er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Masalah Kesehatan dan Gizi Anak Usia Dini serta Pengaruhnya terhadap Tumbuh Kembang Anak

Janice J. Beauty dalam bukunya yang berjudul Skills for Preschool Teachers menjabarkan tentang bagaimana mengelola kelas yang sehat sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki pendidik Anak Usia Dini.Selain menjaga kesehatan lingkungan, kelas yang sehat berhubungan juga dengan menjaga kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak. Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk (1993) menyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007)

Janice J Beaty pun menerangkan bahwa mengelola kelas yang sehat berhubungan dengan bagaimana membuat progam pembelajaran yang meliputi kegiatan olah raga, latihan, mencuci tangan pengenalan gizi yang sehat dan pemeriksaan kesehatan. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memahami berbagai gejala penyakit yang sering dialami anak.

Menurut santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot dog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji.

Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak:
Exercise is linked with many aspects of being physically and mentally healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)
Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai social seperti sportifitas, kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.

Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka belum stabil. Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka diantaranya alergi, asma dan infeksi telinga. National Centre of Health Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian anak paling besar adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker darah (leukemia). Strategi untuk menghindari adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm dan alat pengaman lainnya. Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI.

Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan pertama. Salah satu keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI berdasarkan beberapa ahli kesehatan di Amerika Serikat adalah(Eiger & Olds, 1999; Hanson & Korotkova, 2002; Kramer, 2003):
1. Membuat berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari obesitas.
2. Mencegah alergi
3. Mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan
4. Menguatkan tulang
5. Mencegah penyakit kangker pada bayi dan kangker payudara pada ibu yang menyusui
6. mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).

Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut diantaranya hiperaktif dan pelecehan. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut.

Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertangggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat 22 persen anak yang orang tuannya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007).

Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI, kurang baiknya pola koinsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama bagi anak usia dini.

[DAFTAR PUSTAKA
Beaty, Janice J (1996) Skills for Preschool Teachers, fifth edition, New Jersey: Pretice Hall
Decker, Celia A & Decker, Jhon R. (1988) Planning and Administering Early Childhood Programs, Ohio: Merril
Oden, Serri (2003), the Development of Social Competence in Children, http://www.ericfacility.net/ericdigests/ed281610.html
Peterson, Candida (1996) looking forward through the Lifespan, third edition, Australia: Pretice Hall
Staff Ahli Bappenas (2006) Studi Kebijakan Pengembangan Anak Usia Dini yang Holistik dan Terintegrasi, Jakarta: BAPPENAS
Santrock, John (1994) Child Development, New York: McGrow
Yusuf, Syamsu LN (2002) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Motede Rasulullah Dalam Mendidik


Keberhasilan dalam pendidikan tidak terlepas dari sebuah sistem atau metode yang digunakan. Pemilihan metode yang tepat akan membawa kepada keberhasilan dalam mendidik, begitu juga sebaliknya. Pandangan ini juga benar-benar dipegang oleh Nabi Muhammad saw. Generasi terbaik (khoirul kharni) para sahabat alaihim assalam adalah contoh nyata tak terbantahkan keberhasilan pendidikan yang di Nabi saw. Berikut ini adalah urain singkat mengenai metode yang dipakai oleh Nabi saw dalam mendidik .

1. Lemah Lembut

Allah berfirman “maka disebabkan dari rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras, tentulah meraka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka, dalam urusan itu.” (Qs Al Imran: )

Nabi menjadikan sifat lemah lembut sebagai salah satu faktor keberhasilan dalam pendidikan. Dari ‘Aisyah bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda “Hai ‘Aisyah sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan. Allah memberi dengan sebab kelembutan suatu yang tidak Allah berikan pada sikap keras, bahkan suatu yang tidak Allah berikan hal-hal lainnya. (HR Bukhori Muslim )

Sifat lemah lembut lebih diperlukan lagi pada saat terjadi kesalahan yang tidak disengaja. Kadang, ketika seseorang berbuat salah kepada kita, kita merasa kesal, sehingga emosi kita tak kendali, kita tidak bisa bersifat lembut dan cenderung bersifat kasar.

Dari sahabat Anas radhiallahu’anhu ada seorang Arab Badui yang kencing disalah satu bagian masjid. Para shahabat pun pada membentak dan memarahinya. Melihat kejadian itu Rasulullah melarang para shohabat berbuat seperti itu. Setelah orang tersebut telah menyelesiakan kencinnya, Nabi meminta satu ember berisi air lalu menyiramnya pada bagaian yang terkena kencing tadi. Dalam riwayat yang lain juga di sebutkan bahwa Rasulullah bersabda kepada badui tersebut “sesungguhnya masjid tidaklah layak untuk dikencingi atau dikenai kotoran. Masjid itu hanyalah untuk mengingat Allah, melaksanakan Shalat dan membaca Al Qur’an.”

2. Pujian dan Motifasi

Pujian dan motifasi bertujuan untuk memacu semangat dan yang lain untuk bersaing secara sehat. Sebuah pujian dikatakan sehat jika dilakukan tidak mengada-ada, sehingga orang yang dipuji pun tidak akan terlena. Sewajarnya saja, sehingga apa yang diharapkan dengan pujian tersebut dapat mengenai sasaran.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Ibnu Umar Nabi bersabda, “Sebaik- baik orang adalah Abdulah bin Umar seandainya ia rajin sholat malam.“ Bagaimana dampak pujian Nabi ini terhadap diri Umar salah seorang murid Ibnu Umar yang bernama Salim mengatakan, sejak saat itu Abdullah bin Umar hanya sedikit tidur diwaktu malam.

Kemampuan dan potensi menjadi tenggelam atau bahkan hilang disebabkan tidak ada buah kalimat pujian atau motivasi. Jika kita memuji seseorang memiliki kemampuan tertentu, maka pujian kita tidaklah hanya berfungsi menjaga semangat orang tersebut. Bahkan pujian kita boleh jadi memompa yang lain, yang boleh jadi tidak terpacu dengan cara ini.

3. Bertahap dan Memperhatikan Kondisi

Anak didik kita belum tentu memiliki derajat pemahaman yang sama. Demikan juga semangat yang mereka miliki. Syari’at yang turun dari Allah pun diturunkan secara bertahap dan memperhatikan kesiapan manusia untuk menerima syari’at. Oleh karena itu yang menjadi prioritas utama dan yang perlu diperhatikan adalah permasalahan tauhid terlebih dahulu setelah tauhid tertanam di sanubari, barulah diturunkan hal-hal yang wajib dan terlarang. ‘Aisyah mengatakan “ Surat yang pertama kali diturunkan adalah surat yang pendek-pendek. Surat tersebut menceritekan surga dan neraka. Sesudah para shohabat mantap dalam berislam, barulah diturunkan hal-hal halal dan haram. Seandainya ayat yang pertama kali turun adalah “janganlah kamu minum khamr” tentu para sahabat mengatakan “Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.” Seandainya ayat yang pertama kali turun adalah “janganlah kalian brrbuat zina” tentu mereka akan mengatakan “Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya. “ (H.R. Bukhori)

Demikian pula metode pendidikan yang Nabi ajarkan bertumpu pada prinsip bertahap dan memperhatikan kondisi. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Jundub bin Abdillah beliau mengatakan “Kami bersama Nabi saw sedangkan Kami masih muda belia. Kami belajar iman baru kemudian belajar Al-Qur’an, sesudah kami belajar Al-Qur’an maka makin bertambah keimanan kami. Diantara bentuk prinsip bertahap dan memperhatikan keadaan adalah tidak mendahulukan sesuatu yang seharusnya ditunda dan memberikan infomasi kepada orang-orang tertentu saja karena mengingat kemampuan pemahaman dan kemashalahatan.

Proses pendidikan bukanlah proses menyampaikan informasi, namun pendidikan adalah satu hal yang sangat penting, Sehingga memerlukan prinsip dan dasar agar membuahkan kesempurnaan yang diinginkan. Inilah metode para robbani yang Allah puji.

Ibnu Abbas mengatakan, ”Robbani adalah seseorang yang mendidik orang lain dengan menyampaikan hal-hal yang dasar, kemudian yang detail.

4. Memanfaatkan Momen

Dalam sehari banyak sekali peristiwa dan kejadian yang muncul. Seorang pendidik yang cerdas akan memanfaatkan berbagai fenomena dan kejadian yang ada sebagai sarana pembelajaran. Demikian yang dilakukan oleh Nabi Sholallahu’alaihi wasalam .

Dari Umar bi Khattab semoga Allah meridhoinya, ada serombongan tawanan dihadapkan kepada Nabi Shollahu’alaih wasalam. diantara tawanan tersebut ada seorang wanita yang mencari-cari sesuatu. Wanit tersebut lantas menemukan seorang balita di antara para tawanan, kemusian wanita tersebut meraihnya mendekap dan menyusuinya. Rasulullah Shollahu’alai wasalmam lantas bersabda kepada kami, ”Menurut pendapat kalian apakah wanita ini tega melemparkan anaknya ke dalam kobaran api?“ Kami jawab “Tidak, demi Allah jika wanita tersebut mampu untuk tidak melakukan hal tersebut.

Rasulullah pun bersabda “sesungguhnya Allah itu lebih sayang kepada hamba-hambanya dari pada wanita tersebut terhadap anak-anaknya . (HR Bukhori V/2235)

Mungkin saja kejadian ini berlalu tanpa komentar apapun, akan tetapi Nabi saw benar-banar memanfaatkan kejadian ini. Demikian yang selayaknya kita lakukan.

5. Memperpendek Kesenjangan Antara Guru dan Murid

Jiwa manusia menyukai sikap rendah hati dan membenci kesombongan. Hilangnya pemisah antara pendidik dan anak didiknya . Faktor penting untuk mewujudkan lingkungan yang kondiksif untuk memacu perkembangan pendidikan. Orang yang memperhatikan perikehidupan Nabi sdhlallahu’aiahi wasalam akan mendapatkan hal ini dengan jelas. Demikian juga dengan dampaknya.

Anas bin Malik Semoga Allah Meridhoinya mengatakan Rosulullah Sholallhu’alai wasalam adalah orang yang paling kocak. Mar’a binYusuf al-Karmi berkata ”Ketahuilah bercanda iti boleh-boleh saja asalkan tidak mengandung hal-hal yang tercela. Dan tidak bergaul dengan orang-orang yang durjana. Akan tetapi canda tersebut hanyalah antara teman dan orang-orang yang baik-baik. Dalam canda tersebut tidak ada menyakiti, mencela kehormatan (perilaku ) seseorang.

Bahkan seandainya kita katakan bahwa bercanda itu di anjurkan, maka ini pun pendapat yang tidak jauh dari kebenaran, dengan catatan canda tersebut untuk bertujuan melahirkan pergaulan yang baik, ekspresi ketawadhuan dengan sesama teman, wujud keakraban dan menghilangkan rasa sungkan kepada mereka. Canda ini pun tidak mengandung cemoohan, merendahkan kehormatan kita. atau meremehkan seseorang.

Akan tetapi yang disebut suasana keakraban dan menghapuskan jurang pemisah antara pendidik dan atau dai dengan obyek da’wahnya tidaklah dimaksudkan agar kepribadian larut dalam kepribadian anak didiknya. Perlu kita ketaui bahwa hilangnya rasa hormat tidak akan terjadi kecuali pada saat pendidikan tersebut meninggalkan kepribadiannya yang hakiki, serta fungsinya yang benar sebagai seorang pendidik.

6. Argumen yang memuaskan

Sebenarnya pendidikan yang harus kita tananamkan adalah prinsip ketundukan dan kepatuhan terhadap perintah dan larangan syari’at. Akan tetapi ada sebagian orang tidak mau mengakui kebenaran padahal kita sudah berbuat salah. Oleh karena itu diperlukan argumen yang memuaskan agar orang tersebut mau kembali ke jalan yang benar.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Abu Hurairah beliau menceritakan bahwa Husain bin Ali semoga Allah meridhoinya mengambil sebutir kurma zakat, Nabi pun lantas memasukan jarinya ke mulut husain sambil mengatakan “Cih-cih”, kemudian beliau bersabda, ”apakah engkau titak tahu kalau tidak boleh makan makan yang berasal dari sedekah dan zakat. “

Ketika Nabi meninggal dunia umur Husain belum sampai 8 tahun, meskipun demikian Nabi berdialog dengannya seperti berdialog dengan orang dewasa. Beliau berkata kepada Husain, cucunya “tidaklah aku keluarkan kurma dari mulutmu itu karena pelit, atau kurma tersebut mengandung bahaya. Sama sekali tidak demikian, akan tetapi sebabnya karena kita tidak boleh memakan harta sedekah.”

Oleh karena itu jika kita mendapatkan anak kita membawa gambar yang terlarang atau memakai pakaian yang tidak sesuai dengan aturan Islam maka duduklah bersama dengan memberikan alasan yang memuaskan agar membentuk kepribadian seoarang muslim dan menghasilkan perubahan dengan izin Allah.

Inilah beberapa metode pendidikan dan pengajaran yang Nabi terapkan yang memiliki pengaruh sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang.
Para sahabat adalah bukti takterbantahkan dari keberhasilan metode yang digunakan. Sebagai umat Islam sudah sepatutnya kita untuk meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik”. Bagaimana dengan diri kita?

Sumber Bacaan:
Al-Qur’an
SQ endisi 11 maret 2005
Kitab Shohih bukhori muslim

Mengajarkan Anak Shalat


pgtk darunnajah | anak kecil sedang shalatSalah satu kewajiban orangtua adalah mendidik anak-anaknya untuk taat pada perintah Allah. Salah satunya dengan mengajarkan sholat, menjelaskan bahwa sholat adalah kewajiban bagi setiap muslim. Dan pendidikan sholat ini dimulai sejak dini. Rosulullah sendiri mengajarkan kepada para orangtua untuk memerintahkan anaknya sholat pada usia 7 tahun, dan memukul mereka jika tidak mau sholat pada usia 10 tahun.
Sering kali orang tua lalai akan kewajiban yang satu ini. Dengan dalih, “kan masih kecil, belum baligh”, sehingga akhirnya anak-anak tumbuh besar dengan kebiasaan tidak sholat. Itu diperparah dengan kebiasaan orangtua sendiri yang sering meninggalkan shalat. Masya Allah…

Berikan teladan. Anak-anak melihat dan meniru bagaimana kebiasaan orangtuanya. Anak laki-laki, biasanya melihat sosok ayahnya sebagai figur idolanya. Anak perempuan melihat ibu sebagai figur idolanya. Jika ayah dan ibu mereka adalah orang yang senantiasa menjalankan perintah agama, maka insya Allah, anak-anak pun akan mudah untuk diarahkan. Karena mereka melihat betapa ringan dan mudahnya orangtua menjalankan kewajiban tersebut.

Ajak sholat bersama. Walaupun ia belum mengerti tentang kewajiban sholat, tak ada salahnya bagi kita untuk mengajaknya sholat bersama kita. Sesekali ia memang bermain-main. Tapi, semakin ia besar, dan kita memberikan pengertian yang dapat diterimanya, maka ia akan memperbaikinya dan sholat dengan cara yang benar.

Belikan perlengkapan sholat. Anak-anak akan semakin bergembira dan senang diajak sholat jika Anda menyediakan perlengkapan sholat khusus untuknya. Jika tak sanggup membeli, dan Anda memiliki kemampuan di bidang jahit-menjahit, membuatkan mukena atau baju koko mini yang sesuai dengan anak Anda akan membuatnya bangga dan senang.

Bawa ke masjid dengan penjagaan. Siapa bilang tidak boleh membawa anak-anak ke masjid? Boleh-boleh saja, namun, dengan penjagaan. Misalnya, Anda membuat perjanjian dengannya agar tidak berisik dan bermain-main pada saat sholat. Ajarkan anak-anak tentang adab-adab di masjid, sehingga ia pun melakukan hal tersebut dengan kesadaran.

Cari sekolah yang mengajarkan anak untuk berlatih sholat sejak dini. Saat anak-anak mulai sekolah, dan untuk menyesuaikan pola pendidikan Anda di rumah yang mengajarkan kedisiplinan untuk sholat, ada baiknya Anda memilihkan sekolah yang juga melatih mereka untuk sholat, terutama sholat berjama’ah. Sering kali kita sudah mendidik anak untuk sholat tepat waktu, tapi ternyata sekolahnya tidak mengajarkan untuk sholat tepat waktu, bahkan tidak ada jam istirahat untuk sholat saat waktunya tiba.

Membiasakan anak Berdoa dan Berdzikir


pgtk darunnajah
 “Bismika Allahummaa amuutu wa ahya…”
Si kecil terbata-bata mengikuti Anda membaca doa sebelum tidurnya. Dengan telaten, Anda mengajarkan anak-anak Anda selalu berdoa saat sebelum dan sesudah melakukan sesuatu. Bagaimana agar mereka cepat hafal dan terbiasa mempraktekkannya, ya?

Anda bisa membuat sebuah kaligrafi do’a dan dzikir besar-besar (dengan tangan atau dengan komputer) yang bisa diwarnai oleh si kecil. Lalu mintalah ia menempel di dinding kamarnya. Sekarang sudah banyak poster-poster yang berisi do’a dan dzikir untuk anak-anak. Tapi, anak-anak akan lebih puas jika ia bisa memasang hasil karyanya sendiri.

Rekam hafalan anak dalam kaset atau mp3 dengan suaranya sendiri. Setelah itu berikan label nama dan judul hafalannya. Anda bisa memutar rekaman itu saat si kecil hendak tidur. Biasakan juga, Anda membacakan surat An naas, Al Falaq, dan Al ikhlas setiap kali mereka hendak tidur.  Jadi, ia terbiasa tidur dengan pengantar dzikir dan do’a.

Latihlah kepercayaan diri anak Anda dengan memintanya menunjukkan hafalannya pada tamu atau family Anda yang datang berkunjung. Tentunya, Anda patut menggunakan kata-kata yang bijak agar anak tidak menyombongkan diri. Misalnya, “Alhamdulillah, anak ummi sudah hafal surat Al-Bayyinah. Ayo coba, didengarkan pada kakek dan nenek…” dan sebagainya.

Ada dua syarat saat Anda mengajarinya menghafal:

Pertama, anak harus senang dulu. Karena itu Anda harus membuat metode belajar yang menyenangkan agar mereka mudah dan mau menghafal. Misalnya, sambil bermain, Anda menyisipkan hafalan-hafalan doa dan dzikir.

Kedua, sabar dalam membimbingnya. Anak-anak sering kali terlupa. Karena itu Anda harus sabar untuk selalu mengingatkan dan membimbingnya.

Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah Pada Tahun Pertama


Sebagai orangtua tentu  bisa merasakan kecemasan anak pada saat-saat pertama anak akan masuk sekolah. Pada saat itu biasanya anak akan merasa cemas dan takut akan suasana baru yang harus mereka hadapi. Baik dengan lingkungan baru, teman-teman baru yang belum dikenal, dan saat pertama terpisah dari rumah. Untuk itu orantua harus mempersiapkan anak sejak jauh hari sebelumnya.

Mempersiapkan anak masuk sekolah sudah harus dimulai minimal seminggu sebelum hari pertama masuk sekolah. Seminggu sebelum sekolah orangtua bisa mempersiapkan segala keperluan sekolah anak dari seragam, alat-alat tulis, tas sekolah, sepatu dsb.  Sedang untuk mempersiapkan mental anak orangtua bisa mengundang teman-teman sebaya dengan anak yang akan masuk bersama-sama anaknya kesekolah. Orangtua bisa mengundang anak-anak tetangga, kerabatnya, atau anak-anak kenalannya sehingga saat masuk sekolah anak sudah mempunyai teman. Hal itu tentu akan mengurangi kecemasan anak saat masuk sekolah pertama kali karena sudah mengenal sebagian besar teman-temannya. Untuk membuat anak lebih tenang orangtua bisa membicarakan dengan anak tentang situasi esok saat masuk sekolah. Beritahu anak bahwa dia akan mendapat teman baru. Dan pastikan anak tahu bahwa ayah dan ibu akan menjemput pada jam yang sudah ditentukan.

Persiapkan segala peralatan dan keperluan anak sebelum tidur. Bantu anak untuk menghapal  nama-nama peralatan sekolahnya dan beritahu dimana dia harus menempatkannya di tas sekolah. Latih anak untuk mengenakan dan melepas pakainnya sendiri.  Jika anak sulit tidur karena cemas memikirkan hari esok saat masuk sekolah bacakan dongeng atau cerita untuk meredakjan kecemasan supaya anak bisa lekas tidur.
Saat masuk sekolah biasakan anak untuk sarapan pagi supaya anak tidak merasa lapar dan lelah saat disekolah. Biasakan juga anak kekamar mandi terlebih dahulu sebelum berangkat sekolah. Temani anak pada hari pertama itu untuk menumbuhkan rasa tenang dan percaya diri anak, Bisa salah satu orangtua atau orang yang dikenal dengan baik oleh anak jika orangtua terlalu sibuk. Jangan tunjukkan rasa cemas saat meninggalkan anak disekolah dan  jangan lupa jemput anak tepat waktu supaya anak tidak merasa takut dan cemas karena teman-temannya sudah dijemput. Tanyakan padanya apa kegiatan apa saja yang dilakukan saat hari pertama masuk sekolah. Berikan dorongan semangat untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya akan apa yang telah dia buat.

Hari pertama sekolah biasanya merupakan hari yang melelahkan baik fisik maupun otaknya sehingga orangtua harus membuat anak tidur dengan segera. Tidur segera dan bangun segera  untuk membantu anak mendapatkan hasil yang diinginkan dan untuk menjaga kesehatannya. Setelah hari pertama anak akan terbiasa melakukan aturan-aturan yang harus dilakukan  untuk pergi kesekolah seperti:
  • Menyiapkan kebutuhan-kebutuhan dan perlengkapan sekolah di sore hari
  • Bangun pagi-pagi tanpa dipaksa
  • Sarapan pagi tanpa tergesa-gesa
  • Kekamar mandi sebelum berangkat
  • Berangkat sekolah tepat waktu
  • Berbincang-bincang untuk meredakan kecemasan anak
  • Berbincang dengan guru agar anak bisa mengikuti disiplin kelas.
Saat mengantar anak kesekolah gunakan untuk mengajari anak tentang aturan lalu lintas. Untuk memberikan petunjuk anak tentang segi-segi keamanan yang harus diikutinketika berjalan menyeberangi jalan. Beri penjelasan tentang rambu-rambu lalu lintas, dimana tempat menyeberang jalan dsb.  Ajari anak secara bertahap untuk mengikuti aturan-aturan keamanan karena seorang anak tidak dapat menentukan kecepatan dan jarak kendaraan-kendaraan dengan tepat sampai anak berusia kira-kira 11 tahun.
Ajarkan anak untuk berhati-hati dengan mengajarkan hal-hal penting untuk menjaga keamanannya seperti :
  • Selalu bersama-sama dengan anak-anak lain ketika keluar sekolah
  • Jengan berbincang-bincang dengan orang yang tidak dikenal
  • Jangan menerima permen atau hadiah-hadiah lain dari orang yang tidak dikenal baik
  • Jangan keluar dengan siapapun yang tidak dikenal meskipun orang itu bilang yang menyuruh orangtuanya.
Untuk membantu anak mendapatkan kemajuan dalam pelajaran dan menyesuaikan diri dengan teman- buatlah pertemuan antara orangtua dan guru untuk mengkonsultasikan hal-hal tersebut.  Berikan perhatian terhadap keluhan-keluhan anak tentang masalah-masalah atau kesulitan yang dihadapi anak. Buat solusi bagi kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak akan tetapi batasi terhadap masalah-masalah yang menurut pandangan orangtua dapat menghambat kemampuan anak dan membuat anak tidak mau pergi kesekolah.
Sumber: “ Melahirkan Anak Masya Allah” Muhammad Sa’id Musri

Menumbuhkan Kepatuhan Anak

Jaman sekarang batas penghormatan dan kepatuhan sudah mulai kabur. Banyak anak membentak dan memarahi orangtua dianggap wajar. Akan tetapi kita tidak bisa hanya mencap anak durhaka kepada orangtua atau menyalahkan mereka semata. Disana ada andil orangtua dalam mendidik anaknya. Kadang-kadang orangtua tidak sadar bahwa mereka sendiri yang membentuk sikap durhaka pada anak-anaknya sendiri.  Anak-anak menjadi korban salah asuh ketika masih kecil atau dalam usia dini.Menanamkan ketaatan tidak perlu dengan kekerasan, ancaman atau hukuman. Berikut beberapa petunjuk atau saran yang bisa digunakan agar anak mau menaati perintah orangtua sejak dini dan melenyapkan keinginan anak untuk melawan atau mendurhakainya.

1. Wibawa Orangtua
Untuk menumbuhkan wibawa orangtua dalam agama Islam ada resep sederhana dalam Al-Qur’an. Allah swt. berfirman dalam surat Al-Muzzammil ayat 2-5:
“ Bangunlah dimalam hari (untuk Shalat), kecuali sedikit (daripadanya), setengahnya atau kurangilah sedikit dari padanya, atau lebihkan dari padanya dan bacalah Al-Qur’an itu perlahan-lahan. Sesungguhnya kami akan menurunkan padamu ‘qaulan tsaqiila”.
Orangtua yang memiliki ‘qaulan tsaqiila ini tidak akan menemui kesukaran dalam memberikan perintah kepada anak-anak karena wajah mereka akan memancarkan cahaya bekas sujud di malam hari dan ucapan mereka akan penuh wibawa dan pesona.
2.Hikmah Pendidikan Luqman
Luqman mengajarkan anak-anaknya agar terlebih dahulu menaati Allah swt, barulah Luqman menyuruh anak-anaknya taat kepadanya itupun selama ketaatan kepada orang tua tidak bertentangan dengan ketaatannya kepada Allah swt. Ajarkan ketaatan kepada orangtua dengan dihubungkan dengan ketaatan kepada Allah swt. Sehingga anak terbiasa taat melakukan perintah orangtuanya baik ada maupun tidak ada orangtuanya itu karena anak punya rasa taat kepada Allah swt. Yang selalu mengetahui perbuatannya.
3. Penjelasan Yang Bisa Dimengerti
Berilah penjelasan yang bisa dimengerti. Penjelasan yang ringan sebatas kemampuan anak kenapa suatu perbuatan dilarang sedang perbuatan yang lain tidak.
4.Sebatas Kemampuan
Perintah yang diluar kemampuan anak akan menyebabkan krisis syaraf (neurotic) dan buruk peringainya. Perintah yang dipaksakan mungkin bisa membuat anak menurut dengan resiko akan membuat anak jadi membenci dan membangkang dengan cara berbohong dan mengembangkan peringai buruk lainnya.
Untuk mengetahui sampai di mana batas kemampuan anak sesuai perkembangan usianya, memerlukan pengetahuan tersendiri. Orangtua bisa mencari buku pedoman  atau rutin menanyakan kepada para ahli untuk memahami perkembangan anak ini.
5. Kemarahan anak
Sikap membangkang dan marah anak merupakan tiruan dari sikap orangtuanya. Bisa juga karena orangtua yang suka marah, mendidik anak terlalu ketat untuk tunduk secara buta kepada orangtua, atau mendidik anak dengan cara menyepeleknnya.
Kemarahan anak diwujudkan dengan sikap membangkang dan memberontak, dengan kepatuhan terselubung yang bisa meledak sewaktu-waktu.
6. Jangan Bertentangan
Gharizah atau naluri adalah kekuatan terpendam dalam diri manusia yang mendorongnya untuk melakukan beberapa pekerjaan tanpa berlatih terlebih dahulu. Gharizah sebaiknya diarahkan sedemikian rupa sehingga anak bisa mengatur dirinya sendiri. Jangan melarang anak bermain akan tetapi beri pembatasan waktu agar anak mengatur jadwalnya sendiri sekaligus melatih anak disiplin waktu.
7. Ancaman Yang Salah
Janganlah memberi ancaman kepada anak dengan sesuatu yang mungkin berguna bagi anak hanya karena menginginkan anak mematuhi perintah. Karena ketakutan yang tercipta pada bayangan anak akan sulit dihilangkan akibatnya hal-hal yang berguna itu akan ia takuti sampaai mereka dewasa. Misalnya menakut-nakuti anak dengan polisi, suntikan dll.
8. Tidak Dusta
Bnyak orangtua membujuk anak-anaknya supaya patuh dengan iming-iming akan dibelikan sesuatu misalnya permen, es krim, mainan dll. Setelah anak mematuhi keinginan orangtua maka orangtua pun membatalkan janjinya secara sepihak dengan beragam alas an. Akibatnya anak yang terbiasa dibohongi akan kehilangan kepercayaan kepada orangtuanya yang akan berbahaya nantinya.
9. Istiqamah
Orangtua harus konsisten dan istiqomah dalam menetapkan aturan, dan tidak cepat mengalah terhadap rengek dan tangis anak supaya anak sadar bahwa dia tidak bisa menggunakan senjata tangis untuk merayu ibunya untuk menuruti kemauan anak selama tidak ada alasan yang bisa ditolerir.
Sumber: “ Mendidik Dengan Cinta” Irawati Istadi