Agar Anak Berprestasi Di Sekolah
Takut gagal
Banyak anak yang tidak mau berprestasi tinggi karena mereka merasa jauh lebih aman tidak mencoba sama sekali daripada gagal. Anak yang rentan terhadap gejala ini adalah anak yang merasa dirinya kurang dihargai, atau anak yang kakak atau adiknya berprestasi lebih tinggi dibanding dirinya. Atau anak yang sering mendapatkan tekanan dari orangtua supaya berprestasi tinggi. Karena itu, mereka lebih suka dicap malas daripada dikatakan bodoh atau tidak sepintar kakak atau adiknya.
Kurang dimotifasi
Beberapa anak bahkan tidak tau harus ke mana dan apa gunanya sekolah. Mereka kehilangan motifasi atau tidak merasakan apa enaknya sekolah. Mereka cukup disadarkan, bahwa pendidikan adalah untuk mencapai tujuan tertentu atau agar bisa bekerja di bidang tertentu.
Pengaruh teman
Sulit untuk mengarahkan anak yang tak biasa merasakan apa enaknya jika berprestasi bagus. Anak yang dikucilkan orang tua lebih suka mendengarkan anjuran dan nasehat teman-temannya dalam belajar ketimbang diperintah orang tuanya. Tindakan ang paling efektif adalah mengajak anak untuk memikirkan tujuan yang akan dicapainya di masa depan dan hanya memfokuskan perhatian pada mata pelajaran yang disukainya. Tanamkan dan kembangkan terus rasa percaya diri serta tonjolkan kemampuannya. Terkadang, mungkin anak terpaksa dipindahkan ke sekolah lain,untuk menghindarkan pengaruh buruk dari teman-temannya.
Tidak bisa mengatur waktu
Sering anak juga tak bisa berprestasi baik jika tak bisa mengatur atau membagi waktu. Perhatikan, apakah prestas buruk ini benarkarena anak Anda tak bisa membagi waktu. Terkadang, hal ini terkait dengan beberapa penyebab yang sudah disebutkan di atas. Tapi jika penyebabnya benar-benar karena anak tidak bisa membagi waktu, prestasi akan membaik jika anak sudah diajari bagaimana cara membagi waktu yang baik. Misalnya dengan membuat jadwal belajar. Atau membuat catatan harian tentang tugas yang harus dikerjakan pada hari itu.
Masalah emosional
Masalah emosional berkaitan dengan perubahan keadaan atau situasidi rumah tangga akibat meninggalnya anggota keluarga dekat, perceraian, atau peristiwa buruk tertentu yang menimbulkan trauma. Atau anak menjadi putus asakarena menderita penyakit tertentu yang penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama. Masalah emosional ini sebaiknya ditangani dengan hati-hati. Atau kalau ragu, Anda bisa meminta bantuan psikolog atau guru bimbingan dan penyuluhan di sekolah anak Anda.
Sangsi atau hukuman
Salah satu jalan efektif yang kembali digunakan orang tua adalah menghukum anak jika mendapatkan nilai yang jelek. Dalam hal ini, harus benar-benar dipisahkan antara masalah sekolah dengan konflik di keluarga. Bisa saja anak mendapat nilai jelek terus karena karena memang sedang ada konflik di keluarga. Jika ini masalahnya, jangan menghukum anak Anda. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahli pendidikan atau psikolog.
Hidup senang
Murid yang beranggapan segala sesuatu harus bersifat menghibur dan menyenangkan sering harus berjuang keras jika suatu pelajaran tidak seberapa menarik jika dibandingkan dengan harapannya. Tipe murid ini cendruk memilih-milih pekerjaan. Prilaku seperti ini akan cendrung sulit untuk diperbaiki jika orang tua selalu berusaha melindungi anaknya dari rasa kecewa lalu melimpahi anaknya dengan berbagai hadiah.
0 komentar:
Posting Komentar