er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Tips Memilih Sekolah untuk Anak Pra Sekolah

Beberapa hari kedepan tahun ajaran baru akan segera di mulai. Sebagai orang tua tentu kita ingin pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kita bukan? Terutama untuk anak usia dini karena mereka berada pada masa usia keemasan (0 s.d 8 tahun) yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka kedepan. Karena itu, pemilihan sekolah sebagai lembaga yang memberikan layanan pendidikan anak usia dini menjadi hal yang harus diperhatikan, mengingat banyak sekolah yang masih belum menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa diantaranya masih menerapkan pembelajaran konvensional yang satu arah. Anak masih dijadikan objek pembelajaran, bukan subjek pembelajaran sehingga. kretaivitas anak seperti digembok. Belum lagi, peletakan bermain yang hanya sebagai selingan kegiatan belajar, bukan inti pembelajaran. Padahal lewat bermain-lah anak belajar. Belajarnya anak ya bermain.
Sulit memang memilih sekolah yang benar-benar berkualitas dan tidak menyalahi filosofis pendidikan anak usia dini. Meskipun di kota besar banyak sekali pra sekolah yang menawarkan berbagai keunggulannya, tapi kita harus hati-hati dalam menentukan pilihan. Kita perlu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sebelum membuat keputusan. Sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang profesional dalam memberikan stimulasi positif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Banyak sekolah yang menyatakan diri sebagai sekolah yang berkualitas dengan menjual gedung dan fasilitas pendidikan yang lengkap atau memiliki jargon sebagai sekolah berstandar internasional. Padahal bisa jadi pembelajarannya tidak sebaik gedung atau jargon yang dielu-elukan.
Beberapa poin berikut merupakan hal yang bisa kita lakukan dalam memilih sekolah yang terbaik bagi putra-putri kita

•Kumpulkan informasi sebanyak mungkin dari media cetak, elektronik, internet atau dari teman dan keluarga tentang sekolah yang berkualitas. Jika memungkinkan, datang ke pameran pendidikan sehingga kita bisa mendapatkan informasi yang lebih lengkap langsung dari lembaganya.

•Setelah menetukan beberapa pilihan, lakukan observasi dengan mendatangi langsung ke sekolah. Tanyakan banyak hal seditail mungkin pada pihak sekolah mengenai kurikulum dan profil sekolah, jumlah quota siswa per kelas, latar belakang pendidikan guru dan kepala sekolah, prestasi yang pernah diraih sekolah, biaya dan sistem pembayaran, fasilitas pendidikan, status sekolah serta yayasan yang menaungi sekolah.

•Tanyakan status atau akreditasi sekolah dan perijinannya (banyak orang tua yang lupa menanyakan ini, padahal meskipun pra sekolah, hal ini sangat penting karena ijin dari diknas menjadi salah satu indikator kualitas sebuah lembaga pendidikan).

•Lakukan observasi tentang keadaan fisik sekolah, mulai dari suasana kelas, kantin, fasilitas olah raga dan kamar kecil serta tempat ibadah. Apakah cukup bersih untuk kenyamanan belajar anak kita? anak usia dini kondisi fisiknya masih rentang terhadap berbagai penyakit, sehingga kebersihan menjadi hal penting untuk diperhatikan.

•Lakukan observasi kelas ketika pembelajaran sedang berlangsung untuk melihat kemampuan guru mengajar dan pembelajaran yang dilakukan (jika anda tidak diijinkan pihak sekolah untuk melakukan observasi kelas, nyatakan bahwa anda sebagai orang tua calon siswa berhak untuk melakukannya).

•Jangan lupa ajak anak untuk melihat sekolah yang akan dipilih. Libatkan mereka dalam pengambilan keputusan.

•Jangan mudah tertipu dengan fasilitas dan jargon sekolah. Bisa jadi sekolah sederhana ternyata memiliki guru yang kreatif sehingga bisa merubah kesederhanaan menjadi media belajar yang kaya makna bagi anak. Sebaliknya, sebaik apapun fasilitas dan kurikulum yang disuguhkan akan menjadi tidak bermakna ketika guru tidak mampu menghidupkannya.

•Usia prasekolah adalah usia emas ketika anak menyerap berbagai nilai dan norma kehidupan. Pilihlah sekolah yang memiliki guru-guru yang shaleh dan shalehah sehingga anak-anak bisa menyerap ruh spiritualitas yang terpancar dari keindahan akhlak mereka. Pilihlah sekolah yang memiliki guru-guru yang ikhlas dalam mengajar anak-anak kita.

Setelah mendapatkan berbagai informasi dan melakukan observasi, jangan lupa untuk berdiskusi dengan pasangan dan anak kita. Sebelum mengambil keputusan final, tidak ada salahnya kita beristikharah, memohon pada Allah supaya menunjukan sekolah yang terbaik untuk anak kita. Sebagai seorang muslim, kita harus senantiasa melibatkan Allah dalam setiap keputusan yang kita ambil, termasuk dalam memilih sekolah untuk anak kita. Kadang kala kita menganggap hal ini terlalu kecil. Tapi bukankah anak adalah amanah besar yang Allah titipkan pada kita? Kita harus senantiasa memberikan pendidikan yang terbaik bagi mereka, karena semuanya akan kita pertanggungjawabkan kelak di hadapan-Nya. Dan hanya Allah-lah yang tahu sekolah mana yang cocok untuk anak kita. Wallahualam.

Permainan seru mengasah Panca Indera Anak

1.Buah untuk dilihat, dicium dan dicicipi
Umur : 2 tahun ke atas
Material : Buah-bahan
Cara bermain :
•Sediakan buah-buahan (misalnya apel merah, pisang, jeruk anggur).
•Perlihatkan dan perkenalkan kepada si kecil nama buah satu per satu.
•Mintalah si kecil untuk menyebutkan kembali nama-nama buah-buahan tersebut
•Setelah mengenal warna si kecil dapat anda ajak diskusi mengenai warna,rasa, tekstur dan lain-lain..
Variasi
•Menggunakan buah plastik (tentunya tidak ada kegiatan mencium dan mencicipi)
•Menggunakan aneka sayur atau daging sebagai pengganti buah-buahan
•Menutup mata dengan sapu tangan, dan minta ia menebak buah yang sedang dipegangnya, atau yang kita masukkan ke mulutnya

2.Berjalan-jalan sambil mendengar suara
Umur : 5-7 tahun
Material : Bila memungkinkan bawalah tape recorder untuk merekamsuara-suara yang Anda dan si kecil dengar selama perjalanan, alternatif lain, bawalah buku catatan.
Cara bermain :
•Ajak si kecil berjalan-jalan. Tak perlu jauh, ke taman dekat rumah juga boleh
•Anda bisa katakan pada si kecil,”Selama perjalanan kita hanya boleh mrndengar dan tidak boleh bersuara.”Atau bisa saja tidak ada aturan itu, namun anda dan si kecil bisa saja berhenti sejenak di beberapa tempat dan mendengar suara di sekitarnya.
•Pada saat berhenti,ciptakan suasana hening, sehingga banyak suara-suara itu dengan tape recorder.
•Setelah sampai di rumah, anda bisa memutar tape recorder dan melakukan diskusi tentang suara yang direkam tersebut
•Bila anda menggunakan buku catatan, diskusikan berdasarkan hasil catatan.
Variasi :
•Pergi ke tempat yang jarang didatangi si kecil, seperti pantai atau gunung. Disana si kecil bisa mendengar debur ombak atau gemerisik aliran sungai.

3.Mencium toples dengan aroma yang berbeda
Umur : 3 tahun
Material ;
8 buah toples dan 4 macam aroma yang berbeda (misalnya: kayu putih, mint, durian dan kopi)
Teteskan aroma tersebut di atas kapas. Masukkan kapas k edalam botol. Masing-masing aroma dimasukkan ke dalam dua toples yang berbeda.
Beri tanda di bawah botol untuk pasangan botol dengan aroma yang sama. Taruh botol-botol tersebut di baki.
Cara bermain :
•Dekatkan salah satu botol ke hidung anak anda. Tanyakan, “Ade, tahu, aroma apa ini?, bila si kecil tahu, lanjutkan ke botol yanglain
•Bila si kecil tidak tahu, anda harus memberitahunya lalu lanjutkan ke botol yang lain.
•Setelah itu ajak anak untuk memasangkan botol yang aromanya sama.

4.Permainan kantong misteri
Umur : 2 tahun ke atas
Material : 2 buah kantong dengan tali cord yang sama (tidak tembus pandang), 2 set benda dengan bentuk geometris berbeda (kubus, bola, prisma, dll). Masukkan benda tersebut ke dalam kantong, setiap bentuk ada dalam tiap kantong.
Cara bermain :
•Berikan satu kantong misteri pada anak, dan satunya lagi Anda pegang
•Masukkan tangan anda ke dalam kantong dan ambillah sebuah benda, contohnya kubus, keluarkan dan tunjukkan kepada buah hati anda, “lihat, bunda dapat kubus. Ade ingat, nama benda ini kubus.
•Minta anak anda untuk mengambil be nda yang bentuknya sama dari kantong tanpa membukanya(ia hanya boleh meraba).
•Bila si kecil sudah mendapatkan, puujilah dia
•Selanjutnya Anda coba dengan bentuk benda yang lain
Variasi :
Untuk permainan yang sederhana, Anda bisa lakukan dengan bentuk benda yang biasa ditemukan sehari-hari, misalnya sendok, pensil, bola kecil, dll.
Selamat bermain!
Daftar Pustaka
1.Majalah Parents Guide Vol V No 6 Maret 2007.
2.R. Oberlander, June. Slow and steady get me ready. Primamedia Pustaka. Jakarta : 2005.

Hari-hari Pertama di Sekolah

Bagi sebagian anak, hari pertama di sekolah merupakan hari yang mendebarkan. Bagaimana tidak? Sejak jauh-jauh hari mereka sudah membayangkan hal-hal yang akan terjadi atau seharusnya mereka lakukan saat itu. Nah, ingin tahu apa yang biasanya dipikirkan oleh murid tentang hari pertama tersebut? Berikut ini merupakan tujuh hal yang ingin diketahui oleh si calon murid:1.Apakah murid sudah berada di kelas yang tepat?
Murid sering memikirkan bagaiman pembagian ruang kelas dari sekolah yang akan dimasukinya, seperti dimana letak kelas, letak ruang guru, letak ruang kepala sekolah, letak toilet, dan sebagainya.

2.Dimana sebaiknya murid duduk?
Pembagian tempat duduk juga sering dikhawatirkan oleh murid. Dimana ia akan duduk nantinya, siapa teman-teman sekelasnya, dan lain-lainnya.

3.Bagaimana peraturan di kelas?
Nah, setelah si murid berada di kelasnya, ia biasanya ingin tahu, bagaimana sih peraturan kelasnya? Apakah murid harus memberikan hormat kepada setiap guru yang masuk ke kelasnya? apakah letak duduk murid diatur oleh wali kelas atau murid boleh memilih sendiri? dan pertanyaan-pertanyaan lain seputar kelas dimana murid berada.

4.Pelajaran apakah atau apa yang harus dilakukan dalam setahun di sekolah?

Pertanyaan mengenai pelajaran atau kegiatan yang akan dilakukan di kelas selama setahun kedepan juga sering berada di dalam pikiran murid. Misalnya pelajaran prakarya, apa yang akan dipelajarinya? apakah murid akan mempraktekkan pelajaran yang didapatkan, misalnya membuat bunga dari kertas? berapa kali ulangan yang akan diadakan? dan sebagainya.

5.Bagaimana murid dapat lulus sekolah?
Seiring dengan berita-berita yang lalu mengenai banyaknya murid yang tidak lulus tentunya juga menghantui para murid terutama di kelas akhir. Pastinya mereka tidak ingin berada dalam situasi seperti itu. Oleh karenanya, mereka berusaha mencari tahu apa yang harus dilakukan agar murid dapat lulus sekolah dengan hasil baik. Sebaiknya berikan pengertian kepada murid tersebut untuk tidak takut atau bahkan trauma dengan hal ini. Berikan semangat padanya bahwa apabila ia belajar dengan baik, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

6.Siapa guru yang mengajar dan guru yang menjadi wali kelasnya?
Guru yang mengajar dan guru yang menjadi wali kelas juga sering menjadi bahan omongan para murid. Diantara murid biasanya mempunyai klasifikasi siapa guru favorit dan siapa guru yang kurang menyenangkan.

7.Apakah guru akan memperlakukan murid dengan baik?
Poin ini berhubungan dengan poin diatas. Bagi para murid yang mendapatkan wali kelas "guru favorit", dipastikan mereka tidak mempunyai rasa khawatir bahwa wali kelas mereka tersebut akan memperlakukan para muridnya dengan baik. Namun bagi murid yang mendapatkan wali kelas yang kurang mereka senangi, biasanya kekhawatiran akan muncul

Masa-Masa Penting Pertumbuhan Anak

Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Saat si kecil tumbuh dan berkembang, ia begitu lincah dan memikat. Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya. Namun mungkin banyak dari kita para orangtua yang belum menyadari bahwa sesungguhnya dalam diri si kecil terjadi perkembangan potensi yang kelak akan berharga sebagai sumber daya manusia oleh: Emmy Soekresno, S.Pd.
Anak adalah aset bagi orang tua dan di tangan orangtualah anak-anak tumbuh dan menemukan jalan-jalannya. Saat si kecil tumbuh dan berkembang, ia begitu lincah dan memikat. Anda begitu mencintai dan bangga kepadanya. Namun mungkin banyak dari kita para orangtua yang belum menyadari bahwa sesungguhnya dalam diri si kecil terjadi perkembangan potensi yang kelak akan berharga sebagai sumber daya manusia.

Dalam lima tahun pertama yang disebut eThe Golden Yearsf , seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang. Pada usia ini 90% dari fisik otak anak sudah terbentuk. Karena itu, di masa-masa inilah anak-anak seyogyanya mulai diarahkan. Karena saat-saat keemasan ini tidak akan terjadi dua kali, sebagai orang tua yang proaktif kita harus memperhatikan benar hal-hal yang berkenaan dengan perkembangan sang buah hati, amanah Allah.
Urgensi mendidik anak sejak dini juga banyak disebutkan dalam Al Qur'an dan Al Hadits antara lain :

1. Terjemahan QS. At Tahrim (66) ayat 6
"Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang..."
Memelihara, menurut sayyidina Ali: didik dan ajarilah, sedangkan menurut sayyidina Umar: melarang mereka dari apa yang dilarang Allah dan memerintahkan mereka apayang diperintahkan Allah.

2. Terjemahan Al Hadits
"Setiap yang dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi".
Hadits: seorang bayi mengencingi Rasulullah.
Di dalam buku "Pendidikan Anak Dalam Islam" karangan Abdullah Nashih Ulwan disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat memperhatikan tentang 7 (tujuh) segi dalam mendidik anak, yaitu :

1.Segi Keimanan
-menanamkan prinsip ketauhidan, mengokohkan fondasiiman ;
-mencari teman yang baik ;
-memperhatikan kegiatan anak.
2.Segi Moral
-kejujuran, tidak munafik ;
-menjaga lisan dan berakhlak mulia
3.Segi Mental dan Intelektual
-mempelajari fardhu 'ain dan fardhu kifayah ;
-mempelajari sejarah Islam ;
-menyenangi bacaan bermutu yang dapat meningkatkan kualitas diri ;
-menjaga diri dari hal-hal yang merusak jiwa dan akal
4.Segi Jasmani
-diberi nafkah wajib, kebutuhan dasar anak seperti makanan, tempat tinggal, kesehatan, pakaian danpendidikan ;
-latihan jasmani, berolahraga, menunggang kuda, berenang, memanah, dll ;
-menghindarkan dari kebiasaan yang merusak jasmani
5.Segi Psikologis
-gejala malu, takut, minder, manja, egois dan pemarah
6.Segi Sosial
-menunaikan hak orang lain dan setiap yang berhak dalam kehidupan ;
-etika sosial anak
7.Segi Spiritual
-Allah selamanya mendengar bisikan dan pembicaraan, melihat setiap gerak-geriknya dan mengetahui apa yang dirahasiakan ;
-memperhatikan khusu', taqwa dan ibadah

Jika begitu banyak yang harus kita ajarkan pada anak, kapan waktu terbaik untuk memulai pendidikan kepadabuah hati ?
Simaklah beberapa hasil penelitian baru berikut ini :
1.Fakta tentang otak :
a.Saat lahir, bayi punya 100 miliar sel otak yang belum tersambung. Pada usia 0-3 tahun terdapat 1000 triliun koneksi (sambungan antarsel). Pada saat inilah anak-anak bisa mulai diperkenalkan berbagai hal dengan cara mengulang-ulang :
-memperdengarkan bacaan Al Qur' an ;
-Bahasa Asing seperti bahasa Inggris ;
-memperkenalkan nama-nama benda dengan cara bermaindan menunjukkan gambar ;
-memperkenalkan warna dengan menunjukkan kepadanya dalam bentuk benda yang dia kenal, warna-warna cerah di kamarnya dan gambar ;
-memperkenalkan aroma buah melalui buku ;
-membacakan cerita atau dongeng
Pada usia 6 tahun, koneksi yang terus diulang (mengalami pengulangan - pengulangan) akan
menjadi permanen. Sedangkan koneksi yang tidak digunakan akan dipangkas alias dibuang.
Oleh karenanya, usia sebelum 6 tahun adalah saat yang tepat untuk mengoptimalkan daya
serap otak anak agar tidak terpangkas percuma.
b.Otak yang belum matang rentan terhadap trauma, baik terhadap ucapan yang keras maupun tindakan yang menyakitkan. Susunan otak terbentuk dari pengalaman. Jika pengalaman anak takut dan stress, maka respons otak terhadap dua hal itulah yang akan menjadi arsitek otak sehingga dapat merubah struktur fisik otak. Itulah mengapa kita harus menghindarkan diri dari memarahi anak atau memukulnya. Jika anak kita melakukan kesalahan atau melakukan sesuatu yang tidak sopan, sebaiknyalah kita mulai mengajarkannya mana yang betul dan sopan santun dengan cara yang arif serta penuh kesabaran. Kita dapat mencontoh bagaimana Rasulullah saw. bersikap sangat penuh kasih sayang terhadap anak-anak.
c.Otak terdiri dari dua belahan yaitu kanan dan kiri yang memiliki fungsi yang berbeda namun saling mendukung.
-Pekerjaan otak kiri berhubungan dengan fungsi verbal, temporal, logis, analitis, rasional serta kegiatan berpola.
-Pekerjaan otak kanan berhubungan dengan fungsi kreatif dan kemampuan bekerja dengan gambaran (visual) dan berfikir intuitif, abstrak dan non-verbal serta kemampuan taktil/motorik halus pada tangan, termasuk pembentukan akhlak dan moral.
Sistem pendidikan kita maupun ilmu pengetahuan pada umumnya cenderung kurang memperhatikan kepandaian yang tak terucapkan. Jadi, masyarakat modern cenderung menganaktirikan belahan otak kanan.
Menurut Bob Eberle, seorang ahli pendidikan, "prestasi pikiran manusia memerlukan kerja yang terpadu antara belahan kiri dan otak kanan". Kalau tujuan kita adalah mengembangkan pribadi yang sehat dan jika kita ingin menumbuhkan kreativitas secara penuh, maka diperlukan pengajaran untuk menuju keseimbangan antara fungsi kedua belahan otak itu.
2.Fakta tentang stress
a.Anak yang mengalami stress pada usia kritis 0-3 tahun akan menjadi anak yang hiperaktif, cemas danbertingkah laku seenaknya.
b.Anak dari lingkungan stress tinggi mengalami kesulitan konsentrasi dan kendali diri.
c.Cara orang tua berinteraksi dengan anak di awal kehidupan akan membuat dampak pada perkembangan emosional, kemampuan belajar dan bagaimana berfungsi di kehidupan yang akan datang.
3.Ciri-ciri anak pada milenium kedua :
-mampu berpikir cepat ;
-mampu beradaptasi dengan cepat dan benar ;
-memiliki keimanan kuat sebagai filter ;
-menguasai bahasa dunia ;
-mampu menyelesaikan masalah dengan cepat ;
-orang tua mempunyai 7 kebiasaan efektif.

Dilihat dari berbagai hasil penelitian di atas dapat diperoleh gambaran tentang waktu terbaik dalam memulai mendidik anak yaitu sedini mungkin. Juga bagaimana seharusnya sikap kita dalam menghadapi anak agar otaknya tidak mengalami trauma, serta dapat lebih meyakinkan kita lagi sebagai orang tua untuk terus menerus menambah ilmu agar dapat membantu anak mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
Satu pesan sederhana dalam mendidik anak, yang mungkin belum kita sadari sepenuhnya. Betapa banyak yang dapat kita ajarkan kepada anak kita tiap hari, hanya dengan berada di dekatnya. Dengan mengasuh, bermain dan bercakap-cakap dengan bayi kita yang mungil, kita bisa menjadi guru pertama bagi si kecil. Jangan lupa anak tumbuh dan berkembang sangat pesat, pakailah prinsip e it's now or never e (kalau tidak sekarang berarti tidak sama sekali) dalam mendidik anak.
Wallahu a'lam bi showwab.
Ya Allah berikanlah berkat dan kemampuan kepada kami untuk mendidik, merawat dan mengasuh anak-anak kami. Amiin.

Film Kartun Baik Atau Tidak Untuk Anak?

Ada banyak film kartun yang bagus buat anak. Yang bisa ditonton di TV ataupun di komputer yach. Tinggal bagaimana Mbak sebagai orang tua memilihkan sarana yang tepat buat anak. Hal ini akan membuat proses belajar mudah dan menyenangkan, baik bagi anak maupun orang tuaFilm kartun identik dengan tokoh khayalan di dalamnya. Menurut psikolog anak, Tony Buzan, yang buku-bukunya terjual laris manis di seluruh dunia, bahwa tiap otak dilahirkan untuk berfantasi. Otak anak dalam keadaan yang masih relatif murni, mampu berfantasi dalam sebuah keadaan yang luar biasa jelasnya.
Dalam otak anak, penciptaan teman khayalan adalah sebuah proses yang sama persis dengan apa yang digunakan oleh para penulis dongeng terkenal, penulis cerita film seperti Star Trek, Mickey Mouse, dll.

Apa sih manfaat teman khayalan yang dimiliki oleh anak?

•Mereka melatih dimensi majemuk dari imajinasi anak.

•Mereka menjadi tokoh nyata yang dapat memerankan situasi kehidupan nyata yang “direka-reka” oleh anak.

•Mereka berperan sebagai pendamping yang bisa diajak berdiskusi tentang hal-hal yang intim oleh anak.

•Tokoh-tokoh khayalan, seperti juga hewan peliharaan, “selalu penuh pengertian”.

•Teman khayalan memberikan pertemanan yang nyata, bukan sekedar bayangan. Penelitian telah menunjukkan bahwa reaksi otak terhadap citra nyata yang tertangkap oleh mata di dunia luar dan citra internal yang dibentuk oleh imaginasi, di segala tingkatan termasuk tingkat molekul/muskuler, benar-benar hal yang identik.

•Mereka melatih anak untuk bahagia saat berada sendirian di tengah pikirannya, sekaligus bisa mengembangkan kecerdasan kreatif, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan interpersonalnya.

•Mereka mendorong rasa percaya diri, sebagaimana yang dilakukan oleh teman baik.

Mengapa Anak Harus Mampu Membaca Ekspresi Wajah

"Di sebuah keluarga, Adi (usia 5 tahun) tiba-tiba melemparkan mainan yang sedang dipegangnya, sehingga adiknya yang terkena lemparan menangis keras. Mama Adi yang melihat hal ini langsung menunjukkan ekspresi wajah yang sedih bercampur marah di depan Adi tanpa mengatakan sepatah katapun. Tetapi Adi sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalahnya, dan tetap melemparkan mainannya kesana-kemari."

Apakah anda pernah melihat kejadian yang mirip dengan cerita diatas ?Mengapa Adi bersikap seperti itu ? Ternyata Adi tidak bisa memahami dengan baik apa maksud dari ekspresi wajah Mamanya.


Pertanyaannya, perlukah anak seusia Adi mengerti apa maksud dari setiap ekspresi wajah orang lain ?


Sebuah grup di Universitas Delaware mengadakan penelitian panjang terhadap anak usia pra-sekolah (usia 5 tahun) selama 4 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mampu memahami ekspresi wajah orang lain dengan baik ternyata lebih jarang mengalami masalah dalam perilaku sosial maupun gangguan belajarnya.

Inti dari penelitian ini adalah bahwa pemahaman emosional dan kemampuan anak dalam mengatur emosinya sangat penting bagi anak dalam menghadapi lingkungan sosialnya di masa depan. Istilah populernya adalah, disamping IQ, EQ (Emotional Quotient / Kecerdasan Emosi) juga merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung kesuksesan anak di masa depan.

Adalah tugas kita sebagai orangtua untuk mengajarkan kepada anak kita tentang cara mengungkapkan perasaan yang sedang dialami oleh anak, dan mengenal nama dari perasaan tersebut. Dengan demikian anak akan menjadi mengerti perasaan orang lain dari ekspresi wajahnya. Anak yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya cenderung untuk berperilaku

kasar dalam bentuk kekerasan seperti memukul, melempar, dsb.

Bagaimana cara mengajarkan hal ini kepada anak sejak dini ?

Banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya adalah :

1.Bercerita/mendongeng kepada anak tentang cerita yang berisi berbagai ekspresi perasaan dari para pemeran dongeng tersebut. Dalam bercerita ini anda perlu menunjukkan ekspresi tersebut dengan sungguh-sungguh, sehingga anak dapat menangkap perasaan yang ada di balik ekspresi wajah anda.

2.Jika anda bisa menggambar berbagai ekspresi wajah seperti tertawa, sedih, marah, dsb., anda bisa menggambarkannya di setiap muka ujung jari, dan ketika mau tidur, anda bisa bercerita

sambil menunjukkan gambar tersebut. Setelah itu, anda tanyakan kepada anak anda, misalnya, "Adi hari ini mengalami gambar yang ada di jari mana ?".
3.Dan masih banyak lagi...

Bagi yang belum pernah menerapkannya....

Selamat Mencoba !