Menjadi Ibu Kreatif
1. Mencoba hal-hal baru
Dalam hal apapun, ibu jangan takut mencoba hal-hal baru yang selama ini belum pernah dilakukan. Yang penting halal, boleh dipraktikkan. Seperti mencoba resep masakan baru, yang belum pernah disajikan di rumah. Menyediakan cemilan yang belum pernah disajikan, sehingga penghuni rumah tidak bosan. Termasuk mendesain ulang interior. Ya, sekali waktu, ubahlah penempatan perabot rumah atau mengganti warna cat tembok. Suasana baru, akan menimbulkan semangat baru. Terlebih anak-anak, cepat sekali bosan. Desain ulang kamarnya, niscaya membuat anak betah beraktivitas di kamar “baru”-nya.
2. Terus belajar
Belajar bisa dilakukan kapan saja, di mana saja dan melalui cara apa saja. Ibu pun harus menambah wawasannya, baik membaca buku, mengikuti pelatihan/seminar, browsing internet, dll. Dalam kaidah Islam ada ungkapan seperti: “belajarlah sampai ke negeri Cina”, “belajar dari sejak buaian ibu sampai ke liang lahat”, ”untuk meraih kebahagaiaan di dunia capailah dengan ilmu, untuk meraih kebahagiaan di akhirat capailah dengan ilmu dan untuk meraih kedua-duanya capailah dengan ilmu”. Itu adalah ungkapan untuk memotivasi kita dalam membangun semangat belajar. Dan orang yang selalu belajar akan memiliki pola pikir kreatif dalam kesehariannya.
3. Sharing dengan orang-orang kreatif
Jika ingin mengetahui karakter seseorang, lihatlah dengan siapa dia berteman. Itu mungkin ungkapan yang tepat untuk menggambarkan betapa pentingnya arti seorang teman. Jika Anda selalu berhubungan dengan orang-orang kreatif, Anda akan menjadi orang kreatif. Jadi, sekali waktu ngobrollah dengan teman soal kerumahtanggaan. Muslimah tak harus membahas soal dakwah melulu dengan teman satu pengajian, tapi juga sharing tentang pernak-pernik rumah tangga. Niscaya ada inspirasi-inspirasi baru dari obrolan itu. 4. Ciptakan suasana kondusif Buatlah rumah tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga, juga tamu atau saudara yang datang. Suasana yang menyenangkan (fun), penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi individu untuk melakukan berbagai permainan atau percobaan. Jangan jadikan rumah tegang karena seluruh penghuni serius atau lengang tanpa obrolan plus candaan. Meski tetap menjaga suasana spiritual, memegang teguh rasa hormat, kepercayaan dan komitmen sebagai norma yang berlaku, suasana rumah yang “cair” membantu penghuni merasa bahagia.
http://baitijannati.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar