er Bagaimana Mendongeng/Membaca Cerita yang Baik | Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Bagaimana Mendongeng/Membaca Cerita yang Baik

Kegiatan mendongeng, bercerita atau membacakan cerita adalah kegiatan yang memiliki perbedaan dalam penggunaan media cerita. Namun ketiganya punya komposisi yang sama yaitu ada orang dewasa sebagai narrator, ada materi bacaan dan ada pendengar. Bercerita dikatakan sebagai kegiatan mendidik tanpa menggurui adalah karena berbagai hal dapat disampaikan orang dewasa dan diterima oleh anak dengan cara yang sangat menyenangkan. Nilai-nilai agama, batasan-batasan sosial dan berbagai hal dapat disampaikan kepada anak dengan cerita. Sehingga tanpa disadari anak sudah mendapatkan kebaikan tanpa merasa dinasehati.

Kegiatan ini merupakan saat-saat penting dan paling spesial bagi anak dan pendidiknya. Jika kegiatan ini di lakukan secara kontinyu maka akan menciptakan suatu kenangan indah yang masih melekat walaupun kegiatan ini sudah berakhir, bahkan sampai anak-anak mencapai usia dewasa.

Sejak dini, bahkan sejak awal kehidupannya anak perlu diberikan kegiatan bercerita. Untuk anak dibawah umur tiga tahun dapat diadakan dalam kelompok kecil atau secara individual/sendiri. Sedangkan di usia 3 tahun ke atas anak sudah mulai bisa duduk tenang dan mendengarkan cerita. Kegiatan cerita dapat dilakukan sebagai pembuka kegiatan belajar mengajar. Dalam beberapa kesempatan juga dapat dilakukan sambil berbagi dengan teman. Ada beberapa orang dewasa yang menggunakan cerita untuk menenangkan anak sebelum tidur siang atau setelah bermain sangat aktif.

Sehubungan dengan pembahasan kita kali ini yaitu menjadikan kegiatan bercerita tidak menggurui maka perlu difahami beberapa hal :

anak belum memiliki motivasi belajar dari dalam (internal). Fitrah mereka adalah melakukan sesuatu untuk mencari kesenangan belaka.
anak masih belajar menemukan “sikap belajar” yang tepat. Tabiat anak adalah sulit diam, suka berteriak, berlari, gaduh dan sebagainya.
anak lebih cepat bosan. Kemampuan konsentrasi anak masih sangat terbatas yaitu satu menit dikali usianya ( 1 menit X usia = waktu konsentrasi dalam menit). Anak tidak tahan terhadap suasana yang monoton, pasif tanpa “greget” yang dapat merangsang minatnya.
anak belum memiliki pengendalian diri yang baik. Anak belum bisa bersikap penuh pengertian seperti orang dewasa.
anak belum memiliki perbendaharaan kata yang lengkap. Berkomunikasi dengan anak harus menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh mereka.
anak belum mampu menangkap konsep-konsep abstrak seperti kejujuran, ketauhidan dll. Kecuali jika dijelaskan dengan contoh konkret.
Anak banyak dipengaruhi oleh fantasi dan imajinasinya. Dunia anak-anak adalah dunia yang kaya akan fantasi sehingga anak akan antusias sekali terhadap segala bacaan atau tontonan yang dapat membangkitkan imajinasi dan daya fantasinya, seperti menggambar, bermain peran, bermain dan mendengarkan cerita.


Syarat-syarat cerita yang baik

1.harus menarik minat anak dan pendidiknya
2.panjangnya cerita sesuai dengan waktu konsentrasi anak , minatnya dan pengalamannya.
3.tidak melanggar syariah
4.tidak ada bahaya di dalamnya

Adapun beberapa alat peraga dapat digunakan sebagai variasi kegiatan bercerita yaitu :
1.berbagai macam buku

• buku bergambar (tanpa kata-kata)
• buku cerita bertema
• buku dongeng
• majalah anak
• buku konsep (mengajarkan ide-ide dasar)
• buku yang dapat dimanipulasi (pop-up)
• buku sensori (untuk melatih panca indera)
• buku informasi

2.boneka tangan (puppet)
3.boneka mulut (muppet)
4.boneka jari
5.wayang dll.

Menjadi pencerita diperlukan keterampilan tersendiri yaitu disebut seni peran. Modal utama dari seni peran adalah tubuh, jiwa, dan pengalaman kehidupan sehari-hari baik secara fisik emosional maupun suasana. Syarat melaksanakan seni peran adalah harus wajar, indah masuk akal serta sadar dan benar.

Kiat-kiat bercerita :

1.tersenyum dan aturlah duduk anak
2.jagalah perasaan pendongeng agar selalu gembira lepas dari rasa tidak ikhlas
3.seleksi cerita yang akan disampaikan. Jangan bacakan buku yang anda sendiri belum pernah mem bacanya.
4.Selalu siapkan buku atau cerita alternatif jika yang ditawarkan tidak diminati anak-anak
5.Periksalah media cerita dan lihatlah dari tempat anak-anak akan duduk, apakah gambarnya cukup besar dan jelas
6.Letakkan atau pegang media cerita sejajar mata anak. gerakkan media dari kiri ke kanan dan sebaliknya sehingga semua anak dapat melihat. Perlihatkan bahwa anda sangat menghargai buku dengan cara memegang dan membuka buku secara perlahan dan hati-hati
7.Ketika membacakan kata atau kejadian yang berulang-ulang berhentilah sejenak agar anak-anak bisa menyelesaikan kalimat anda
8.Beritahu anak bahwa waktu untuk memberi komentar atau bertanya adalah ketika cerita telah selesai
9.Jika tiba-tiba ada distraksi yang membuat konsentrasi anak buyar tarik kembali perhatiannya dengan cara misalnya memberikan sentuhan pada punggungnya. Pertanyaan juga bisa mengembalikan perhatian anak
10.Jagalah selalu kontak mata dengan para pendengar
Tampilkan ekspresi wajah dan tubuh serta suara yang sesuai dengan tokoh dalam cerita
11.Aturlah kecepatan bicara atau bergerak sesuai karakter tokoh yang diperankan
12.Aturlah keras lemahnya suara
13.Ucapkan kata-kata dengan jelas sesuai dengan sifatnya
14.Jangan lupa atur intonasi suara
15.Perhatikan diksi yaitu ketepatan penekanan suku kata misalnya pada kata : gelap

0 komentar:

Posting Komentar