Anak Kita Agresif
Anda mungkin sedikit shock jika saya katakan bahwa perilaku agresif anak anda itu adalah perilaku NORMAL dalam perkembangan anak.
Mengapa ?
Usia 2 s.d. 3 tahunan bisa dikatakan sebagai usia transisi awal pada perkembangan anak, dimana anak sedang mengalami keinginan yang sangat besar untuk menjadi mandiri.
Dilain pihak, kemampuan bahasa anak masih belum mencapai tahap yang cukup untuk bisa berkomunikasi dengan sempurna.
Gap terhadap kedua kemampuan yang sedang berkembang ini akan 'dilepaskan' oleh anak dalam bentuk tindakan fisik seperti bertindak agresif dan sejenisnya. Memang hanya itulah cara yang paling mudah dilakukan oleh anak untuk mengungkapkan emosinya.
Untuk itu, sebagai orangtua kita HARUS memahami bahwa sikap agresif seperti memukul atau menggigit pada level tertentu adalah sangat normal, karena anak masih terfokus pada pemikiran 'SAYA' atau 'MILIK SAYA'.
Dengan mengetahui apa yang sedang terjadi pada diri anak anda ini, andapun menjadi lebih tenang dan tidak perlu terlalu khawatir melihat perilaku agresif anak anda (tentunya perilaku agresif yang tidak terlalu kelewatan).
Jadi, jangan sampai perilaku agresif anak anda membuat anda menjadi panik, yang berakibat pada perlakuan kekerasan anda terhadap anak.
INGAT !
Kemampuan anda untuk mengendalikan emosi/rasa marah anda merupakan LANGKAH PERTAMA yang akan menentukan apakah anda akan bisa mengendalikan anak anda atau tidak.
Bagaimana mungkin anda meminta anak anda tidak boleh memukul dengan cara anda memukulnya. Padahal anak seusia ini melakukan segala sesuatunya dengan cara MENIRU lingkungannya.
Iya 'kan... ?
Yang penting dan harus selalu diingat, anda harus selalu menasehati anak anda bahwa perilaku agresif tersebut tidak baik dan tidak dapat anda terima. Selain itu, anda harus membantu anak anda dengan menunjukkan cara lain untuk mengungkapkan perasaan atau emosi anak.
Anda setuju dengan saya tentang hal diatas ?
Saya tahu, anda masih memendam sebuah pertanyaan besar, yaitu : Langkah kongkret seperti apa yang bisa saya lakukan untuk menasehati ataupun menunjukkan cara pengungkapan emosi anak ?
Ada beberapa hal yang telah kami terapkan dengan hasil yang cukup efektif.
1.Peringatan Awal/Dini dan Batasan yang Jelas
Hhmmm itu lagi ! Mungkin begitu komentar langsung dari anda yang telah membaca eBook 3 Tahun Pertama yang Menentukan.
BETUL !
Dari pengalaman saya, cara inilah yang PALING EFEKTIF untuk mengendalikan dan mencegah perilaku anak sebelum dia terlanjur melakukan tindakan agresif.
Dengan peringatan awal ini, anak menjadi tahu dan siap secara mental terhadap apa yang akan terjadi jika dia berbuat sesuatu yang diluar batasan yang telah anda tetapkan.
Anda harus dengan JELAS dan SINGKAT menyampaikan kepada anak anda hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukannya di setiap kegiatan/permainan bersama dengan orang lain.
Dan yang penting, anda harus secara KONSISTEN menjalankan apa yang telah anda sampaikan kepada anak anda.
Misalnya, jika anak anda senang bermain mandi bola di taman bermain, sebelum anak anda mulai bermain, anda bisa mengatakan bahwa dia boleh bermain dengan teman-temannya, tetapi jika melemparkan bolanya ke anak lain, maka dia akan segera diminta berhenti.
Jika ternyata anak anda kelihatan agresif dengan melemparkan bola ke anak lain, maka anda harus SEGERA membawa anak anda keluar dari tempat mandi bola tersebut.
JANGAN ditunggu sampai dia melakukannya 2 atau 3 kali, baru anda bereaksi !
Anak anda perlu tahu SEGERA bahwa tindakannya tidak bisa anda terima, dan apa yang anda katakan sebelumnya memang berlaku.
2.Cooling-Down
Cooling-down disini pada dasarnya hampir sama dengan time-out yang telah dibahas di edisi beberapa bulan yang lalu.
Untuk contoh mandi bola diatas, begitu anak anda bersikap agresif, anda SEGERA membawa anak anda keluar dari tempat mandi bola, kemudian ajaklah dia duduk bersama anda untuk melihat anak lain bermain mandi bola. Kemudian jelaskan bahwa dia boleh bermain lagi jika dia berjanji tidak akan mengulangi tindakan agresifnya.
Cara ini jauh lebih efektif daripada anda berteriak-teriak atau bahkan memukul anak anda.
Ini merupakan sebuah time-out sekaligus cooling-down bagi anak anda. Dengan cara ini, anak anda akan menyadari bahwa tindakannya berhubungan dengan konsekuensi yang akan dihadapinya.
3.Mengajarkan Tindakan Alternatif
Setelah anak anda sudah tenang, anda bisa membicarakan secara baik-baik dengan anak anda apa yang telah membuat dia marah. TEKANKAN bahwa dia BOLEH marah, tetapi TIDAK BOLEH melampiaskannya dengan melempar, memukul ataupun menggigit.
Anda bisa mengajarkan alternatif lain seperti misalnya dengan berteriak, menendang bola, atau yang lain.
Anak saya, Rihan, lebih senang berteriak jika sedang marah. Kalau di rumah, Rihan kami belikan bola khusus bergambar gpower rangerh yang bisa ditendang dan dipukul tapi bolanya tidak mental jauh (ada pemberatnya). Bola tersebut yang akan menjadi sasaran ungkapan kemarahannya.
4.Memberikan Pujian
Ini merupakan cara yang sangat EFEKTIF pula untuk MENCEGAH anak bertindak agresif.
JANGANLAH kita hanya memperhatikan perilaku anak yang tidak baik saja, tetapi HARUS memperhatikan tindakannya yang baik dan dengan tulus memberikan pujian.
Contohnya, jika dia sedang bermain gperosotanh dengan teman-temannya dan anak anda tidak mendorong temannya tetapi bisa sabar menunggu giliran, maka pujilah bahwa tindakannya itu sangat bagus.
Dengan begitu dia merasa mendapatkan perhatian lebih baik dengan emosi yang positif daripada merasa diperhatikan setelah berbuat kesalahan.
Hal ini kelihatan sepele, tetapi saya perhatikan jarang sekali orangtua yang dengan aktif dan sungguh-sungguh melakukannya.
Masih banyak hal-hal lain yang bisa dilakukan, tetapi 4 hal diatas merupakan tindakan terpenting yang cukup efektif untuk mencegah dan mengatasi anak bertindak agresif.
Tetapi yang HARUS selalu diingat adalah bahwa
gTIDAK ADA resep khusus yang 100% bisa diterapkan kepada semua anak !
0 komentar:
Posting Komentar