidur bayi di samping tempat tidur kita. Setiap kali tiba waktu menyusui di malam hari, pilihlah tempat duduk yang nyaman. Kenyamanan akan menguntungkan kita dan bayi. Posisi menyusui yang tepat akan membuat bayi menyusui tanpa tersedak, plus kita tak merasa pegal jika menyusui memakan waktu lama.

2. Membuat anak tidur dengan bantuan sebotol susu atau jus
Ini adalah undangan terbuka bagi bakteri untuk menetap di gigi anak kita, ucap Michael Ignelzi, dokter gigi yang juga juru bicara American Academy of Pediatric Dentistry. Bakteri yang menempel pada gigi sepanjang mereka tidur akan membuat anak kita mengalami sindroma karies botol. Sindrom ini akan membuat gigi bayi kita cepat keropos.

Pada kasus yang sangat ekstrim, Igelzi bercerita, pernah memasang crown atau pelindung gigi pada anak yang masih berumur 23 bulan. Tak tanggung-tanggung, jumlah pelindung gigi yang dipasang adalah 4 buah. “Sebabnya, anak ini selalu tertidur dalam keadaan minum susu atau jus setiap malamnya. Jadi ingatlah untuk membersihkan gusi bayi dengan kapas basah setiap malamnya, sedangkan pada anak yang sudah lebih besar sikat gigi adalah solusinya, terlebih setiap kali habis minum susu atau jus. Sebab kandungan asam di dalam kedua minuman adalah makanan kesukaan bakteri.

3. Membiarkan balita kita menonton acara "smart baby"
Pernahkah kita berpikir bahwa sebenarnya kita memanfaatkan acara televisi atau DVD yang katanya cocok bagi bayi sebagai electronic babysitter? Sebab bayi kita akan menjadi tenang dan kita bisa melakukan pekerjaan yang lain.

Tetapi penelitian yang dilakukan University of Washington menyebutkan, setiap satu jam yang dihabiskan balita dengan menonton acara televisi atau DVD membuat mereka kehilangan 6-8 kata. Sedangkan pada balita yang tak menonton acara sejenis, kemampuan mereka mengingat kata baru lebih baik. Plus, penelitian ini juga menambahkan bahwa televisi dan DVD membuat anak tidak akrab dengan orang tuanya.

Coba ganti acara menonton televisi atau DVD dengan bermain bersama anak. Mulai dari bernyanyi bersama, menggambar, mewarnai, atau bercerita. Bahkan universitas itu juga menyebutkan, hanya dengan bermain blocks bersama balita, mereka jadi mampu mengingat kata baru 15 persen lebih cepat dibanding yang tidak.

4. Menaruh anak di kereta belanja supermarket

Kereta belanja supermarket memang terlihat tidak berbahaya. Tetapi Amerika Serikat mencatat, setiap tahunnya ada sekitar 20.000 anak yang terpaksa masuk unit gawat darurat rumah sakit karena mereka terjatuh dari kereta tersebut.

Kemampuan anak untuk menjaga keseimbangan sangat kecil, sebab mereka baru hanya bisa menahan daya tarik bumi dari dada hingga kepala. Jadi ketika mereka hendak mengambil sesuatu yang berada di bawah kepala mereka, anak-anak akan sulit sekali menahan gravitasi bumi hingga akhirnya terjatuh. Lebih baik gunakan kereta dorong khusus anak-anak setiap kali kita mengajak mereka berbelanja bulanan.

Sumber:(Prevention Indonesia Online/Siagian Priska)
Kompas.com

Usia Anak Masuk TK


Berbagai dilema sering dihadapi oleh orang tua tentang kapan saat yang tepat mulai memasukkan anak ke TK A. Usia masuk sekolah dasar yang kini diterapkan oleh pemerintah adalah 7 tahun. Artinya jika anak mulai sekolah di usia 4 tahun, bisa-bisa ia menjalani pendidikan kanak-kanaknya hingga tiga tahun. Takutnya anak bosan sekolah karena di paksa belajar dari kecil.
anak usia masuk tk | pgtk darunnajah
usia anak masuk tk

Dra Mayke S. Tedjasaputra, MSI, Play Therapist dan Psikolog mengatakan bahwa tidak ada yang harus ditakutkan saat memutuskan anak memasuki TamanKanak-Kanak. Asalkan, anak sudah meminta sendiri untuk belajar dan jangan lupa diberi tahu konsekuensinya. Kalau bisa jangan sampai kita yang memutuskan untuknya untuk mulai menjalani sekolah.

"Terangkan padanya sekolah itu ada tanggung jawabnya diantaranya adalah buat PR, bangun pagi dan lain sebagainya. Biarkan anak ikut trial dulu supaya merasakan,"

Sebenarnya tujuan utama untuk masuk TK adalah mempersiapkan langkahnya buat masuk Sekolah Dasar (SD). Di mana dalam TK anak belajar menyimak hal-hal yang diceritakan oleh guru dan melakukan berbagai kegiatan yang diberikan di TK, termasuk mengikuti apa yang ditugaskan oleh guru. Selain itu juga bisa melatih kemandirian, membiasakan anak bergaul dengan teman, belajar mengatasi masalah ketika bertengkar dengan teman, ingin buang air kecil atau buang air besar, membuka kotak makanan, makan sendiri.  Dia akan belajar banyak untuk berkomunikasi dengan teman-temannya, bagaimana mengemukakan keinginannya, mengerti apa yang diinginkan oleh teman, bagaimana harus merespons permintaan atau pun ancaman teman, dan seterusnya.

Hal itu akan berkaitan dengan hantaman yang dihadapinya kala SD. Jika TKnya matang niscaya ia bakal mudah menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan akademis, kerja sama dengan guru dan teman, berpisah dengan lingkungan rumah, dan mandiri untuk mengatasi masalah-masalah kecil di sekolah. Contoh apa yang akan dia lakukan kalau tidak bisa mengerjakan tugas dari guru, apa yang harus dilakukan ketika ada teman yang suka mengancam dirinya, dan lain-lain.
Agar anak tidak terlalu tertekan sesuai dengan perkembangan usia pilihlah TK yang tidak menekankan kegiatan akademis (belajar calistung).

Bagaimana dengan software-software komputer yang bersifat edutaiment?
"Beberapa orang tua berpikir software itu lebih murah dari pada masuk TK sehingga mereka memilih mengajarkannya di rumah," ucap Mayke.

Tapi ia menambahkan, selaku penyerap pengetahuan yang paling pandai anak pasti tidak menemukan kesulitan kala menghadapi software dan komputer. Yang di sayangkan adalah kesempatan anak untuk bergaul dengan teman-temannya akan berkurang, apalagi kalau dia termasuk tipe anak yang lebih suka menyendiri. Bisa-bisa ia malah tergila-gila menggunakan komputer, akan kurang kesempatan berhubungan dengan orang lain, menyentuh dan memanipulasi benda, melakukan penjelajahan terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungannya.
 http://www.facebook.com/note.php?note_id=202990749750426


Karakteristik Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini


Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus dikuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh anak.
Atas dasar pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pembelajaran untuk anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.     1. Belajar, bermain, dan bernyanyi
    Pembelajaran untuk anak usia dini menggunakan prinsip belajar, bermain, dan bernyanyi. Pembelajaran untuk anak usia dini diwujudkan sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak aktif, senang, bebas memilih. Anak-anak belajar melalui interaksi dengan alat-alat permainan dan perlengkapan serta manusia. Anak belajar dengan bermain dalam suasana yang menyenangkan. Hasil belajar anak menjadi lebih baik jika kegiatan belajar dilakukan dengan teman sebayanya. Dalam belajar, anak menggunakan seluruh alat inderanya. 
         2. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan
    Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu : a) berorientasi pada usia yang tepat, b) berorientasi pada individu yang tepat, dan c) berorientasi pada konteks social budaya. Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia tersebut. Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan, berinteraksi, dan memenuhi harapan anak. Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat, pembelajaran berorientasi perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial budaya anak. Untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.


Karakteristik Cara Belajar Anak Usia Dini


Anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa dalam berperilaku.Dengan demikian dalam hal belajar anak juga memiliki karakteristik yang tidak sama pula dengan orang dewasa. Karakteristik cara belajar anak merupakan fenomena yang harus dipahami dan dijadikan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran untuk anak usia dini. Adapun karakterisktik cara belajar anak adalah :
      1. Anak belajar melalui bermain.
      2. Anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya.
      3. Anak belajar secara alamiah.
   4. Anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik, dan fungsional.


Taman Kanak Kanak dan Radhatul Athfal


Pengertian : TK / RA adalah adalah satu bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yng menyeleggelarakan program pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun .

Sasaran, pendidikan TK adalah anak usia 4-6 tahun ,yang dibagi kedalam dua kelompok belajar berdasarkan usia yaitu kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan kelompok B untuk anak didik usia 5-6 tahun .

Layanan program : TK minimal dilaksanakan 6 hari dalam seminggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam per hari.jumlah layanan dalam satu tahun minimal 160 hari atau 34 minggu 

Tenaga pendidik : guru
Persyaratan tenaga pendidik di TK sebagi berikut :
-   Memiliki tenaga pendidik dengan kualifikasi akademik sekurang-kurangnya D-IV atau sarjana (S-1) di bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Kependidikan lain atau psikologi dan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD.
-    Memiliki tenaga kependidikan meliputi sekurang-kurangnya minimal satu kepala Taman kanak-kanak, tenaga administrasi dan tenaga kebersihan.
-    Menyediakan tenaga kesehatan dan atau psikolog yang telah memiliki izin praktek.

Rasio, antara pendidik dan anak dalam standar pelayanan minimal (SPM) adalah 1:25, sedangkan rasio ideal satu orang pendidik melayani 10/12 anak.
Persyaratan administrasi 
-Memiliki lembaga yang berbadan hukum dan terdaftar di Dinas Sosial
-     -Memiliki izin penyelenggaraan dari Suku Dinas Kotamadya
-     -Memiliki kurikulum TK dan perangkatnya
      -Memiliki sarana bermain, meliputi Outdoor dan Indoor.
      -Memiliki prasarana dan sarana sesuai dengan SPM dan SK Gubernur tentang penyelenggaraan PAUD
      -Memiliki sumber pembiayaan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu lima tahun.

Struktur Kurikulum, TK dan RA memiliki dua bidang pengembangan, yaitu
1   -Pembiasaan (pengembangan diri), yang terdiri : moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional dan             kemandirian
-   -Pengembangan kemampuan dasar, yang terdiri dari bidang pengembangan berbahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni.
taman kanak-kanak
Taman kanak kanak