er Pendidikan Guru TK - Guru Taman Kanak Kanak

Membuat Kreasi

Belajar Membaca : Seri Permainan Edukatif. Sebuah permainan edukatif yang murah meriah dapat kita buat sendiri dengan bahan yang tersedia di rumah atau meskipun kita harus beli, tidak membutuhkan biaya yang banyak. Tinggal kita menyiapkan waktu untuk membuat permainan edukatif ini yang sangat bagus untuk merangsang gerak motorik anak. Bahan-bahan yang dibutuhkan :

1.White board kecil atau tripleks bekas plafon yang mempunyai lapisan permukaan warna putih yang halus, kemudian kita gergaji menjadi bentuk segi empat kecil.

2.Magnet kecil, bisa dibeli atau bekas dari permainan anak yang sudah tidak terpakai atau bekas tempat pensil.

3.Spidol untuk white board atau marker

4.Mainan tempel, bisa menggunakan mainan yang biasa kita pasang pada pintu lemari es, mainan kecil dari bahan besi, atau plat besi kecil.

Memulai permainan :
1.Buatlah gambar baby flashcards yang menarik pada papan tripleks yang mempunyai permukaan warna putih dan halus, kalau bisa buat education card yang menarik agar anak tertarik.

2.Jangan lupa pada kartu belajar buat jalur-jalur. bisa saja dengan membuat jalan atau garis yang menghubungkan antara satu kartu anak dengan kids flashcards yang lainya, misal antara seekor binatang dengan makanan yang menjadi makanannya.

3.Letakkan mainan kecil seperti pada bahan-bahan baby flashcards nomor empat diatas permukaan papan education card yang halus.

4.Pegang magnet dibawah papan kartu belajar (dibalik papan) kemudian arahkan magnet tadi ke mainan kecil yang ada di permukaan. Gerak2kan magnet, sehingga mainan kartu anak tadi ikut bergerak.

5.Ajarkan pada anak cara memainkannya dan terangkan kenapa ini bisa terjadi.

6.Apabila anak sudah bosan dengan gambar kids flashcards yang ada, kita bisa membuat gambar yang lain, atau kalo ada gambar (poster) yang bagus kita bisa memasangkannya diatas papan tersebut.

Manfaat Anak Akrab dengan Ayah

SEHARIAN melakukan berbagai kegiatan bersama ayah, mulai dari bermain, memasak, belajar mungkin itu suatu hal langka bagi anak yang memiliki ayah super sibuk.
Memang secara kuantitas, keterlibatan ayah lebih sedikit dibandingkan ibu. Padahal ayah yang dekat dengan anak, akan memengaruhi emosi dan perkembangan si anak loh!


Peran Ayah Di Mata Anak
Peran ayah dalam keluarga sangatlah besar. Baik bagi istri maupun bagi anak. Bagi istri misalnya mendampingi saat hamil hingga melahirkan. Sementara bagi anak ayah menjadi tempat untuk bertukar pikiran, ayah juga mengajarkan anak untuk bersikap tegas dalam menentukan pilihan.

Ayah juga bisa menanamkan cara menghadapi persoalan sehari-hari, termasuk mengajarkan beragam solusi yang tepat dalam pemecahan masalah yang ada. Kedekatan antara ayah dengan anak, akan menciptakan keakraban dan kehangatan di rumah terjalin lebih kuat lagi.

Berdasar penelitian, kasih sayang ayah berpengaruh besar terhadap emosi dan perkembangan anak. Semuanya itu bisa dilihat dengan memiliki peran yang luar biasa dan hebat untuk tumbuh kembang anak, baik aspek fisik, emosi, kognitif maupun psikosialnya.

Memang, menurut Drs. Arief Nurcahyo psikolog dari Asosiate Personal Growth Jakarta, prinsipnya, bentuk kegiatan antara ayah dan ibu sangatlah berbeda. Misalnya saja, ayah lebih terlibat pada kegiatan yang sifatnya lebih sifatnya ke fisik atau melibatkan keterampilan motorik kasar, seperti bersama-sama bermain bola.

Sementara ibu lebih banyak terlibat pada kegiatan sehari-hari, seperti bersama-sama merapikan kamar, memasak dan seterusnya. Selain itu figur ibu lebih terlihat sebagai pemerhati mereka dan mengurus kebutuhan mereka setiap harinya.

Ayah Harus Bersikap Seperti Ibu
Sebenarnya mengurus anak bukan hanya tugas seorang ibu, bahkan seorang ayahpun harus berperan laiknya seorang ibu. Memang, ayah merupakan kepala keluarga, tapi bukan berarti ayah tak memiliki peran penting dalam keluarga. Baik ibu atau ayah, sama-sama dapat membentuk karakter dan mendidik anak.

Jadi, jangan beranggapan kalau urusan pendidikan anak merupakan tanggung jawab guru di sekolah. Selain itu, lingkungan juga berperan untuk membentuk watak dan perilaku anak. Anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orangtuanya, terlebih dari ayah dapat berakibat buruk terhadap perkembangan anak di masa yang akan datang.


Agar Anak Berprestasi Di Sekolah

Ada beberapa hal yang membuat prestasi anak Anda lebih rendah dari kemampuannya yang sebenarnya. Penyebabnya tentu saja sangat komplek. Beberapa anak akan sulit untuk dibantu aripada anak yang lain. Karena itu, sebelum mencoba memberikan bantuan kepada anak Anda, hal pertama yang harus Anda akukan adalah mencari penyebab mengapa potensi anak Anda tidak bisa tergali sepenuhnya.

Takut gagal

Banyak anak yang tidak mau berprestasi tinggi karena mereka merasa jauh lebih aman tidak mencoba sama sekali daripada gagal. Anak yang rentan terhadap gejala ini adalah anak yang merasa dirinya kurang dihargai, atau anak yang kakak atau adiknya berprestasi lebih tinggi dibanding dirinya. Atau anak yang sering mendapatkan tekanan dari orangtua supaya berprestasi tinggi. Karena itu, mereka lebih suka dicap malas daripada dikatakan bodoh atau tidak sepintar kakak atau adiknya.

Kurang dimotifasi

Beberapa anak bahkan tidak tau harus ke mana dan apa gunanya sekolah. Mereka kehilangan motifasi atau tidak merasakan apa enaknya sekolah. Mereka cukup disadarkan, bahwa pendidikan adalah untuk mencapai tujuan tertentu atau agar bisa bekerja di bidang tertentu.

Pengaruh teman

Sulit untuk mengarahkan anak yang tak biasa merasakan apa enaknya jika berprestasi bagus. Anak yang dikucilkan orang tua lebih suka mendengarkan anjuran dan nasehat teman-temannya dalam belajar ketimbang diperintah orang tuanya. Tindakan ang paling efektif adalah mengajak anak untuk memikirkan tujuan yang akan dicapainya di masa depan dan hanya memfokuskan perhatian pada mata pelajaran yang disukainya. Tanamkan dan kembangkan terus rasa percaya diri serta tonjolkan kemampuannya. Terkadang, mungkin anak terpaksa dipindahkan ke sekolah lain,untuk menghindarkan pengaruh buruk dari teman-temannya.

Tidak bisa mengatur waktu

Sering anak juga tak bisa berprestasi baik jika tak bisa mengatur atau membagi waktu. Perhatikan, apakah prestas buruk ini benarkarena anak Anda tak bisa membagi waktu. Terkadang, hal ini terkait dengan beberapa penyebab yang sudah disebutkan di atas. Tapi jika penyebabnya benar-benar karena anak tidak bisa membagi waktu, prestasi akan membaik jika anak sudah diajari bagaimana cara membagi waktu yang baik. Misalnya dengan membuat jadwal belajar. Atau membuat catatan harian tentang tugas yang harus dikerjakan pada hari itu.

Masalah emosional

Masalah emosional berkaitan dengan perubahan keadaan atau situasidi rumah tangga akibat meninggalnya anggota keluarga dekat, perceraian, atau peristiwa buruk tertentu yang menimbulkan trauma. Atau anak menjadi putus asakarena menderita penyakit tertentu yang penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama. Masalah emosional ini sebaiknya ditangani dengan hati-hati. Atau kalau ragu, Anda bisa meminta bantuan psikolog atau guru bimbingan dan penyuluhan di sekolah anak Anda.

Sangsi atau hukuman

Salah satu jalan efektif yang kembali digunakan orang tua adalah menghukum anak jika mendapatkan nilai yang jelek. Dalam hal ini, harus benar-benar dipisahkan antara masalah sekolah dengan konflik di keluarga. Bisa saja anak mendapat nilai jelek terus karena karena memang sedang ada konflik di keluarga. Jika ini masalahnya, jangan menghukum anak Anda. Sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahli pendidikan atau psikolog.

Hidup senang

Murid yang beranggapan segala sesuatu harus bersifat menghibur dan menyenangkan sering harus berjuang keras jika suatu pelajaran tidak seberapa menarik jika dibandingkan dengan harapannya. Tipe murid ini cendruk memilih-milih pekerjaan. Prilaku seperti ini akan cendrung sulit untuk diperbaiki jika orang tua selalu berusaha melindungi anaknya dari rasa kecewa lalu melimpahi anaknya dengan berbagai hadiah.


Menjumpai Kebencian Anak Pada Guru

Jangan sampai anak-anak benci kepada gurunya. Kalau sampai timbul rasa benci kepada gurunya, sudah pasti dampaknya akan sangat banyak. Misalnya anak akan malas belajar, malas pergi sekolah, malas ketemu gurunya, malas mengikuti pelajarannya, malas mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Yang pada akhirnya anak menjadi tidak berprestasi, tinggal kelas atau malah turun grade/turun kelas. Sekarang di Indonesia ada peraturan ini atau tidak, apabila seorang murid dalam keadaan tertentu maka harus turun kelas?Nah berikut ini ada beberapa hal yang dapat orangtua lakukan untuk mendeteksi atau mengatasi ketidaksukaan anak pada guru tertentu, seperti tips berikut ini:

* Biasakan untuk berdiskusi dengan anak sejak dini. Dengan begitu kita bisa mendeteksi gejalanya. Selain menjadikan anak dekat dengan orang tua, juga membiasakan anak untuk bersikap terbuka pada orang tuanya.

* Usahakan untuk kreatif berbicara mengenai pengalaman anak pada hari itu. Saat berkumpul dengan anak-anak, tanyakan bagaimana pengalamannya hari itu, apa saja yang diberikan oleh guru dan sebagainya.

* Dengarkan dengan seksama, usahakan tidak memotong pembicaraannya. Sebab, saat orang tua fokus mendengarkan, anak akan merasa dihargai dan akhirnya akan merasa nyaman untuk selalu berbagi pengalaman.

* Bila ada keluhan anak tentang guru tertentu, sebaiknya tidak menyalahkannya. Coba gali lebih dalam apa permasalahannya dan berikan penyelesaian.

* Selesaikan masalah sesegera mungkin. Hindari sampai berlarut-larut karena bisa berakibat merosotnya prestasi belajar anak. Apabila diperlukan, ceritakan masalah ini kepada guru yang bersangkutan, ke depannya mungkin ada perubahan cara mengajarnya.

Eh, seorang guru akan marah tidak ya seandainya ada kritikan dari orang tua murid? Perlu cara penyampaian yang bijaksana ya. Semoga, langkah kedepan akan lebih baik, bermanfaat juga buat semua murid, bukan hanya murid yang bermasalah saja. Karena kemungkinan ada anak/murid yang merasakan hal yang sama, tetapi tidak berterus terang kepada orang tuanya. Dan orang tuanya mengira bahwa semua baik-baik saja.



Menagatasi Anak Yang Suka Berbicara Jorok dan Kasar

Pernahkah Kita mendapati atau mendengar kata-kata kasar dan kotor meluncur begitu saja dari mulut si kecil? Kemudian Anda berpikir, padahal tidak ada yang memberikan contoh seperti itu, baik di rumah maupun teman-temannya di sekitar rumah. Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapinya?Banyak orangtua yang merasa sudah memerhatikan perkembangan dan lingkungan si kecil dengan seksama, tapi tiba-tiba menemukan si kecil melontarkan kata-kata yang kasar dan jorok di hadapan kita. Hal ini tentu sangat mengejutkan karena Anda merasa di rumah tak ada yang berlaku seperti itu. Orangtua pun akan khawatir jika si kecil akan mendapat pengaruh buruk dari lingkungan yang lain dan mulai mencari solusi agar si kecil tak terkontaminasi lebih parah.

Mengapa anak-anak bisa mengatakan kata-kata kasar dan jorok?

1.Karena secara tidak langsung anak-anak menikmati reaksi orang-orang di sekitarnya dan mencontohnya, seperti ia ditertawakan seolah-olah itu lucu dan menghibur, atau diperhatikan dengan rasa kaget dan ingin tahu dari lingkungannya.

2.Anak berkata kasar atau jorok bisa juga karena ia menirunya dari teman di sekolah, sekadar iseng, atau saat ia merasa marah dan mengetahui bahwa kata tadi bisa memancing kekesalan orang lain.

3.Bisa juga karena si kecil sedang mempelajari kata-kata yang baru dan senang dengan bunyi kata itu tanpa mengetahui artinya.
Sangat kaget ketika pulang sekolah, anakku mengucapkan kata-kata seperti itu. Ketika ditanya: "Tahu artinya tidak?" Ia jawab: "Tidak". Kemudian bercerita bahwa anakku hanya ikut-ikutan temannya mengatakan kata tersebut. Dan Alhamdulillah...akhirnya ia mau melupakan kata tersebut meski pelan-pelan.

Ada banyak alasan mengapa anak kita berkata kasar atau jorok. Cara mengatasi anak yang suka berbicara kasar dan jorok, yaitu:

1. Perhatikan saat kapan dan apa yang terjadi setelah anak berkata kasar atau jorok. Ini agar kita bisa mengerti alasan si anak.Dengan mengetahui itu, kita akan lebih mudah mengatasinya.

2. Saat anak mengucapkan kata kasar dan jorok, kita bisa bertanya kepada anak, misalnya darimana ia mendapatkan kata tersebut, kata tersebut artinya apa, juga misalnya akibat apa jika kata tersebut diucapkan kepada orang lain, dan sebagainya.

3. Jika anak tidak mengetahui arti dari kata kasar atau jorok tadi, kita dapat memberi tahu artinya secara singkat dan jelas, juga mengenalkan akibatnya jika ia mengucapkan kata-kata itu kepada orang lain.
Anak usia 4 tahun pada umumnya senang mempelajari kata-kata baru, apalagi di usia ini kemampuan berbahasa dan menyerap informasi anak-anak sedang berkembang dengan pesat.

4. Bila ia mengucapkan kata kasar atau jorok karena marah, Anda bisa mengajarkannya dengan memberi tahu kata-kata apa yang boleh diucapkannya ketika ia sedang marah. Anda juga bisa memberi tahu kepada si kecil bahwa kata-kata itu tidak boleh digunakan di dalam keluarga.

5. Ketimbang Anda memberikan hukuman atau peringatan keras kepada anak saat mengucapkan kata kasar atau jorok, lebih baik berikan perhatian saat ia mengucapkan kata-kata yang sopan sehingga ia lebih sering dan senang mengucapkan kata-kata yang baik.

6. Jika kata-kata kasar atau jorok yang diucapkan oleh anak berasal dari sekolah, memindahkannya ke sekolah yang lain tak akan menyelesaikan masalah. Anda tak mungkin menemukan sekolah dan teman-teman yang steril bagi si kecil karena sekolah dan teman merupakan lingkungan sosialisasi anak, di sana pula hal-hal yang dinilai baik dan buruk sangat sulit dipisahkan.

Apalagi pada anak usia 4 tahun, minat untuk mencoba dan mengeksplorasi hal baru sangat tinggi, termasuk mencoba-coba hal yang negatif tanpa ia sadari.

Percayakan ia mengeksplor, mengetahui hal baru, dan melakukan apa yang dapat ia lakukan secara mandiri di lingkungan sosialnya. Batasan-batasan dan aturan, kasih sayang dan perhatian, dukungan dan kepercayaan yang diberikan oleh keluarga setiap harinya justru menjadikan anak untuk tumbuh secara kuat dan baik di lingkungan luar rumah.

Membuat Anak Ketagihan Belajar?

Banyak dikeluhkan orangtua, “Kenapa anak saya ngga senang belajar, maen aja seharian”, percayakah Anda bahwa kehidupan sejati kita manusia adalah seorang pembelajar? Tapi kita sering memberikan perlakuan yang tidak menyenangkan saat anak belajar (secara tidak sadar) bahkan dulu kita pun mungkin diberikan stimulasi yang salah sehingga belajar itu tidak menyenangkan.Misalnya, saat anak kita bayi dan berumur 1 tahun. Dia ingin memasukan semua barang yang dapat ia pegang ke dalam mulutnya, benar? Nah yang kebanyakan orang lakukan saat itu adalah berkata “eh… itu kotor, ngga boleh” sambil menarik barang tersebut. Sebenarnya ini adalah perilaku dasar pada saat seorang anak belajar. Kemudian saat dia mulai bisa berjalan, mulai ingin tahu lebih banyak tentang lingkungan sekitar, semakin banyak larangan yang dikeluarkan oleh orangtua ataupun pengasuh. Mungkin karena lelah menjaga anak seharian, sehingga banyak larangan yang dikeluarkan. Padahal ini adalah keinginan mereka untuk tahu (belajar) lebih banyak, mengisi database di otaknya yang masih kosong dan perlu diisi.
Saat mulai bisa berbicara, bertanya ini dan itu. “Ini apa? Kenapa?” Jawaban yang diterima “lha tadi sudah tanya, tanya lagi dasar cerewet” mungkin saat itu pengasuh dan orangtua sedang lelah juga saat menjaganya sehingga malas dan capek untuk memberikan penjelasan dan ini adalah proses belajar seorang anak. Ada barang baru dirumah dan anak ingin memegangnya atau mengetahui lebih dekat, maka kita orangtua dan pengasuhnya menjauhkan barang tersebut darinya, dengan dalih nanti rusak karena barang mahal.

Berikut adalah tips bagaimana agar, anak kita menjadi rajin dan mudah sekali belajar dan sekolah.
1.Saat pulang sekolah tanyakan “hai sayang, apa yang menyenangkan hari ini disekolah?” Otomatis otak anak akan mencari hal-hal yang menyenangkan disekolah dan ini secara tidak langsung akan memberitahu sang anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan.

2.Saat anak tidur (Hypnosleep), katakan “makin hari, belajar makin menyenangkan”, “sama halnya dengan bermain, belajar juga sangat menyenangkan”, “mudah sekali bagimu untuk belajar (berhitung, menghafal dll)”.

3.Jelaskan manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari (sesuai dengan minat anak tersebut) misal: dengan mempelajari perkalian, maka saat liburan naik kelas nanti nanti kamu bisa menghitung berapa harga barang yang akan kamu beli di Singapore. Dan kamu bisa membandingkannya dengan harga di Indonesia. Jika kamu menguasai conversation dalam bahasa inggris maka kamu akan sangat mudah berkomunikasi dengan pelatih sepak bolamu yang dari Thailand.

4.Mintalah guru les pelajarannya (jika ada), sering-sering mengatakan bahwa anak kita adalah anak yang hebat dan luar biasa. Pujian yang tulus dan memompa semangatnya jauh lebih penting dari pada mengajarkan tehnik-tehnik berhitung dan menghafal yang cepat. Mintalah bantuan orang-orang sekitar termasuk guru untuk meningkatkan harga diri anak kita.

5.Jika anak kita masih kecil dan masih suka dibacakan dongeng, bacakan dongeng dengan posisi memangku dia (dengan posisi yang nyaman, serta memudahkan kita orangtua untuk memberikan ciuman kasih sayang atau pelukan sayang) tujuannya agar anak mengkaitkan membaca buku dengan rasa cinta dari orangtua dan buku adalah hal yang sangat menyenangkan.

6.Gunakan surat rahasia dari orangtua kepada anak, kita bisa berkata “nak, Ibu telah meletakan surat rahasia buat kamu. Cuma kamu dan ibu yang tahu isinya. Ibu letakan dibawah bantal tidurmu, bacalah setelah makan ya”. Isinya bisa berupa kata-kata yang menyemangati anak dalam kegiatan belajar dan sekolahnya