er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Peran Orangtua Menunjang Keberhasilan Belajar Anak

pgtk darunnajah | Peran Orangtua Menunjang Keberhasilan Belajar Anak
Orangtua juga memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan studi sang anak. Tak bisa hanya menuntut anak berprestasi, tanpa memberikan dukungan yang bisa memotivasi anak, terutama saat belajar. Apa saja yang bisa dilakukan orangtua?

1. Kunjungi sekolah dan berinteraksilah dengan gurunya untuk mengetahui perkembangan studi anak.

2. Selalu berbicara secara terbuka dengan anak, jangan membuat jarak. Buatlah mereka merasa nyaman untuk berbagi masalah dengan Anda. Jangan terlalu menyalahkan anak jika mereka memiliki kekurangan dalam studi atau tidak memenuhi harapan Anda. Lebih baik membangun kepercayaan dirinya.  

3. Bantu anak dalam membuat jadwal belajar mereka, disertai komitmen bersama. Biarkan anak menentukan jadwal belajar yang nyaman untuknya.

4. Bicaralah dengan anak dan cobalah membuat mereka sadar akan pentingnya belajar, serta menjaga cara belajar mereka.

5. Izinkan mereka juga untuk tetap memiliki waktu bermain, menonton TV, serta mengizinkan mereka mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah. Ini akan menumbuhkan perkembangan kepribadian anak Anda. 

6. Perhatikan jenis makanan yang Anda berikan kepada anak saat mereka tengah menghadapi ujian. Hal ini akan berpengaruh pada fisik dan tingkat konsentrasi mereka. Hindari makanan seperti kentang atau tapioka, makanan pedas, gorengan yang mengandung asam lemak. Sebaliknya, berikan susu, madu, cokelat yang mengandung kokoa di dalamnya, dan makanan sehat lainnya.Jangan lupa mengatur pola tidur mereka, minimal 6 jam di malam hari.

7. Saat anak akan berangkat ke sekolah untuk menghadapi ujian, buatlah mereka merasa senang.

Sedikit tips di atas bisa menjadi acuan bagi kita sebagai orangtua dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak. Karena keluarga adalah tempat pertama dimana anak bisa belajar dan berkembang.


Permainan seru mengasah Panca Indera Anak

1. Buah untuk dilihat, dicium dan dicicipi
Umur : 2 tahun ke atas
Material : Buah-bahan
Cara bermain :
• Sediakan buah-buahan (misalnya apel merah, pisang, jeruk anggur).
• Perlihatkan dan perkenalkan kepada si kecil nama buah satu per satu.
• Mintalah si kecil untuk menyebutkan kembali nama-nama buah-buahan tersebut
• Setelah mengenal warna si kecil dapat anda ajak diskusi mengenai warna,rasa, tekstur dan lain-lain..
Variasi
• Menggunakan buah plastik (tentunya tidak ada kegiatan mencium dan mencicipi)
• Menggunakan aneka sayur atau daging sebagai pengganti buah-buahan
• Menutup mata dengan sapu tangan, dan minta ia menebak buah yang sedang dipegangnya, atau yang kita masukkan ke mulutnya

2. Berjalan-jalan sambil mendengar suara
Umur : 5-7 tahun
Material : Bila memungkinkan bawalah tape recorder untuk merekamsuara-suara yang Anda dan si kecil dengar selama perjalanan, alternatif lain, bawalah buku catatan.
Cara bermain :
• Ajak si kecil berjalan-jalan. Tak perlu jauh, ke taman dekat rumah juga boleh
• Anda bisa katakan pada si kecil,”Selama perjalanan kita hanya boleh mrndengar dan tidak boleh bersuara.”Atau bisa saja tidak ada aturan itu, namun anda dan si kecil bisa saja berhenti sejenak di beberapa tempat dan mendengar suara di sekitarnya.
• Pada saat berhenti,ciptakan suasana hening, sehingga banyak suara-suara itu dengan tape recorder.
• Setelah sampai di rumah, anda bisa memutar tape recorder dan melakukan diskusi tentang suara yang direkam tersebut
• Bila anda menggunakan buku catatan, diskusikan berdasarkan hasil catatan.
Variasi :
• Pergi ke tempat yang jarang didatangi si kecil, seperti pantai atau gunung. Disana si kecil bisa mendengar debur ombak atau gemerisik aliran sungai.

3. Mencium toples dengan aroma yang berbeda
Umur : 3 tahun
Material ;
8 buah toples dan 4 macam aroma yang berbeda (misalnya: kayu putih, mint, durian dan kopi)
Teteskan aroma tersebut di atas kapas. Masukkan kapas k edalam botol. Masing-masing aroma dimasukkan ke dalam dua toples yang berbeda.
Beri tanda di bawah botol untuk pasangan botol dengan aroma yang sama. Taruh botol-botol tersebut di baki.
Cara bermain :
• Dekatkan salah satu botol ke hidung anak anda. Tanyakan, “Ade, tahu, aroma apa ini?, bila si kecil tahu, lanjutkan ke botol yanglain
• Bila si kecil tidak tahu, anda harus memberitahunya lalu lanjutkan ke botol yang lain.
• Setelah itu ajak anak untuk memasangkan botol yang aromanya sama.

4. Permainan kantong misteri
Umur : 2 tahun ke atas
Material : 2 buah kantong dengan tali cord yang sama (tidak tembus pandang), 2 set benda dengan bentuk geometris berbeda (kubus, bola, prisma, dll). Masukkan benda tersebut ke dalam kantong, setiap bentuk ada dalam tiap kantong.
Cara bermain :
• Berikan satu kantong misteri pada anak, dan satunya lagi Anda pegang
• Masukkan tangan anda ke dalam kantong dan ambillah sebuah benda, contohnya kubus, keluarkan dan tunjukkan kepada buah hati anda, “lihat, bunda dapat kubus. Ade ingat, nama benda ini kubus.
• Minta anak anda untuk mengambil be nda yang bentuknya sama dari kantong tanpa membukanya(ia hanya boleh meraba).
• Bila si kecil sudah mendapatkan, puujilah dia
• Selanjutnya Anda coba dengan bentuk benda yang lain
Variasi :
Untuk permainan yang sederhana, Anda bisa lakukan dengan bentuk benda yang biasa ditemukan sehari-hari, misalnya sendok, pensil, bola kecil, dll.
Selamat bermain!
Daftar Pustaka
1. Majalah Parents Guide Vol V No 6 Maret 2007.
2. R. Oberlander, June. Slow and steady get me ready. Primamedia Pustaka. Jakarta : 2005.


Masalah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini serta Pengaruhnya terhadap Tumbuh Kembang Anak

Janice J. Beauty dalam bukunya yang berjudul Skills for Preschool Teachers menjabarkan tentang bagaimana mengelola kelas yang sehat sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki pendidik Anak Usia Dini.Selain menjaga kesehatan lingkungan, kelas yang sehat berhubungan juga dengan menjaga kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak. Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk (1993) menyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007)

Janice J Beaty pun menerangkan bahwa mengelola kelas yang sehat berhubungan dengan bagaimana membuat progam pembelajaran yang meliputi kegiatan olah raga, latihan, mencuci tangan pengenalan gizi yang sehat dan pemeriksaan kesehatan. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memahami berbagai gejala penyakit yang sering dialami anak.

Menurut santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot dog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji.

Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak:
Exercise is linked with many aspects of being physically and mentally healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai social seperti sportifitas, kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.

Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka belum stabil. Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka diantaranya alergi, asma dan infeksi telinga. National Centre of Health Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian anak paling besar adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker darah (leukemia). Strategi untuk menghindari adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm dan alat pengaman lainnya. Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI.

Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan pertama. Salah satu keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI berdasarkan beberapa ahli kesehatan di Amerika Serikat adalah(Eiger & Olds, 1999; Hanson & Korotkova, 2002; Kramer, 2003):
1. Membuat berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari obesitas.
2. Mencegah alergi
3. Mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan
4. Menguatkan tulang
5. Mencegah penyakit kangker pada bayi dan kangker payudara pada ibu yang menyusui
6. mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).

Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut diantaranya hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut.

Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007).

Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI, kurang baiknya pola koinsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama bagi anak usia dini.

[DAFTAR PUSTAKA
Beaty, Janice J (1996) Skills for Preschool Teachers, fifth edition, New Jersey: Pretice Hall
Decker, Celia A & Decker, Jhon R. (1988) Planning and Administering Early Childhood Programs, Ohio: Merril
Oden, Serri (2003), the Development of Social Competence in Children, http://www.ericfacility.net/ericdigests/ed281610.html
Peterson, Candida (1996) looking forward through the Lifespan, third edition, Australia: Pretice Hall
Staff Ahli Bappenas (2006) Studi Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini yang Holistik dan Terintegrasi, Jakarta: BAPPENAS
Santrock, John (1994) Child Development, New York: McGrow
Yusuf, Syamsu LN (2002) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Motede Rasulullah Dalam Mendidik


Keberhasilan dalam pendidikan tidak terlepas dari sebuah sistem atau metode yang digunakan. Pemilihan metode yang tepat akan membawa kepada keberhasilan dalam mendidik, begitu juga sebaliknya. Pandangan ini juga benar-benar dipegang oleh Nabi Muhammad saw. Generasi terbaik (khoirul kharni) para sahabat alaihim assalam adalah contoh nyata tak terbantahkan keberhasilan pendidikan yang di Nabi saw. Berikut ini adalah urain singkat mengenai metode yang dipakai oleh Nabi saw dalam mendidik .

1. Lemah Lembut

Allah berfirman “maka disebabkan dari rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras, tentulah meraka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka, dalam urusan itu.” (Qs Al Imran: )

Nabi menjadikan sifat lemah lembut sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam pendidikan. Dari ‘Aisyah bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda “Hai ‘Aisyah sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan. Allah memberi dengan sebab kelembutan suatu yang tidak Allah berikan pada sikap keras, bahkan suatu yang tidak Allah berikan hal-hal lainnya. (HR Bukhori Muslim )

Sifat lemah lembut lebih diperlukan lagi pada saat terjadi kesalahan yang tidak disengaja. Kadang, ketika seseorang berbuat salah kepada kita, kita merasa kesal, sehingga emosi kita tak kendali, kita tidak bisa bersifat lembut dan cenderung bersifat kasar.

Dari sahabat Anas radhiallahu’anhu ada seorang Arab Badui yang kencing disalah satu bagian masjid. Para shahabat pun pada membentak dan memarahinya. Melihat kejadian itu Rasulullah melarang para shohabat berbuat seperti itu. Setelah orang tersebut telah menyelesiakan kencinnya, Nabi meminta satu ember berisi air lalu menyiramnya pada bagaian yang terkena kencing tadi. Dalam riwayat yang lain juga di sebutkan bahwa Rasulullah bersabda kepada badui tersebut “sesungguhnya masjid tidaklah layak untuk dikencingi atau dikenai kotoran. Masjid itu hanyalah untuk mengingat Allah, melaksanakan Shalat dan membaca Al Qur’an.”

2. Pujian dan Motifasi

Pujian dan motifasi bertujuan untuk memacu semangat dan yang lain untuk bersaing secara sehat. Sebuah pujian dikatakan sehat jika dilakukan tidak mengada-ada, sehingga orang yang dipuji pun tidak akan terlena. Sewajarnya saja, sehingga apa yang diharapkan dengan pujian tersebut dapat mengenai sasaran.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Ibnu Umar Nabi bersabda, “Sebaik- baik orang adalah Abdulah bin Umar seandainya ia rajin sholat malam.“ Bagaimana dampak pujian Nabi ini terhadap diri Umar salah seorang murid Ibnu Umar yang bernama Salim mengatakan, sejak saat itu Abdullah bin Umar hanya sedikit tidur diwaktu malam.

Kemampuan dan potensi menjadi tenggelam atau bahkan hilang disebabkan tidak ada buah kalimat pujian atau motivasi. Jika kita memuji seseorang memiliki kemampuan tertentu, maka pujian kita tidaklah hanya berfungsi menjaga semangat orang tersebut. Bahkan pujian kita boleh jadi memompa yang lain, yang boleh jadi tidak terpacu dengan cara ini.

3. Bertahap dan Memperhatikan Kondisi

Anak didik kita belum tentu memiliki derajat pemahaman yang sama. Demikan juga semangat yang mereka miliki. Syari’at yang turun dari Allah pun diturunkan secara bertahap dan memperhatikan kesiapan manusia untuk menerima syari’at. Oleh karena itu yang menjadi prioritas utama dan yang perlu diperhatikan adalah permasalahan tauhid terlebih dahulu setelah tauhid tertanam di sanubari, barulah diturunkan hal-hal yang wajib dan terlarang. ‘Aisyah mengatakan “ Surat yang pertama kali diturunkan adalah surat yang pendek-pendek. Surat tersebut menceritekan surga dan neraka. Sesudah para shohabat mantap dalam berislam, barulah diturunkan hal-hal halal dan haram. Seandainya ayat yang pertama kali turun adalah “janganlah kamu minum khamr” tentu para sahabat mengatakan “Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.” Seandainya ayat yang pertama kali turun adalah “janganlah kalian brrbuat zina” tentu mereka akan mengatakan “Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya. “ (H.R. Bukhori)

Demikian pula metode pendidikan yang Nabi ajarkan bertumpu pada prinsip bertahap dan memperhatikan kondisi. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Jundub bin Abdillah beliau mengatakan “Kami bersama Nabi saw sedangkan Kami masih muda belia. Kami belajar iman baru kemudian belajar Al-Qur’an, sesudah kami belajar Al-Qur’an maka makin bertambah keimanan kami. Diantara bentuk prinsip bertahap dan memperhatikan keadaan adalah tidak mendahulukan sesuatu yang seharusnya ditunda dan memberikan infomasi kepada orang-orang tertentu saja karena mengingat kemampuan pemahaman dan kemashalahatan.

Proses pendidikan bukanlah proses menyampaikan informasi, namun pendidikan adalah satu hal yang sangat penting, Sehingga memerlukan prinsip dan dasar agar membuahkan kesempurnaan yang diinginkan. Inilah metode para robbani yang Allah puji.

Ibnu Abbas mengatakan, ”Robbani adalah seseorang yang mendidik orang lain dengan menyampaikan hal-hal yang dasar, kemudian yang detail.

4. Memanfaatkan Momen

Dalam sehari banyak sekali peristiwa dan kejadian yang muncul. Seorang pendidik yang cerdas akan memanfaatkan berbagai fenomena dan kejadian yang ada sebagai sarana pembelajaran. Demikian yang dilakukan oleh Nabi Sholallahu’alaihi wasalam .

Dari Umar bi Khattab semoga Allah meridhoinya, ada serombongan tawanan dihadapkan kepada Nabi Shollahu’alaih wasalam. diantara tawanan tersebut ada seorang wanita yang mencari-cari sesuatu. Wanit tersebut lantas menemukan seorang balita di antara para tawanan, kemusian wanita tersebut meraihnya mendekap dan menyusuinya. Rasulullah Shollahu’alai wasalmam lantas bersabda kepada kami, ”Menurut pendapat kalian apakah wanita ini tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?“ Kami jawab “Tidak, demi Allah jika wanita tersebut mampu untuk tidak melakukan hal tersebut.

Rasulullah pun bersabda “sesungguhnya Allah itu lebih sayang kepada hamba-hambanya dari pada wanita tersebut terhadap anak-anaknya . (HR Bukhori V/2235)

Mungkin saja kejadian ini berlalu tanpa komentar apapun, akan tetapi Nabi saw benar-banar memanfaatkan kejadian ini. Demikian yang selayaknya kita lakukan.

5. Memperpendek Kesenjangan Antara Guru dan Murid

Jiwa manusia menyukai sikap rendah hati dan membenci kesombongan. Hilangnya pemisah antara pendidik dan anak didiknya . Faktor penting untuk mewujudkan lingkungan yang kondiksif untuk memacu perkembangan pendidikan. Orang yang memperhatikan perikehidupan Nabi sdhlallahu’aiahi wasalam akan mendapatkan hal ini dengan jelas. Demikian juga dengan dampaknya.

Anas bin Malik Semoga Allah Meridhoinya mengatakan Rosulullah Sholallhu’alai wasalam adalah orang yang paling kocak. Mar’a binYusuf al-Karmi berkata ”Ketahuilah bercanda iti boleh-boleh saja asalkan tidak mengandung hal-hal yang tercela. Dan tidak bergaul dengan orang-orang yang durjana. Akan tetapi canda tersebut hanyalah antara teman dan orang-orang yang baik-baik. Dalam canda tersebut tidak ada menyakiti, mencela kehormatan (perilaku ) seseorang.

Bahkan seandainya kita katakan bahwa bercanda itu di anjurkan, maka ini pun pendapat yang tidak jauh dari kebenaran, dengan catatan canda tersebut untuk bertujuan melahirkan pergaulan yang baik, ekspresi ketawadhuan dengan sesama teman, wujud keakraban dan menghilangkan rasa sungkan kepada mereka. Canda ini pun tidak mengandung cemoohan, merendahkan kehormatan kita. atau meremehkan seseorang.

Akan tetapi yang disebut suasana keakraban dan menghapuskan jurang pemisah antara pendidik dan atau dai dengan obyek da’wahnya tidaklah dimaksudkan agar kepribadian larut dalam kepribadian anak didiknya. Perlu kita ketaui bahwa hilangnya rasa hormat tidak akan terjadi kecuali pada saat pendidikan tersebut meninggalkan kepribadiannya yang hakiki, serta fungsinya yang benar sebagai seorang pendidik.

6. Argumen yang memuaskan

Sebenarnya pendidikan yang harus kita tananamkan adalah prinsip ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah dan larangan syari’at. Akan tetapi ada sebagian orang tidak mau mengakui kebenaran padahal kita sudah berbuat salah. Oleh karena itu diperlukan argumen yang memuaskan agar orang tersebut mau kembali ke jalan yang benar.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Abu Hurairah beliau menceritakan bahwa Husain bin Ali semoga Allah meridhoinya mengambil sebutir kurma zakat, Nabi pun lantas memasukan jarinya ke mulut husain sambil mengatakan “Cih-cih”, kemudian beliau bersabda, ”apakah engkau titak tahu kalau tidak boleh makan makan yang berasal dari sedekah dan zakat. “

Ketika Nabi meninggal dunia umur Husain belum sampai 8 tahun, meskipun demikian Nabi berdialog dengannya seperti berdialog dengan orang dewasa. Beliau berkata kepada Husain, cucunya “tidaklah aku keluarkan kurma dari mulutmu itu karena pelit, atau kurma tersebut mengandung bahaya. Sama sekali tidak demikian, akan tetapi sebabnya karena kita tidak boleh memakan harta sedekah.”

Oleh karena itu jika kita mendapatkan anak kita membawa gambar yang terlarang atau memakai pakaian yang tidak sesuai dengan aturan Islam maka duduklah bersama dengan memberikan alasan yang memuaskan agar membentuk kepribadian seoarang muslim dan menghasilkan perubahan dengan izin Allah.

Inilah beberapa metode pendidikan dan pengajaran yang Nabi terapkan yang memiliki pengaruh sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Para sahabat adalah bukti takterbantahkan dari keberhasilan metode yang digunakan. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya kita untuk meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik”. Bagaimana dengan diri kita?

Sumber Bacaan:
Al-Qur’an
SQ endisi 11 maret 2005
Kitab Shohih bukhori muslim

Mengajarkan Anak Shalat


pgtk darunnajah | anak kecil sedang shalatSalah satu kewajiban orangtua adalah mendidik anak-anaknya untuk taat pada perintah Allah. Salah satunya dengan mengajarkan sholat, menjelaskan bahwa sholat adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan pendidikan sholat ini dimulai sejak dini. Rosulullah sendiri mengajarkan kepada para orangtua untuk memerintahkan anaknya sholat pada usia 7 tahun, dan memukul mereka jika tidak mau sholat pada usia 10 tahun.
Sering kali orang tua lalai akan kewajiban yang satu ini. Dengan dalih, “kan masih kecil, belum baligh”, sehingga akhirnya anak-anak tumbuh besar dengan kebiasaan tidak sholat. Itu diperparah dengan kebiasaan orangtua sendiri yang sering meninggalkan shalat. Masya Allah…

Berikan teladan. Anak-anak melihat dan meniru bagaimana kebiasaan orangtuanya. Anak laki-laki, biasanya melihat sosok ayahnya sebagai figur idolanya. Anak perempuan melihat ibu sebagai figur idolanya. Jika ayah dan ibu mereka adalah orang yang senantiasa menjalankan perintah agama, maka insya Allah, anak-anak pun akan mudah untuk diarahkan. Karena mereka melihat betapa ringan dan mudahnya orangtua menjalankan kewajiban tersebut.

Ajak sholat bersama. Walaupun ia belum mengerti tentang kewajiban sholat, tak ada salahnya bagi kita untuk mengajaknya sholat bersama kita. Sesekali ia memang bermain-main. Tapi, semakin ia besar, dan kita memberikan pengertian yang dapat diterimanya, maka ia akan memperbaikinya dan sholat dengan cara yang benar.

Belikan perlengkapan sholat. Anak-anak akan semakin bergembira dan senang diajak sholat jika Anda menyediakan perlengkapan sholat khusus untuknya. Jika tak sanggup membeli, dan Anda memiliki kemampuan di bidang jahit-menjahit, membuatkan mukena atau baju koko mini yang sesuai dengan anak Anda akan membuatnya bangga dan senang.

Bawa ke masjid dengan penjagaan. Siapa bilang tidak boleh membawa anak-anak ke masjid? Boleh-boleh saja, namun, dengan penjagaan. Misalnya, Anda membuat perjanjian dengannya agar tidak berisik dan bermain-main pada saat sholat. Ajarkan anak-anak tentang adab-adab di masjid, sehingga ia pun melakukan hal tersebut dengan kesadaran.

Cari sekolah yang mengajarkan anak untuk berlatih sholat sejak dini. Saat anak-anak mulai sekolah, dan untuk menyesuaikan pola pendidikan Anda di rumah yang mengajarkan kedisiplinan untuk sholat, ada baiknya Anda memilihkan sekolah yang juga melatih mereka untuk sholat, terutama sholat berjama’ah. Sering kali kita sudah mendidik anak untuk sholat tepat waktu, tapi ternyata sekolahnya tidak mengajarkan untuk sholat tepat waktu, bahkan tidak ada jam istirahat untuk sholat saat waktunya tiba.

Membiasakan anak Berdoa dan Berdzikir


pgtk darunnajah
 “Bismika Allahummaa amuutu wa ahya…”
Si kecil terbata-bata mengikuti Anda membaca doa sebelum tidurnya. Dengan telaten, Anda mengajarkan anak-anak Anda selalu berdoa saat sebelum dan sesudah melakukan sesuatu. Bagaimana agar mereka cepat hafal dan terbiasa mempraktekkannya, ya?

Anda bisa membuat sebuah kaligrafi do’a dan dzikir besar-besar (dengan tangan atau dengan komputer) yang bisa diwarnai oleh si kecil. Lalu mintalah ia menempel di dinding kamarnya. Sekarang sudah banyak poster-poster yang berisi do’a dan dzikir untuk anak-anak. Tapi, anak-anak akan lebih puas jika ia bisa memasang hasil karyanya sendiri.

Rekam hafalan anak dalam kaset atau mp3 dengan suaranya sendiri. Setelah itu berikan label nama dan judul hafalannya. Anda bisa memutar rekaman itu saat si kecil hendak tidur. Biasakan juga, Anda membacakan surat An naas, Al Falaq, dan Al ikhlas setiap kali mereka hendak tidur.  Jadi, ia terbiasa tidur dengan pengantar dzikir dan do’a.

Latihlah kepercayaan diri anak Anda dengan memintanya menunjukkan hafalannya pada tamu atau family Anda yang datang berkunjung. Tentunya, Anda patut menggunakan kata-kata yang bijak agar anak tidak menyombongkan diri. Misalnya, “Alhamdulillah, anak ummi sudah hafal surat Al-Bayyinah. Ayo coba, didengarkan pada kakek dan nenek…” dan sebagainya.

Ada dua syarat saat Anda mengajarinya menghafal:

Pertama, anak harus senang dulu. Karena itu Anda harus membuat metode belajar yang menyenangkan agar mereka mudah dan mau menghafal. Misalnya, sambil bermain, Anda menyisipkan hafalan-hafalan doa dan dzikir.

Kedua, sabar dalam membimbingnya. Anak-anak sering kali terlupa. Karena itu Anda harus sabar untuk selalu mengingatkan dan membimbingnya.