er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Metode Bermain Anak TK

1. Pengertian Bermain bagi Anak TK
Motivasi Intrinsik tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri anak.
Pengaruh positif tingkah laku itu menyenangkan atau menggembirakan untuk dilakukan.
Bukan dilakukan sambil lalu, tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu.
Cara/tujuan, cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya.
Kelenturan, bermain itu perilaku yang lentur

2. Fungsi bermain bagi anak TK.
Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata.
Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata.
Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng.
Untuk melepaskan dorongan yang tidak dapat diterima.
Untuk kilas balik pesan-pesan yang biasa dilakukan.
Mencerminkan pertumbuhan.
Untuk mengembangkan sosial anak.

Beberapa fungsi bermain :
- Mempertahankan keseimbangan
Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan kegiatan bermain, anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan.
- Menghayati berbagai pengalaman yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari
Fungsi bermain sebagai sarana untuk menghayati kehidupan sehari-hari ini berguna untuk menumbuhkan kebiasaan pada anak.
- Mengantisipasi peran yang akan dijalani di masa yang akan datang.
Meskipun anak berpura-pura memerankan seorang ibu/ayah, perawat atau sopir truk, namun sebenarnya kegiatan tersebut merupakan untuk mempersiapkan anak melaksanakan peran tersebut kelak.
- Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari.
Anak TK merupakan pribadi yang sedang tumbuh. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan geraknya.
- Menyempurnakan keterampilan-keterampilan yang dipelajari.
Anak TK merupakan pribadi yang sedang tumbuh. Dengan demikian anak selalu berusaha menggunakan kekuatan tubuhnya karena hal ini sejalan dengan pertumbuhan geraknya.
- Menyempurnakan keterampilan memecahkan masalah.
Masalah yang dihadapi anak sehari-hari dapat bersifat masalah emosional sosial maupun intelektual.
- Meningkatkan keterampilan berhubungan dengan anak lain.
Melalui kegiatan bermain anak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan keterampilan bergaulnya seperti bagaimana menghindari pertentangan dengan teman.

3. Beberapa penggolongan kegiatan bermain anak TK.
a. Penggolongan kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkembangan
sosial anak. Gorden & Browne 1985, mengadakan penggolongan kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak dala bentuk :
1. Bermain secara soliter
2. Bermain secara paralel
3. Bermain asosiatif.
4. Bermain secara kooperatif.
b. Kegiatan bermain berdasarkan pada kegemaran anak yaitu bermain bebas dan spontan :
1. Bermain bebas dan spontan.
2. Bermain pura-pura.
Bermain pura-pura dapat dibedakan dalam bentuk:
- Minat pada personifikasi.
- Bermain pura-pura dengan menggunakan peralatan.
- Bermain pura-pura dalam satuan tertentu.
3. Bermain dengan cara membangun atau menyusun.
4. Bertanding atau berolahraga.

Pengertian Metode di Taman Kanak-Kanak

Pada umumnya sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai guru harus mempersiapkan program terlebih dahulu. Sebagaimana terdapat dalam Garis-garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. Bahwa tujuan Program Kegiatan Belajar anak TK adalah untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta.

Tugas-tugas perkembangan masa kanak-kanak awal yang harus dijalani anak TK :
Berkembang menjadi pribadi yang mandiri
Belajar memberi berbagi dan memperoleh kasih sayang.
Belajar bergaul dengan anak lain.
Mengembangkan pengendalian diri.
Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat.
Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing.
Belajar menguasai keterampilan motorik halus dan kasar.
Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan.
Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami anak/orang lain.
Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan.
Guru mengembangkan kreativitas anak. Dan metode yang dipilh adalah metode yang dapat menggerakkan anak untuk meningkatkan motivasi rasa ingin tahu dan mengembangkan imajinasi.
Guru mengembangkan kemampuan bahasa anak dengan menggunakan metode yang dapat meningkatkan perkembangan kemampuan berbicara, mendengar, membaca dan menulis.
Guru mengembangkan emosi anak dengan menggunakan metode-metode yang menggerakkan anak untuk mengekspresikan perasaan yang menyenangkan.
Guru mengembangkan kemampuan motorik anak dapat dipergunakan metode yang menjamin anak tidak mengalami cidera. Untuk mengembangkan nilai dan sikap anak dapat dipergunakan metode yang memungkinkan terbentuknya kebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agama dan moral Pancasila.
- Pada anak usia TK tidak dapat disuruh duduk diam selama jam kegiatan.
- Anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk mengenal lingkungan alam sekitar dan sosial yang lebih baik.
- Rasa ingin tahu anak TK tidak terbatas pada hal-hal tersebut di atas, melainkan juga untuk menemukan jawaban sendiri.
- Untuk memperoleh informasi dan pengalaman, anak TK mempunyai dorongan yang kuat untuk menjelajahi dan meneliti lingkungannya.
- Anak TK cenderung mengekspresikan diri bila harus menanggapi sesuatu.
- Anak TK cenderung tidak dapat membedakan antara kejadian nyata dengan kejadian khayal.

Beberapa metode pengajaran di TK
Bermain
Karya wisata
Bercakap-cakap
Bercerita
Demonstrasi
Proyek
Pemberian tugas

Objek Pandang Besar

Sebuah apel yang digambar ibu guru di papan tulis dengan ukuran diameter 7 cm tak akan menjadi sesuatu yang menarik bagi anak 3 tahun yang harus melihatnya dari kursinya yang berjarak 4 meter dari papan tulis. Lain halnya jika ibu guru membawakan selembar kertas folio dengan gambar apel merah segar berdiameter 10 cm dan ditunjukkkan kepada anak-anak dalam jarak 2 mater, apalagi jika si apel memiliki mata dam mulut yang sedang tertawa, anak akan berebut melihatnya.

Jarak Pandang Dekat

Tidak seperti anak TK yang telah mampu melihat dalam rentang jarak lebih dari 3 meter, maka anak-anak mungil tiga tahun-an ini baru memiliki kemampuan pandang dalam jarak yang relatif dekat, tak lebih dari 2 hingga 3 meter.

Mengingat minimnya kemampuan ini, maka posisi hadap guru dan dan siswa harus diatur telalu jauh, daan tidask menyebar. Posisi berhadapan dengan siswa duduk setengah lingkaran di atas karpet adalah posisi yang sangat efektif untuk kegiatan yang banyak membutuhkan komunikasi verbal.

Untuk kegiatan yang memerlukan ruang gerak agak luas untuk mengerjakan sesuatu atau memerlukan meja, barulah anak-anak bisa dikelompokkan satu meja untuk empat hingga lima anak. Posisi duduk kursi yang menyebar akan menyulitkan anak untuk berkonsentrasi ke satu arah, sehingga guru harus aktif berkeliling agar semua siswa dapat melihatnya. Hal ini menyebabkan posisi ini tak efektif untuk komunikasi verbal.

Gerak Motorik Dominan

Masih sangat wajar, jika anak-anak pra TK ini lebih suka bermain ayunan dari pada bermain dikelas. Bagi mereka, benda-benda yang bisa berputar-putar dan mengayun-ayunkan tubuh mereka itu sangat menggairahkan. Akan lebih baik jika 50-75% waktu bermain mereka dalam sehari di play group dan di rumah dihabiskan dengan bermain seperti ini. Guru dan orang tua yang kreatif, akan memadukan materi pembelajaran dengan kegiatan motorik ini.

Mengenai konsep hitung, mengenal warna hingga penegnalan doa, semua bisa dilakukan sambil berayun-ayun, berlarian, atau sambil duduk santai di halamn rumput yang luas, bukan?. Dominannya motorik kasar ini pun membuat ruang gerak anak menjadi luas. Mereka butuh berlarian kesana kemari, butuh ruang lebar untuk menyebar mainannyadi karpet, bahkan juga untuk bermain petak umpet bersam teman, ayah ibu maupun gurunya.

Sayangnya, lebih banyak play group yang ternyata hanya memiliki ruang ‘kelas bermain’ tak lebih dari 3x3 meter persegi, itupun untuk 10 0rang siswa. Halamannya pun seadanya, sehingga anak harus berdesakan untuk bermain. Kalau mereka ingin berlarian, kerap harus bertabrakan dengan teman. Akibatnya, guru terpaksa melarang anak untuk berlarian, padahal itu berarti menghambat perkembangan motorik anak itu sendiri.

Kemampuan Dasar Anak Usia TK

Ditinjau dari sudut psikologi perkembangan, masa anak dapat dibagi menjadi
a) masa bayi,
b) masa anak pra-sekolah,
c) masa anak sekolah,
d) masa remaja.
Perbedaan perkembangan individu sebenarnya disebabkan oleh faktor pembawaan, pengalaman-pengalaman dalam lingkungan, perjalanan hidup, serta faktor-faktor agama, iklim, sosiologi, ekonomi dan sebagainya.Menurut Montesorri, gevoelige periode yaitu saat permulaan perkembangan anak mulai dari lahir hingga umur 3-4 tahun yang lebih banyak dipengaruhi oleh “insting” semata. Saat inilah permulaan terbukanya jiwa kanak-kanak untuk menerima pengaruh-pengaruh dari luar melalui pancaindranya secara luar biasa.
Menurut Ki Hadjar Dewantoro mulai umur + 3,5 tahun akan terlihat permulaan diferensiasi jiwa kanak-kanak, dari sifatnya yang “kompleks” akan menjadi “tri sakti”: pikiran, rasa, dan kemauan.

Beberapa gejala yang muncul saat masa pubertas pertama adalah:
(a) Gejala krisis,
(b) Gejala egosentris,
(c) Gejala eksplorasi,
(d) Gejala meniru,
(e) Gejala bermain,
(f) Gejala masa peka.

Setiap fungsi mempunyai masa peka tersendiri, misalnya masa peka untuk menggambar adalah tahun ke-5, masa peka untuk berjalan adalah tahun ke-2, masa peka untuk perkembangan ingatan logis adalah tahun ke-12 dan ke-13.
Kematangan fungsi-fungsi perkembangan dalam diri anak tidak sama kecepatannya pada setiap anak dan berlangsung tidak pada kurun waktu yang tepat. Ada anak yang lebih cepat perkembangannya, namun ada pula anak yang lambat. Perbedaan tadi disebabkan oleh faktor endogin dan eksogin.
Tugas-tugas perkembangan yang dilakukan seorang anak berhubungan dengan kompetensi atau kemampuan generik dalam dirinya yang diharapkan dapat berkembang wajar secara bertahap sesuai perkembangan usia mentalnya.

Berbagai fungsi perkembangan dan kemampuan dasar/generik dalam diri anak, khususnya usia TK antara lain
(a) perkembangan fisik,
(b) perkembangan intelek,
(c) perkembangan emosi,
(d) perkembangan persepsi,
(e) perkembangan estetik, perkembangan sosial,
(f) perkembangan kreativitas.

Karakteristik Seni Rupa Anak
1.Karya seni anak bersifat alamiah karena setiap anak sesungguhnya memiliki bakat alamiah yang berbeda-beda.

2.Karya seni anak bersifat ekspresif karena karya rupa mereka umumnya merupakan suatu ungkapan yang kuat, spontan, jujur, langsung dan berangkat dari dalam dirinya.

3.Karya seni anak bersifat dinamis, artinya karya mereka umumnya mengesankan sesuatu yang bergerak terus seirama dengan gejolak emosi dan perasaannya.

4.Banyak tokoh yang mengutarakan pembagian tahap perkembangan (periodisasi) ungkapan ekspresi seni anak dengan batasan usia dan peristilahan yang berbeda-beda. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Victor Lowenfeld dan Brittain, Rhoda Kellogg dan Scott, serta Lansing.

5.Karakteristik gambar anak usia TK menurut Lowenfeld termasuk dalam tahap coreng-moreng. Walaupun ungkapan visual mereka masih sangat sederhana namun sesungguhnya dari perkembangan usia anak dapat dikenali perbedaan masa awal coreng-moreng dengan perkembangan coreng-moreng berikutnya.

6.Karakteristik gambar anak masa coreng-moreng awal: usia sekitar 1-2 tahun anak mulai dapat mencoret dengan krayon atau pensil. Namun karya mereka belum dapat dikatakan suatu karya seni rupa, lebih menampilkan garis-garis panjang, pendek, melingkar, zig-zag yang tak beraturan.

7.Karakteristik gambar anak masa coreng-moreng lanjut: usia 2-3 tahun anak telah mulai mengontrol goresan-goresannya dan bahkan telah memberi nama gambar-gambar yang mereka buat walau terkadang orang dewasa masih sulit mengenali bentuknya.

8.Karakteristik gambar Anak usia TK masa pra-bagan: goresan-goresannya sudah mulai terkontrol, objek gambar sudah bermakna namun hubungan satu dan lainnya belum jelas, warna masih bersifat subjektif dan tidak sesuai dengan realitas, belum mengenal garis dasar.

9.Fungsi menggambar pada anak-anak hakikatnya adalah kegiatan bermain, sarana komunikasi, sarana ekspresi (kebebasan emosi), sarana relaksasi dan sarana terapi.

10.Di dalam pembinaan seni rupa ada dua aspek perkembangan yang menjadi sasarannya yaitu a) Pembinaan yang ditujukan kepada kepandaian atau keahlian, b) Pembinaan yang ditujukan kepada pembentukan pribadi.

11.Tujuan kegiatan menggambar di TK adalah mengembangkan kepekaan indriawi, khususnya indera penglihatan, kepekaan artistik, keterampilan motorik dan daya imajinasi anak.

12.Karakteristik gambar anak-anak berbeda dengan gambar buatan orang dewasa. Hal ini perlu diperhatikan ketika seorang guru akan merancang kegiatan menggambar di TK dan melakukan penilaian terhadap hasil karya anak.

13.Bagi anak usia TK yang lebih dipentingkan adalah keberanian, kreativitas dan spontanitas dalam mengekspresikan gambarnya, bukan keindahan atau kerapiannya.

14.Alternatif kegiatan seni rupa anak di TK yang memiliki karakteristik ungkapan visual yang beragam, antara lain: melukis jari, membentuk dengan bahan lunak, mencetak, merobek-mengelem-melekat, melukis dengan bulu dan sebagainya.

Sumber buku Metode Pengembangan Seni Karya Pekerti, Widia dkk.