Portofolio
Dalam lapangan pemerintahan portofolio digunakan untuk menyebutkan salah satu jabatan mentri, yakni mentri yang tidak memimpin departemen. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Minister Without Portofolio, artinya adalah mentri yang tidak memimpin departemen alias Menteri Negara. Dalam lapangan pendidikan dan pengajaran, istilah portofolio relatif masih belum banyak dikenal secara luas. Namun sering dengan di berlakukannya KBK, istilah portofolio di bicarakan dan di pelajari.
Portofolio sebenarnya dapat di artikan sebagai wujud suatu benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai ajektif. Sebagai suatu benda fisik portofolio itu adalah bundel, yakni kumpulan dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang di simpan pada suatu bundle. Misalnya hasil tes awal (pre-test), tugas-tugas. Catatan anekdot, piagam penghargaan, keterangan meleksanakan tugas testruktur, hasil tes akhir (post-test),dan sebagainya. Sebagai proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran peserta didik baik yang berwujud pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Adapun sebagai adjektif portofolio seringkali di sandingkan dengan konsep lain misalnya, dengan konsep pembelajaran dan penilaian.
Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk dari praktik belajar kewarganegaraan, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Praktik belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar siswa, model pembelajaran berbasis portofolio dilandasi oleh beberapa landasan pemikiran sebagai berikut, yaitu :
1.Empat Pilar Pendidikan
a.Learning To Be
Artinya diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya.
b.Learning To Do
Artinya peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya.
c.Learning To Know
Artinya mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya.
d.Learning To Live Together
Artinya membentuk kepribadian untuk memahamikemajuan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.
2.Pandangan Konstruktivisme
Pandangan ini menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan di sekitarnya, meskipun gagasan atau pengetahuan ini seringkali naïf dan miskonsepsi.
3.Democratic Teaching
Ada adigum yang mengatakan bahwa “Demokrasi dalam suatu Negara akan tumbuh subur apabila di jaga oleh warga Negara yang memiliki kehidupan demokratis “. Oleh karena itu, sekolah sebagai sebuah institusi penting, perlu menciptakan kehidupan yang demokratis. Democratic teaching adalah suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis.
Daftar Pustaka
Ansyar, Mohammad. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdikbud
Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
0 komentar:
Posting Komentar