er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Menggambar yuk

Mengajarkan anak melukis dapat mengembangkan ekspresi jiwa juga dapat melatih kepekaan si kecil untuk melihat lingkungannya, social, melatih konsentrasinya dan psikomotorik. Selain itu melukis juga melatih anak untuk menggunakan imajinasinya agar anak anak dapat berkhayal dan menuangkannya dalam bentuk dan warna
Biarkan anak anda melukis apa yang ia lihat, biarkan ia menggaris dan mencoret coret lembaran kertas yang anda berikan padanya. Dalam melukis, warna adalah elemen yang begitu memiliki banyak arti .

Media pewarnaan dibagi 2, media kering seperti menggunakan kertas dan krayon,spidol, konte dan pencil warna. Pensil warna yang berbentuk serbuk cenderung aman untuk balita. Untuk krayon sebaiknya carilah yang tidak mengandung toxic (seperti pentel, titi, snoopy). Untuk konte sebaiknya gunakan Caran d’Ache yang tidak berampas sehingga tidak membuat sesak nafas. Untuk spidol, walau dalam bentuknya tidak berbahaya tapi mengandung spirtus, maka dari itu carilah spidol yang tidak berbau menyengat agar tidak menyesakkan pernafasan.

Media basah seperti menggunakan kanvas, cat minyak, acrylic, dan cat air biasanya digunakan oleh pelukis yang sudah advance. Yang relative aman untuk anak anak adalah cat air. Acrilyc juga dianjurkan untuk anak anak yang ingin belajar melukis seperti cat minyak. Adapun cat minyak tidak dianjurkan untuk anak anak, karena campuran minyaknya memiliki bau yang menyengat dan bisa menyesakkan pernafasan.

So, mari ajari si kecil melukis dengan media yang paling cocok untuknya.
(sumber : area- magazine)

Film Kartun? Belum tentu untuk Anak anak

Kadang sebagai orang tua kita lupa dan berpikir tayangan tayangan kartun yang tampak lucu-lucu di tivi adalah dibuat dan cocok disajikan untuk anak-anak. Siapa bilang? Banyak film-film animasi yang tidak layak ditonton karena tidak bermanfaat untuk anak-anak kita.

Hindari tontonan kartun yang mengandung unsur-unsur :

1.Mempertontonkan kekerasan, meski dalam bentuk kartun sekalipun. Karena anak kita harus diajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan tidak melakukan kekerasan.
2.Menayangkan kalimat-kalimat yang kasar dan perilaku yang buruk.
3.Mempertontonkan adegan ‘dewasa’ meskipun dalam kemasan anak-anak..

Memang banyak sekali film kartun yang mengandung unsur edukatif, tapi sebagai orang tua kita tetap harus mengawasi secara ketat film pilihan anak.

Ketika Si Kecil Gemar Menyanyi Lagu Dewasa

Minimnya jumlah lagu anak-anak yang terjadi saat ini menyebabkan anak menjadi lebih gemar menyanyikan lagu dewasa yang bertema cinta. Memang tak bisa dipungkiri bahwa saat ini, lebih banyak lagu bertema dewasa yang seringkali kita dengar, baik melalui radio maupun televisi. Memang harus diakui, saat ini ada kekosongan lagu anak-anak. Menurut Dra Tiwin Herman MPsi dari PT Psiko Utama, lagu anak-anak adalah lagu yang lirik dan musiknya menggambarkan dunia anak, dekat dengan hal-hal yang menggembirakan, permainan, serta hal-hal bersifat mendidik. Melalui lagu, anak diajak untuk belajar, dari mengenali organ tubuh, huruf, angka, hingga kekayaan alam serta budi pekerti. Hal ini selaras dengan perkembangan kognitif dan psikologis anak.

Namun, tidak dapat dimungkiri, saat ini intensitas penyiaran lagu-lagu cinta-cintaan (lagu dewasa) memang tinggi. Setiap saat lagu-lagu itu bisa didengar dari berbagai media. Saya sering melihat orangtua yang bangga ketika anaknya yang masih berusia dua-tiga tahun bisa menyanyi menirukan lagu-lagu yang sedang populer milik band yang sering ada di televisi.

Di sisi lain anak-anak belajar banyak hal dari proses imitasi atau meniru apa yang mereka lihat atau dengar. Akhirnya, tidak mengherankan jika kemudian anak-anak lebih sering menyanyikan lagu-lagu orang dewasa.

Lagu-lagu dewasa pada umumnya bercerita tentang cinta, kecemburuan, patah hati, dan sejenisnya, yang konsepnya sendiri sering kali belum dipahami anak. Ada semacam “percepatan dunia dewasa” yang dibiarkan (bahkan mungkin dipaksakan) secara halus kepada anak-anak bila mereka selalu menyanyikan lagu orang dewasa. Tentu ini akan memengaruhi perkembangan anak.

Bahasa awam yang mengatakan “matang sebelum masanya” bisa menjadi analogi untuk menggambarkan kondisi anak terpaksa tahu walau sebetulnya ia belum berhak tahu. Jika informasi ini (yang masuk ke kognitifnya sebagai pengetahuan) cukup banyak untuk masanya, tetapi emosinya belum matang, bisa dibayangkan apa yang terjadi.

Demikian juga dengan lagu-lagu yang dinyanyikannya, mengenai patah hati, kecemburuan, atau yang sekarang sedang ngetren, perselingkuhan. Pengasuh atau orang di rumah yang dekat dengan anak bisa saja memberikan penjelasan, tetapi belum tentu anak paham. Bisa-bisa anak malah memahami perselingkuhan sebagai hal biasa. Ini tentu akan memengaruhi norma-norma yang akan dianutnya. Ini baru dari aspek perkembangan moral. Padahal, masih banyak aspek lain.

Untuk mengajari buah hati menyanyikan lagu anak di tengah gempuran lagu-lagu dewasa, orangtua dituntut berperan aktif. Kita bertugas mengakrabkan anak-anak dengan dunianya, melalui lagu-lagu yang setaraf dengan perkembangan agar dapat memaksimalkan tahap perkembangannya. Banyak hal bisa dikerjakan, dari memberi kesempatan bagi lagu anak-anak untuk diperdengarkan bersama atau memberikan motivasi kepada anak agar bangga menyanyikan lagunya.

Cara paling efektif untuk memperkenalkan lagu anak adalah mengaitkan pada situasi atau kondisi yang sedang dirasakan. Ketika anak bertanya tentang cicak yang sering berkeliaran di rumah, misalnya, perkenalkan lagu Cicak-cicak di Dinding. Sejak zaman dahulu sebetulnya kita sudah memiliki banyak sekali lagu anak-anak. Demikian pula dengan lagu daerah.

Cara Terbaik Latih Disiplin Anak

Tak mudah mengajarkan disiplin pada anak. Bila pendekatannya sampai salah, alih-alih mengikuti nasihat Anda, yang terjadi mereka justru akan memberontak.

Lupakan mendidik anak dengan menonjolkan kekuasaan orang dewasa, misalnya memarahi atau memukul. Karena hal ini akan mengajari si kecil untuk melawan

Membimbing anak adalah sesuatu yang perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan sentuhan kasih sayang. Ingin tahu bagaimana mendidiknya, berikut ini caranya, dikutip dari laman Times of India.

- Jika ingin anak mengikuti kemauan Anda

Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Jika ingin membiasakan mereka melakukan sesuatu, Anda harus memberinya contoh. Misalnya, membuang sampah di tempat yang benar, merapikan tempat tidur setelah bangun atau mengunyah makanan tanpa bersuara.

- Jika anak-anak sulit diatur di tempat umum

Bersabarlah dan mencoba memberi pandangan yang baik pada mereka. Jika mereka masih tidak memperhatikan Anda, ancam dengan hukuman. Namun, ingat untuk tidak menaikkan nada suara Anda atau memukul mereka. Sebab, aksi itu hanya akan membuat mereka tambah nakal.

- Selalu memperlakukan anak sebagai orang dewasa

Mereka juga mencari rasa hormat dan kepentingan dari orang tua. Memberikan pujian karena berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, memberi kesempatan memutuskan baju yang akan dibeli, misalnya. Hal itu akan membuat mereka merasa dihargai.

- Cobalah untuk tidak memarahi

Jika anda ingin marah, sebenarnya itu hanya menunjukkan titik lemah Anda. Anak-anak akan dengan cepat menangkap reaksi Anda, bahkan bisa meniru perbuatan itu. Akan lebih baik, Anda mengarahkan mereka untuk melakukan sesuatu hal yang lebih positif.

- Jika anak melakukan kenakalan di depan orang lain

Jangan berteriak pada mereka. Tunggu sampai Anda kembali ke rumah atau orang lain tersebut menjauh. Kemudian menjelaskan secara tegas bahwa perilaku semacam ini tidak bisa diterima. Ingatkan juga pada mereka bahwa jika mengulangi perilaku ini, Anda akan memberikan hukuman.

Biasakanlah Anakmu

1.Biasakanlah dia mengambil, memberi, makan dan minum dengan TANGAN KANAN. Jika makan dengan tangan kiri, ingatkanlah ia dan pindahkan makanannya ke tangan kanan secara halus.
2.Biasakanlah ia mendahulukan BAGIAN KANAN dalam berpakaian. Ketika menggunakan kain, baju atau lainnya, mulaikanlah dari kanan, sedangkan ketika melepas, MULAIKANLAH DARI KIRI.
3.Biasakanlah ia untuk TIDUR MIRING KE KANAN, dan bukan tidur tertelungkup.
4.Biasakanlah ia untuk tidak memakai PAKAIAN/ CELANA PENDEK, agar anak tumbuh dengan keasadaran menutup aurat dan malu untuk membukanya.
5.Biasakanlah ia untuk tidak menghisap JARI ATAU MENGGIGIT KUKU.
6.Biasakanlah ia untuk BERLAKU SEDERHANA dalam makan dan minum dan jauhkanlah dari sikap rakus.
7.Biasakanlah ia untuk tidak bermain dengan hidung.
8 Biasakanlah ia untuk membaca “BISMILLAH” ketika hendak makan.
9.Biasakanlah ia untuk mengambil makanan yang terdekat dan tidak mulai makan sebelum orang lain.
10.Biasakanlah ia untuk tidak memandang tajam kepada makanan atau orang yang makan.
12.Biasakanlah ia untuk tidak makan dengan tergesa-gesa dan supaya mengunyah makanan dengan baik.
13.Biasakanlah ia untuk makan makanan yang ada dan tidak menginginkan yang tidak ada.
14.Biasakanlah ia untuk MENJAGA KEBERSIHAN MULUT dengan siwak/sikat gigi setelah makan, sebelum tidur dan sehabis bangun tidur.
15.Biasakanlah ia untuk menyilahkan orang lain dalam makanan permainan yang disenangi, dengan dibiasakan agar menghormati saudara-saudaranya, sanak famili yang masih kecil dan anak-anak tetangga jika mereka melihatnya sedang menikmati sesuatu permainan/makanan.
16.Biasakanlah ia untuk membaca “ALHAMDULILLAH” jika bersin, dan mengatakan “YARHAMUKALLAH” kepada orang bersin yang telah membaca “ALHAMDULILLAH”
17.Biasakanlah ia untuk menahan mulut dan menutupnya jika ia menguap dan menjaganya supaya jangan sampai bersuara.
18.Biasakanlah ia untuk mengucapkan terimakasih jika mendapat kebaikan meski sedikit.
19.Biasakanlah ia untuk tidak memanggil ibu dan bapak DENGAN NAMA-NAMA, tapi biasakanlah dengan panggilan Umi (ibu) dan Abi (bapak).
20.Ketika berjalan, biasakanlah ia untuk tidak mendahului kedua orang tua atau siapapun yang lebih tua darinya, dan tidak memasuki sebuah tempat lebih dulu dari kedua orangtuanya untuk menghormati mereka.
21.Biasakanlah ia untuk berjalan kaki di trotoar, bukan di tengah jalan.
22.Biasakanlah ia untuk tidak membuang sampah di jalan, bahkan anjurkanlah untuk menyingkirkan kotoran dari jalan.
23.Biasakanlah ia untuk mengucap salam dengan sopan ke orang yang dijumpai dengan ucapan “ASSALAMU’ALAIKUM” serta membalas salam kepada orang yang mengucapkan.
24.Biasakanlah ia untuk berkata-kata dengan benar dan berbahasa dengan baik.\
25.Biasakanlah ia untuk menuruti perintah orang tua atau yang lebih besar darinya, jika ia disuruh seseuatu yang diperbolehkan. Jika membantah, ingatkanlah ia supaya kembali kepada kebenaran dengan suka rela jika hal ini memungkinkan. Jika tidak mungkin, maka paksalah ia untuk menerima kebenaran, karena hal itu lebih baik daripada tetap membantah dan bersikap bandel.
26.Hendaklah orang tua berterimakasih kepada anak jika menuruti perintahnya dan menjauhi larangannya.Bisa juga dengan memberikan hadiah yang disenangi (makanan, minuman, jalan-jalan)
27.Hendaklah orang tua tidak melarangnya bermain selama masih aman, seperti bermain dengan pasir atau permainan yang diperbolehkan, sekalipun menyebabkanbaju kotor. Karena, permainan pada usia ini penting untuk jasmani dan akal anak.
28.Biasakanlah ia untuk senang pada alat permainan yang dibolehkan, seperti bola, mobil, miniatur pesawat terbang, dan sebagainya. Dan biasakanlah ia untuk membenci alat permainan yang bentuknya terlarang, yaitu manusia dan hewan (gambar makhluk hidup, red)
29.Biasakanlah ia untuk menghormati milik orang lain, dengan tidak mengambil permainan/makanan orang lain, sekalipun itu milik saudaranya sendiri.
Disalin dari buku: PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAM, karangan Yusuf Muhammad Al-Hasan

Apa itu Bunda?

Itu apa Bunda?"

Pertanyaan ini mungkin sering terlontar dari si kecil ketika dia sudah pandai berbicara dan mulai mengamati sekelilingnya. Tuigas kita sebagai orang tua tidak hanya menjawab pertanyaan namun juga merangsang keingintahuannya dengan menambahkan keterangan tambahan lain dengan bahasa yang sederhana.


Misalnya, Bunda sekeluarga sedang duduk di teras yang menghadap ke halaman rumah, tiba-tiba seekor kupu-kupu terbang melintas. Anda bisa mengugah rasa ingin tahunya.

"Lihat, itu kupu-kupu." kemudia tambahkan informasi lainnya seperti,

"Kupu-kupu itu dulunya ulat." Si kecil nantinya akan balas bertanya "Apa itu ulat?", "Seperti apa itu ulat?"

Membiasakan si kecil untuk mendengarkan tambahan keterangan membuatnya belajar untuk mencoba memahami. Disela-sela belajar, Bunda atau Ayah pun bisa melakukannya melalui lagu dan musik atau cara lain yang menyenangkan. Ada baiknya Bunda dan Ayah mulai mengumpulkan buku-buku bergambar yang menarik sebagai bahan-bahan pengamatan si kecil. Mulailah membacakan cerita-cerita sederhana untuk menambah perbendaharaan katanya sejak dini.

Obyek pembelajaran bagi si kecil bisa bermacam-macam, termasuk bagian-bagian tubuhnya. Banyak yang dapat Bunda atau Ayah eksplorasi mulai dari rambut, jari-jari ataupun pusarnya! Sesi belajar pun akan lebih menyenangkan dengan menyanyikan lagu-lagu seperti "dua mata saya..." atau "kalau kau suka hati..."

Ajari pula si kecil untuk mulai belajarmengurus dirirnya sendiri seperti, mencuci tangan sendiri, buang air kecil sendiri, sambil terus memberinya arahan kemudian rangsang daya ingatnya, seperti kegiatan mencuci tangan berikut,

"Nah setelah kerannya dinyalakan, tangan dibasahi, terus?" ketika Bunda bertanya hal seperti itu si kecil mungkin akan merespon dengan pertanyaan lagi ketika dia tidak mengerti. Arahkan terus hingga si kecil mengerti.


Proses belajar juga dilakukan ketika si kecil dibiasakan menghadapi pilihan. Misalnya,

"Kamu mau yang warna biru atau merah?"

"Mau mangga atau jeruk?"

Memberinya pilihan akan melatihnya untuk mengambil keputusan dan merangsang ingatannya untuk mengingat perbedaan dari benda-benda yang diberi pilihan.

Tujuan utama dari semua kegiatan ini adalah mengkomunikasikan ide. Walaupun begitu, mengucapkan kata-kata dengan benar tetap penting, jangan pernah menyerah untuk membenarkan kata-katanya dengan memberikan contoh yang benar.